Chapter 01 : Man in Black

260 23 2
                                    

Dyanxian 1005
Present
.
.
.

Aku tidak tahu aku ini disebut apa. Dewa, malaikat, peri. Entahlah. Namun pada saat seorang anak manusia  mengalami masalah dan kesulitan, tanpa makna tertentu, mereka memohon pada kekuatan yang lebih besar. Sejauh ini, tak ada seorang pun yang membuat hidupku berwarna selain abu-abu dan hitam. Tak ada seorang pun bertanya tentangku yang tak akan pernah mati walaupun ratusan tahun telah berlalu. Selama hidupku, aku tidak banyak melihat manusia yang bertekad kuat dan mampu mengusikku. Hingga akhirnya suatu malam aku mendengar. Detik sesosok mahluk sepertiku merasa tersentuh adalah saat yang berbahaya. Sentuhan itu begitu kuat, menimbulkan emosi yang membawa ribuan sensasi. Aku mendengar suara lembutnya, wajah indahnya di cermin alam. Bahkan di malam tergelap pun, cahayanya merekah begitu indah, lantunan kata demi kata merasuk dalam jiwa.

Wahai dewa, malaikat, iblis, peri, atau siapa pun ... aku---Xiao Zhan, memohon padamu, datanglah sebagai pelindungku, dan wujudkan keinginanku ....

 

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Xiao Zhan duduk dekat jendela, menatap keramaian jalan yang tidak dia minati. Kembang api warna warni meledak di mana-mana, di setiap penjuru kota. Malam perayaan tahun baru, dia kembali ke saat-saat yang paling dia benci ketika pikirannya terus memeriksa kembali saat terakhir mengikuti perayaan semacam itu, dan bagaimana jejak kenangan kelam menghantuinya sepanjang waktu.

Malam itu, setelah pulang dari kerja paruh waktu di sebuah toko, Xiao Zhan memutuskan tidak mengikuti pesta perayaan tahun baru di taman dekat kampus. Dia memilih duduk di Coffee Talk, sebuah kedai kopi yang beroperasi dua puluh empat jam dengan gaya vintage yang tenang, berjarak lima menit jalan kaki dari hiruk pikuk pesta kembang api. Dia hanya ingin menenangkan diri sebentar saja.

Kedai kopi tidak memiliki banyak pengunjung malam ini. Tidak ada dengung percakapan selain alunan musik "Romance in F" yang mengalir lewat pengeras suara.

Suara langkah kaki berderap dan tergesa tiba-tiba mengusik ketenangan kedai. Seorang tamu lagi telah datang, dan bergerak ke arah Xiao Zhan berada.

"Luhan?" Sepasang mata Xiao Zhan cemerlang oleh kegembiraan melihat siapa yang datang. Pemuda imut mahasiswa tahun pertama yang selalu meramaikan kampus dengan tindakannya, terlihat mengendap-endap dengan gaya mencurigakan. Satu tas hitam tersampir di bahunya.

"Terkejut?" Luhan menyeringai.

"Aku tidak menduga kedatanganmu. Kupikir kau bergabung di pesta perayaan tahun baru bersama kawan-kawanmu."

"Aku baru saja melarikan diri," gumam Luhan, terkekeh. Tangannya meletakkan tas hitam di kursi.

"Jadi apa rencanamu malam ini?"

"Tidak ada." Luhan memasang wajah acuh tak acuh.

"Uh! Membosankan, bukan?" komentar Xiao Zhan, tertawa kecil.

Knock Knock Loving You (End PDF) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang