Chapter 03 : Midnight Wish

60 15 0
                                    

Apa yang harus kuminta? Keselamatan? Perlindungan? Pembalasan dendam?

Atau ... semuanya?

Untuk pertama kalinya sejak ia memasuki kampus ini hampir enam bulan lalu, Xiao Zhan berdiri seorang diri di pelataran kosong yang berbatasan dengan sebuah lapangan. Pohon dan semak belukar memagari tempat itu. Beberapa meter di hadapannya, dinding batu menjulang gelap seperti bayangan hantu. Xiao Zhan sangat yakin, inilah dinding yang dibicarakan Song Jiyang. Dinding batu yang memiliki kekuatan mistis, sihir, dan semacamnya.

Dengan alasan belajar kelompok di rumah teman untuk mengelabui sang ibu, dia nekad melakukan perjalanan di tengah malam dari rumah ke bagian belakang kampus. Xiao Zhan menyelinap seperti seorang pencuri, berjuang menyingkirkan perasaan cemas dan takut yang ganjil. Tak boleh ada seorang pun yang mengganggu dan mengacaukan hidupnya seperti yang dilakukan para berandalan itu. Tidak ada yang berhak merusak hidup dan impian seseorang. Dia tidak akan membiarkan semua hajaran dan ancaman Geng X menyentuh dirinya sekali lagi. Semuanya harus diakhiri atau ia lama-lama akan mati konyol sebagai seorang pecundang.

Langkahnya terasa berat dan semakin berat sewaktu mendekat ke dinding. Diselimuti kegelapan, berat, mencekik, tak berujung, rasanya Xiao Zhan sulit untuk bernapas. Sensasi dingin memenuhi dadanya dan ia berjuang untuk bertahan di tengah gempuran rasa takut yang aneh dan menyiksa. Seolah-olah dirinya diselubungi energi gelap yang kuat. Xiao Zhan menelan liur, mengangkat senter kecil di tangan kirinya, menyinari permukaan dinding batu kusam berlumut yang mengerikan. Ada beberapa baris tulisan kacau balau yang mulai memudar. Mungkin permintaan orang-orang yang pernah datang sebelum dirinya. Orang-orang tersakiti, teraniaya, yang tidak tahu harus ke mana mencari pertolongan. Mungkin saja sebagian dari korban ini masih hidup, atau bahkan ada yang berakhir bunuh diri. Siapa yang tahu. Dengan tangan gemetar, Xiao Zhan mengambil sebatang paku dari dalam tas. Dengan benda itu ia akan mengukir keinginannya.

Tangannya mulai bergerak menulis beberapa kata. Itu cukup sulit. Selain karena dindingnya keras kusam, menulis dengan bantuan senter kecil lumayan merepotkan. Selama proses itu, Xiao Zhan bisa merasakan bisikan di sekitarnya, teredam, seperti paduan suara samar-samar, nyanyian himne, kadang terdengar seperti burung gagak. Suaranya beriak dan memantul sewaktu menggumamkan kata demi kata. Permohonan yang entah bisa didengar oleh mahluk lain atau tidak.

"Wahai dewa, malaikat, iblis, peri, atau siapa pun ... aku---Xiao Zhan, memohon padamu, datanglah sebagai pelindungku, dan wujudkan keinginanku .... "

Embusan angin menjadi kencang dan berputar-putar di sekitarnya, membelai kulitnya, menusuk hingga tulang. Tubuhnya mulai menggigil tapi gerakan tangannya tak berhenti menulis kata.

Beri Geng X pelajaran! Balaskan dendamku!

Paku di tangannya terjatuh tanpa bisa ia tahan, dan ia terhuyung mundur. Senternya tiba-tiba mati. Perlahan bayangan pepohonan menghilang ke dalam kegelapan. Xiao Zhan merasa seperti kelinci malang yang tersesat, menunggu untuk diterkam oleh singa lapar. Tak lama kemudian, dengan langkah tersaruk-saruk, ia bergegas meninggalkan tempat itu. Tidak tahu berapa lama ia berputar-putar dalam kegelapan hingga ia mulai putus asa seraya mulutnya tak henti merapalkan do'a yang kacau balau. Kemudian secercah cahaya timbul di kejauhan, dari tiang lampu jalan yang bersinar temaram.

Ah, akhirnya ... ia bisa kembali pulang.

*****

Sehari setelah misi menegangkan itu, Xiao Zhan tidak berangkat ke kampus karena demam. Dia membayangkan Huang Jinyu dan kawan-kawan pasti akan kesal karena kehilangan mainan mereka. Berada di rumah sepanjang hari hingga malam menjelang, ia diselimuti perasaan gelisah mengingat perbuatan konyolnya. Apakah ada orang lain mengintip perbuatannya? Mungkinkah Jiyang hanya memberinya harapan palsu agar ia bisa tetap bertahan?Mungkinkah mitos itu benar?

Knock Knock Loving You (End PDF) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang