10

3.2K 39 0
                                    

.
.

     "Aku ingin melihat kamar mu, boleh yaa"

Ameera Meraih tangan adik nya, Violet dengan penuh ketakutan melirik Allan. Ia tahu jika keadaan kamar begitu berantakan. Dan Allan tentu akan Marah jika siapapun berani masuk ke dalam sana.

    "Kak begini kamar ku sedikit berantakan, Karenaaa..... Itu, ,,,,"

   "Sayang tadi Aku lupa menyusun Pakaian dalam ku, ah terdengar sangat memalukan tapi..... Maafkan aku sayang aku akan menerima hukuman mu"

Allan bicara seperti membujuk pada Violet yang tentu saja merasa semua seperti Kebohongan paling buruk yang pernah ia dengar.

Semua tertawa dan mulai membual serta mengolok-olok menjadi lelucon antara Mereka.

Ameera Terlihat kecewa dan memilih diam di tempat nya.

     "Tidak ku sangka, Ternyata mereka memang berjodoh. Kami senang melihat semua bahwa kalian bisa akur dan terlihat begitu mesra, Sungguh manis"

Puji Orang tua Violet membuat semua membenarkan dan kembali begitu ceria, namun di sisi sopa Wanita paruh baya Tersenyum paksa menatap semua dengan perasaan begitu terpukul serta kasihan. Erina tahu kebohongan Putra Nya dan tentu yang ia lihat adalah tipuan Yang sempurna.

Jika Allan bukan putra kesayangannya dan buah hati yang lebih berharga dari apapun maka ia pasti akan membanting Tangan nya untuk menampar Putranya tersebut hingga pingsan.

Ia harus memohon dan bersimpuh sedih pada Putranya agar bersedia Melakukan kebohongan ini, Erina Mengorbankan hati nya hanya untuk menghibur dan menutupi agar Ryno suami nya tidak Sampai sakit lagi karena ulah kenakalan Allan. Ia tidak mau kesalahan sama terjadi dan terulang lagi.

    "Sayang, Bersiaplah kau begitu pintar membuat masakan kan? Ayo siapkan sesuatu buat orang tua kita yaa, oh yaa aku akan membantu... Hmmm"

Violet mendongak tak percaya, Kini untuk pertama kalinya ia Menatap wajah Allandra dari jarak yang sangat dekat.

    "Tidak perlu repot Allan, biarkan Ibu yang melakukan"

Ujar Erina Membuat Allan Mengangguk. Violet sampai merasakan matanya panas, entah kenapa ada sesuatu yang ingin jatuh dari pelupuk matanya namun tertahan. Ia berusaha mencerna apa yang terjadi.
.
.
.
     Kebersamaan begitu sempurna, ternyata Ameera tidak lama sebelum nya kembali dan menjelaskan bahwa Ia Sibuk untuk dunia nya itulah sebabnya ia tak ingin menikah dan kabur. Sebenarnya Ameera pantas untuk di benci hingga membuat gadis tak bersalah menanggung semua seorang diri.

Namun melihat semua keharmonisan itu semua menjadi bersyukur dan tidak menghawatirkan apapun lagi.
.
.
.
     Violet Menutup pintu kamar dan kaki nya yang lemas membuat nya terduduk. Ia tidak bisa melakukan kebohongan namun apa boleh buat semua demi kebaikan orang tua Nya.

Violet membayangkan ia akan lepas dari hubungan namun sepertinya ia akan semakin terjerat.
Keceriaan seakan tidak ada habisnya. Rumah menjadi sangat ramai, Allan pergi pagi dan pulang Cepat, Dan satu hal yang paling membuat Violet tak percaya Ketika Allan datang membawa kan nya coklat dan bunga sebagai hadiah. Drama konyol yang begitu berlebihan semakin membuat hati Violet bergemuruh sedih.

Harusnya ia berbohong pada diri sendiri namun sekarang ia harus berbohong pada semua orang, sakit sangat sakit.

    Violet mendengar pintu terbuka kemudian tertutup, ia memejamkan mata berusaha pura-pura tidur, ia capek terus ber akting sudah beberapa hari orang tua mereka menginap dan selama itu juga Kisah cinta romantis terjadi.

