Bab. 2

53 10 0
                                    

Mencari Jalan

.

.

...

Jimin kembali dalam kesendirian, tubuhnya meremang ketika kembali menyadarinya, mau berbalik dan menjaga Taehyung saja, tapi itu tidak menyelesaikan masalah ...

Taehyung butuh bantuan sesegera mungkin, dia kritis, setengah berlari Jimin mulai berteriak minta pertolongan, penglihatannya kabur karena ada air tergenang di kelopak bawah matanya, 

.

"Please bertahan Taehyung, aku bakal berusaha secepatnya ... Hghhhggghgh" gumaman yang sesekali terbit di bibirnya di sela isak tangis dan ungakapan semangat untuk diri sendiri.

Asanya tetap tebal meski yang di lihatnya hanya pohon kering dengan akar menutupi dasar jurang, sudah masuk musim penghujan, tapi jelas perlu waktu untuk pohon pohon ini bisa menumbuhkan lagi daun mereka sementara lumpur yang menjadi inang penghisap makanan.

Jimin menyadari dia berjalan dibawah ranting mati yang hitam, dia tidak akan terlihat dari atas, hingga dengan sekuat tenaga dia berteriak berkali kali, terutama jika ranting yang bagaikan jemari hitam itu merenggang,

perjalanan panjang yang mengikis asanya berserak bersama peluh dan airmata, hingga menjelang tengah hari tenggorokannya memberi warning untuk segera mengalirinya dengan air.

Jimin berjalan terus tanpa henti, tak ada persimpangan jalan, salah atau benar hanya ke satu arah dia menuju, dan tujuan itu adalah ketidak pastian, dia memakan sisa coklat dan setengah botol terakhir air mineral yang dibawanya sambil menangis, mengkhawatirkan Taehyung lebih dari dirinya sendiri, dan itu juga yang membuatnya kembali berjalan menapaki tanah berlumpur dengan ranting pohon mati diatasnya, cahaya matahari seperti bergerak bersama langkah kakinya, tapi sama sekali tak memberikan kesempatan untuknya bisa melihat seorangpun ...

Jimin mulai berpikir, apakah tak ada yang berusaha mencarinya ?

apakah tak ada yang merasa kehilangan dirinya ?

apakah papa, mama, kakak, atau Jungkook tak lagi peduli padanya ... ?

Benar kata Taehyung, mereka harus mencari jalan pulang karena jika tidak ditemukan mereka akan mati bersama di dasar jurang.

Kekuatan itu jelas bukan milik Jimin,  Jimin tidak pernah berjalan jauh kecuali berkeliling mall bersama Jungkooknya, Jimin juga tidak pernah menyentuh lumpur kotor, Jimin bahkan takut segala jenis serangga,

Segala tentang Jimin adalah keindahan ...

Jimin anak manja, hidupnya bahagia dan selalu terlindungi oleh kasih sayang tiga orang sejak bayi, dan bertambah satu setelah mengenal Jungkook, dirinya nyaris tak pernah mengeluarkan tenaga selama dua puluh tahun kehidupan, selalu ada mama yang mengerjakan banyak hal untuknya, kak Hobi yang menjadi pelindungnya, dan papa yang mencukupi kebutuhannya, yang mana setelah bertemu Jungkook ... Lelaki itu menjadi penyempurna segala keinginannya.

Dan hari ini dia di paksa keadaan untuk mengeluarkan tenaga yang di simpannya selama dua puluh tahun untuk berteriak, untuk berjalan, dan untuk berpikir mencari jalan keluar.

Jimin kembali menangis mengingat seorang yang dia tinggal dibelakang, terakhir dia melihat dada kiri Taehyung basah oleh darah, batuk darah, dan wajahnya terlihat pias ...

.

"Hati hati Jimin " ucap Taehyung lemah sebelum dia beranjak subuh tadi ...

.

"Jimin ... nama ku Taehyung ..."

Isakan Jimin kembali terdengar seiring langkahnya yang kembali menguat, jika ini bukan untuknya, maka dia akan berusaha untuk Taehyung ...

Love Win AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang