Author POV
Old City Cafe, Braga
09:00 WIBBrakk..
"Hahh..hahh, untung gak telat."
"Lama bener datengnya Bri, perasaan rumah lu gak jauh-jauh amat dari sini,"
karena suara pintu ruangan staff terbuka begitu keras, Hesha sontak mencari sumber suara yang ternyata Brian, temannya yang datang ngos-ngosan. Yang diajak bicara masih terdiam sejenak mengambil nafas sambil berjalan ke arah lokernya untuk mengambil apron beserta name tag, lalu mengenakannya,
"Lupa gua kalo hari ini hari jumat bang, macet tadi."
Selesainya, mereka berdua berjalan keluar ruang staff menuju counter untuk mempersiapkan peralatan mereka karena cafe sudah mulai buka. Namun, tiba-tiba saja pintu cafe terbuka dan disusul suara bisik-bisik dari staff cafe lainnya. Brian yang masih fokus dengan kegiatannya, tidak mempedulikan hal itu, berbeda dengan Hesha yang langsung melihat ke arah pintu masuk sambil menepuk-nepuk pundak Brian,
"Bri, liat deh Bri, ada Binar si selebgram yang lagi naik daun."
"Gak tertarik bang."
"Liat dulu elah Bri."
Brian yang sudah tidak tahan dengan ocehan temannya pun langsung mengikuti arah pandangan Hesha. Dan benar yang dikatakan Hesha, yang sekarang dia lihat adalah Binar Danisa Candramaya, seorang selebgram yang baru-baru ini sedang naik daun di kalangan anak muda.
Binar POV
Pagi ini, aku memiliki janji dengan temanku, Kak Jievera di salah satu cafe di Braga. Dia memilih pagi karena nanti sore dia sudah harus pergi ke Jakarta karena jadwal pemotretan. Saat ini aku baru saja sampai di cafe yang dimaksud. Pandanganku melihat interior seisi cafe yang memiliki vibes kota tua sesuai namanya, tentu saja dengan pandangan para staff disana menatapku sambil berbisik.
Karena merasakan ada pandangan lain yang terus menatapku dari arah counter, aku langsung memandang ke arah counter dan mendapati salah seorang staff yang menatapku dengan tatapan biasa saja. Kami terus saling memandang selama beberapa menit sebelum pintu cafe kembali terbuka, dan aku mendengar suara yang begitu familiar,
"Lho Binar, baru dateng ya?"
Aku langsung memutuskan pandanganku dengan staff itu dan berfokus kepada Kak Jievera yang baru saja datang.
"Iya nih Kak, baru aja sampe. Pesen dulu yuk, mumpung masih sepi baru buka," ucapku sambil berjalan menuju counter untuk memesan minuman. Ternyata yang melayaniku di kasir bukanlah staff yang menatapku tadi, tetapi dia ada di sana sedang bersiap-siap membuat minuman pesananku dan Kak Jievera. Aku sempat sekilas melihat name tag mereka berdua, oh ternyata si barista namanya Brian dan yang melayani di kasir bernama Hesha.
Selesainya memesan dan membayar, kami berdua menuju tempat duduk. Sambil menunggu pesanan, kami berbincang-bincang membicarakan yang terbesit di pikiran kami.
"Eh Nar, aku sepertinya kenal dengan dua orang yang di counter itu. Yang barista itu temen seangkatanku tapi beda jurusan dan yang di kasir itu senior 2 tahun diatasku, dia satu jurusan dengan Brian," ucap Kak Jievera sambil melirik ke arah counter. Aku pun mengikuti arah lirikan matanya sekilas,
"Kalo kenal, kok mereka berdua seperti tidak mengenal kakak?"
"Waktu kuliah, Brian anaknya banyak diam dan terkenal muka judes. Kalau Kak Hesha anaknya sedikit extrovert, tapi baik aku maupun dia jarang sekali bertemu, jadi mungkin itu alasan mereka tidak mengenalku. Mereka tuh dulu kemana-mana selalu berdua, tapi semenjak Kak Hesha lulus, Brian jadi sendirian dan jarang berinteraksi."
KAMU SEDANG MEMBACA
BRAGA
Romance" Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum." - M.A.W. Brouwer Apakah Bumi Pasundan akan membuat semua di dalamnya tersenyum dengan keindahannya atau justru sebaliknya?