    "Sayang kau sangat sibuk sekarang, aku merindukan mu.... Aku tidak bisa sayang terus begini aku akan Mencoba Melakukan apapun sekarang. Sayang ayooo bertemu dan buat aku untuk bersama mu setiap saat bagaimana pun caranya"

Suara dari balik telpon walaupun kecil tentu terdengar oleh violet karena Ruangan yang sunyi dan dirinya masih belum tidur.

     "Aku harus melakukan semua agar masalah ini cepat selesai dan menikahi mu Tyara, Jangan mengeluh terus aku mohon aku juga sangat tersiksa "

Bicara Allan seperti berbisik penuh Prustasi.

    "Hanya ada satu cara agar Orang tuamu tidak bisa menolak ku syang, buat aku Hamil anak mu"
.deg deg deg..... Kamar yang hening namun tidak bagi jantung violet ia Bergemuruh mendengar semua. Namun ia tak mampu untuk membuka mata.

      "Jangan bicara sembarangan, Buatlah dirimu di terima dengan hormat Tyara. Aku mencintaimu tapi tidak egois dengan melakukan itu"

    "Apa karena Gadis Bodoh itu hah? Dia hanya anak kecil Sayang, dia hanya gadis yang terlalu cinta pada Harta mu dan terlalu penurut. Hanya aku yang bisa mencintai mu "

Allan tidak menjawab. Namun suara nafas itu menghela berat.

    "Sekarang tidurlah, aku akan memikirkan banyak hal besok... "

    "Tapi sayang......"

Allan menutup telpon secara sepihak seperti biasa.

Aaaahhhhhhhhhh......

Allan kembali menjambak rambut Nya.

Sebenarnya violet sudah biasa mendengar Allan telponan dengan kekasih nya itu namun entah kenapa Baru kali ini pembicaraan yang violet dengar bisa sampai membuat dada nya sesak.

Tidak salah juga jika bicara bahwa memang sungguh egois ketika cinta tidak di restui oleh orang tua padahal begitu sangat saling mencintai, Namun kenapa harus dirinya yang terjebak, itulah yang ada di benak violet lalu memejamkan mata berharap semua hanya mimpi
.
.
.
     Berlagak dan memamerkan kemesraan beberapa hari kini waktunya semua berakhir.
Violet tahu sejengkal saja mobil orang tua mereka keluar maka Situasi akan Menjadi kembali seperti semula, ia akan menyiapkan mental menghadapi semua kemungkinan.

Dan yang terburuk adalah Dirinya akan Di tendang oleh Allan Untuk pergi keluar, tidak jauh lebih buruk di banding dirinya harus kembali ke kamar dan berdebat hebat dengan Pria tersebut.

Violet menyeka air matanya ketika Ibu mertuanya memeluk erat dan Mencium kening Nya seolah enggan berpisah. Terlihat betapa Erina menyayangi menantu nya itu. Tatapan Erina ke arah Allan yang melihat mereka berpelukan.
Seakan tatapan itu menjelaskan banyak hal.

    "Ingat apa yang Ibu bilang.... Semoga Berhasil Sayang, tolong bantu Ibu"

Bisik nyonya Erina Membuat Violet sampai meneteskan air mata.

    "Aku bersumpah jika tidak berhasil dengan semua ini maka jangan panggil aku Violet" batin Violet seraya mengangkat tangan untuk melambai memberi salam perpisahan, violet tahu waktunya tidak sedikit, Pamit nya orang tua mereka itu bukan hanya sekedar pamitan biasa melainkan mereka tidak akan berkunjung lagi untuk waktu yang lama.

Violet memasuki rumah kembali, suasana hening bagai kuburan semua kepalsuan telah usai. Taka ada pembicaraan apapun Violet memilih pergi. Begitu juga Allan yang langsung pergi entah ke mana.
.
.
.
   Ckkek...... Pintu di buka. Allan Melihat jam tangan nya itu tandanya ia masih bisa pergi dengan alasan ke kantor.

Violet sibuk entah apa yang ia lakukan yang pasti kata asing itu kembali terjadi.

Allan bergegas seperti di kejar maling untuk pergi karena ia sudah sangat telat.

Aaaaaaaahhhhhhhhnhhh

    "Nyonyaaaa....."
..
..

HANYA KAMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang