Ruang rapat sudah dipenuhi oleh banyak orang. Mereka masih saja mengobrol sembari melirik laporan masing-masing. Memeriksa kembali hasil pekerjaan mereka. Tidak lama kemudian pintu terbuka. Seseorang bersetelan jas hitam dan kemeja putih masuk, membuat suasana seketika hening. Dia duduk di kursi khusus untuk CEO perusahaan tersebut.
"Apakah semuanya sudah berkumpul?" Tanyanya.
"Sudah pak Rizal." Ucap salah seorang bawahannya.
Pak Rizal mengangguk. "Baik. Langsung saja kita mulai rapat mingguan kita. Divisi 1, bisa saya lihat laporannya?"
Divisi 1 yang dimaksud pun memberikan map berisi laporan pekerjaan mereka. Pak Rizal menerima sambil membacanya dengan seksama. Sementara divisi 1 memaparkan isi secara keseluruhan tanpa melewatkannya. Terkadang pak Rizal pun bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti atau hanya untuk memastikan kinerja mereka.
10 menit, 20 menit, 30 menit waktu berjalan sudah rapat itu berjalan. Berbagai divisi pun menyampaikan laporan mereka masing-masing. Sampai tiba-tiba dering telepon dari pak Rizal berbunyi. Ia meminta para bawahannya untuk izin keluar ruang rapat terlebih dahulu. Ia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelponnya.
Ayy is calling now..
"Halo sayang. Kenapa?" Jawab pak Rizal.
"Katanya mau langsung pulang habis rapat?" Jawab suara perempuan di seberang sana.
"Kan aku masih rapat, laporannya masih banyak yang harus aku periksa jadi belum selesai." Balas pak Rizal.
"Cepetan, memek aku udah gatel mau dimasukin kontol kamu yang gede. Hehe..."
Mendengar itu spontan membuat junior dari pak Rizal mulai bereaksi.
"Heh nakal ya, aku masih kerja nanti langsung pulang kok."
"Ayo sayang... cepetan yah... ahhh.. aku pengen ngemutin kontol kamu..." pancing lawan bicaranya itu. Membuat kontol pak Rizal semakin bangun. Sudah terlihat gundukan besar di celananya. Ia pun berusaha menutupinya dengan jas yang ia kenakan.
"Abang jadi sange dek. Iya abang cepetin nanti telepon lagi. Kita main sampe 5 ronde abang ladenin."
"Nah gitu dong, aku tunggu yaa."
Telepon terputus, namun junior milik pak Rizal tidak kunjung turun. Membuat celana yang dikenakannya merasa sesak.
"Pak, maaf mau ke kamar mandi dulu." Seorang pegawai perempuannya keluar dari ruang rapat dan meminta izin pada pak Rizal.
"Iya boleh, tapi langsung balik lagi ke-"
BZZZTT!!
Pak Rizal tiba-tiba saja menghilang bersamaan dengan percikan listrik biru yang muncul di sekitarnya dalam sepersekian detik. Meninggalkan ponselnya yang terjatuh ke lantai. Pegawai perempuan yang melihat itu kaget dan langsung berteriak.
"AAAAAA PAK RIZAL MENGHILANGG!!"
***
"Andi! Lo bolos lagi?" Tanya seorang siswa SMA yang berjalan mendekati temannya yang sedang merokok di warung belakang sekolah.
"Iya Gani. Mager banget gue mana nanti pelajaran pak Syarif. Matematika gue bodoh banget, belum ngerjain tugasnya juga."
"Ealah. Gitu doang. Ya udah gue temenin deh." Ucap Gani seraya duduk di sampingnya. "Bagi rokok."
"Ngapain lo ikut bolos juga dah?" Ucap Andi. Ia memberikan sebatang rokok pada Gani. Temannya itu pun ikut menyesap asap dari puntung yang terbakar itu.
"Gue juga belum ngerjain tugas soalnya, haha..."
"Sialan."
Mereka berdua menikmati kegiatan merokok mereka. Meski di siang hari begitu panas, mereka dengan santai saling ngobrol dan membicarakan banyak hal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Survival G Game
FantasyBagaimana jika kalian ditawarkan uang sejumlah milyaran dengan syarat hanya cukup memenangkan sebuah permainan? Permainan ini cukup mudah dipahami. Tetaplah hidup dan tidak tertangkap di sebuah pulau tak berpenghuni hingga waktu yang ditentukan. Pe...