✧ Sorry ✧

302 28 2
                                    

Para Hunter telah berlatih sekitar dua minggu lebih, sudah terlihat seluruh Alpha di berbagai wilayah milik Moon Eclipse telah menjadi kuat, Para Beta pun juga semakin berkembang. Semuanya tengah sibuk mempersiapkan datangnya peperangan, karena giok yang berada di tangan Hyunjin itu berubah warna menjadi pekat.

Jisung kini sedang mengasah anak panahnya, tangannya yang memiliki banyak bekas luka itu dengan telaten membuat tajam besi itu. Ia sendirian di sana karena kedua Hyung nya pergi untuk berlatih di tengah hutan, teman-temannya masih berlatih bersama para gamma, kembarannya sedang menemani kakak iparnya yang sedang mengandung. Hanya dia, Omega yang berani mempertaruhkan nyawanya untuk menjaga pack ini.

"Yoooo Jisung-ie!!!" Ujar Jeno, ia adalah temannya Hyunjin.

"Oh Hyung! Tidak latihan?" Tanyanya.

Jeno duduk di sampingnya, ia rentangkan kedua tangannya keatas untuk melemaskan semua otot yang baru saja bekerja.

"Aku sudah latihan dari pagi, Pemimpin Alpha sangat kejam jika memberi perinta ya?" Ucapnya sembari terkekeh.

Jisung pun ikut menertawakan kalimat Jeno, "Sebagai pemimpin pasti Appa sangat khawatir dengan semuanya, dulu memang bebannya ringan tapi sekarang semakin luasnya kekuasaan semakin berat juga pundaknya."

Jeno mengelus puncak kepala Jisung.

"Aku tidak bisa membayangkan jika musibah itu terjadi. Musim dingin abadi ini akan penuh dengan darah, mata air panas dan sungainya akan menjadi merah, oh! Sungguh aku tidak ingin pack tercinta ini hancur."

"Semoga saja, Hyung. Semoga saja ramalan dari giok milik kaum serigala putih itu tidak benar." Ucap Jisung.

Ia juga tidak bisa membayangkan bagaimana jika semua itu terjadi, ia belum siap, belum siap untuk berpisah.

"Omong-omong bagaimana keadaan kakak iparmu?"

"Baik, ada apa?" Jisung mengerutkan dahinya dan menatap tajam kearah Jeno.

"Haish! Ada apa kau menatapku begitu huh?!"

"Kau sangat mencurigakan."

Jeno tertawa lepas, mengundang atensi dari Hyunjin dan Minho yang baru saja kembali dari hutan. Minho menatap tidak suka kearah Jeno yang asik tertawa karena Jisung.

"Aku hanya penasaran, aku melihat secara langsung bagaimana para serigala putih itu menyembuhkan Hyunjin yang hampir mati, itu gila! Seperti di dunia sihir, mereka bisa menyembuhkan orang yang sakit. Tapi saat mendengar faktanya aku menjadi kasihan kepada mate kakakmu"

"Jangan seperti itu, itu kekuatan cinta!" Ujar Jisung.

Hari mulai gelap, Jeno mengucapkan kalimat selamat tinggal kepadanya dan ia juga harus pergi menuju kerumahnya.

Langkahnya tidak terburu-buru seperti para kawanan dan juga tidak terlalu lambat seperti para Omega. Sesampainya ia di kediaman ia bisa melihat keluarga kecilnya yang sedang berbincang di teras rumah, disana ada Hyunjin, Appanya, Eommanya dan Minho, kemudian Yongbok datang bersama Jeongin di sampingnya.

"Aku pulang." Ucap Jisung.

"Jisung-ie! Mau teh?" Tanya sang Eomma.

"Tentu, buatkan aku teh wangi terbaikmu eomma!"

Seungmin terkekeh, ia menyeduh teh untuk anaknya.

"Jeongin, bagaimana keadaanmu?" Tanya Bang Chan.

Jeongin berjalan mendekati Hyunjin dan duduk di sebelahnya.

"Baik, tidak terjadi apa-apa pada tubuhku Appa mertua." Ucapnya sembari tersenyum manis.

Hyunjin tidak bisa menerima senyuman itu, ia tau jika Ayen nya ini sangat terluka dan setiap harinya tidak merasa nyaman. Ia selalu menggumamkan kata maaf jika Jeongin tersenyum seperti ini. Tetapi, Jeongin selalu mengenggam tangannya agar dirinya tenang dan tidak merasa bersalah.

Moon Eclipse || Stray Kids Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang