Chapter 05 : A Last Date

54 16 1
                                    

Gerimis mengetuk pola ritmis di jendela, pengingat lembut bahwa hujan mulai turun. Sementara Xiao Zhan mengembuskan napas di akhir cerita, Luhan duduk tercengang di hadapannya. Tatapannya masih takjub dan terpana seakan-akan baru saja mendengar lelucon yang buruk.

"Jadi ... kau pacaran dengan Peri tampan bernama Wang Yibo?" tanya Luhan sambil berkedip-kedip cepat. Dia nyaris tidak sadar telah meneguk air mineralnya beberapa kali hingga nyaris tandas.

Xiao Zhan tersenyum hambar, membayangkan kembali wajah sang peri yang menawan. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Peri Wang tidak mengatakan apa pun, hanya memberinya ciuman singkat penuh kesan. Sejujurnya, ia tidak berani memikirkan lebih jauh.

"Entahlah. Sejak malam itu, Peri Wang sempat menemuiku lagi sebanyak dua kali dalam rentang waktu tiga bulan. Itu pun karena aku mengalami musibah kecil yang menyebalkan," Xiao Zhan menjawab, menyaksikan gerimis mengaburkan cahaya lampu taman.

"Musibah kecil apa?"

"Kejar-kejaran dengan copet. Waktu itu malam yang sial. Aku baru saja menerima upahku sebagai pekerja paruh waktu di sebuah toko. Seperti biasa aku nyaris kalah dalam upaya kejar-kejaran."

"Dan Peri Wang datang dengan sejuta kehebatan dan pesonanya?" tukas Luhan.

Lagi, Xiao Zhan hanya tersenyum. Kali ini ada secercah kerinduan dalam sorot matanya yang tak terungkapkan.

"Mungkin harus ada alasan kuat yang bisa mengundang kemunculan Peri Wang," gumam Luhan, menangkap sekelebat kesedihan di mata Xiao Zhan.

"Hmmm, ya. Mungkin begitu. Kupikir memang seharusnya semua berakhir saat Genk X mendapatkan pelajaran dan memutuskan pergi dari hidupku. Tapi entah mengapa, seperti ada yang belum selesai di antara aku dan Peri Wang."

"Oh ya ampun, Zhan. Rupanya kau melibatkan perasaan dan harapan yang terlalu dalam," desis Luhan sedikit prihatin. Bagaimanapun dia tak bisa memikirkan persahabatan atau hubungan apa pun antara manusia dan peri akan berakhir bahagia.

"Kau benar. Mungkin ... " Xiao Zhan menjeda, "aku telah jatuh cinta padanya."

Keheningan menyergap keduanya, menyisakan irama titik air menimpa atap dan jendela.

"Manis sekali," Luhan kehilangan kata-kata untuk berkomentar.

"Kuharap kau bisa mewujudkan kisah cinta pertamamu yang unik ini." Dia menyeringai, lantas mulai menguap.

"Ugh, aku mulai mengantuk. Di luar pun masih turun hujan. Bagaimana kalau aku menginap saja di sini? Aku berjanji pagi-pagi sekali aku akan segera pulang."

Xiao Zhan tentu saja tidak merasa keberatan. Bahkan sebaliknya, dia senang bisa memiliki seorang kawan melewati malam yang biasanya sepi.

"Tentu saja. Tapi tidak ada kamar tamu di rumahku, jadi kau bisa tidur di kamarku. Tempat tidurnya cukup untuk dua orang."

"Kau yakin tidak akan merasa terganggu? Bagaimana dengan ibumu?"

"Ibu pasti sudah tidur. Aku yakin dia juga tidak akan keberatan."

"Benarkah?"

Xiao Zhan tertawa kecil. "Sudah cukup basa-basinya. Ayo!"

Dia menarik tangan Luhan dan membawanya ke kamarnya.

*****

Gerimis telah reda di luar sana. Embusan angin menyapu dedaunan terdengar jelas di malam yang sunyi. Suara-suara ledakan kembang api sudah tidak terdengar lagi. Namun terlalu sepi seperti ini justru membuat Xiao Zhan tidak bisa tidur. Dia mencoba memejamkan mata, tapi tak juga terlelap. Bahkan posisinya semakin terpinggirkan karena Luhan mulai bertingkah dalam tidurnya dengan berubah-ubah posisi semena-mena.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Knock Knock Loving You (End PDF) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang