🌱🌱🌱
•
•
•Rumah yang begitu mewah dihadapan Aruna ini adalah salah satu rumah impiannya sejak dulu. Seringkali Aruna melewati rumah seperti rumah mewah yang ada didepan matanya ini bersama Ibunya, dulu saat Aruna masih kecil dan dibonceng Ibunya menaiki sepeda ontel.
"Buk, besok kalo Una udah besar, Una mau beli rumah itu biar Ibuk, Bapak, Mas Agi sama Mas Deon bisa tinggal bareng." Celoteh Aruna yang saat itu berumur empat tahun.
"Iya, Ibuk doain biar Una besok jadi orang sukses. Makanya sekolah yang pinter, ya." Itu sahut sang Ibu sembari mengayuh sepeda tuanya.
"Na?" Seketika suara panggilan itu membuyarkan pikiran Aruna yang tengah berkelana dimasa lalu.
"Kamu masih inget kan yang saya bilang tadi?" Tanya Naresh, memastikan supaya rencana yang ia susun tadi masih diingat oleh Aruna.
Aruna mengangguk, Naresh memintanya untuk menjadi pacar pura-puranya didepan keluarga Naresh. Singkatnya, laki-laki itu membuat kesepakatan tak tertulis bersama Aruna, untuk bersandiwara didepan keluarga Naresh. Dan setiap sekali pertemuan untuk bersandiwara, Naresh akan membayar Aruna dengan nominal sepuluh juta.
Memang semuanya berubah total diluar dugaan Aruna dan Naresh. Aruna terlalu lugu dalam mempercayai perkataan Mami Yola jika laki-laki yang akan meniduri Aruna akan memberikan uang yang bisa digunakan untuk membeli rumah mewah seperti selebriti. Memang siapa yang mau membayar sebuah keperawanan dengan bayaran miliyaran hanya untuk sekali pakai? Bahkan Naresh lebih memilih menikahi perempuan dan bisa menidurinya semaunya.
Rasanya kesal setengah mati karena Aruna merasa dibohongi.
Perkataan Mami Yola waktu itu tidak sepenuhnya bohong memang. Mami Yola adalah Ibu dari teman dekat Naresh, wanita paruh baya itu juga cukup dekat dengan Naresh juga sedikit banyaknya tahu tentang kehidupan seorang putra bungsu dari pemilik salah satu perusahaan besar di kota metropolitan.
Tujuan Mami Yola mengirim Aruna untuk menolong hidup karyawan rantaunya yang memiliki masalah pelik itu, juga ingin membantu masalah yang terjadi kepada Naresh, yang Aruna tidak ketahui apa.
Dan Tuhan terlalu baik masih menolong Aruna dengan mempertemukannya dengan Naresh. Laki-laki itu cukup baik dengan memberinya pekerjaan lain dengan bersandiwara didepan keluarganya. Oke memang tidak ada yang lebih baik, tapi melakoni panggung sandiwara tidak lebih buruk.
Aruna bersyukur, sebab tidak jadi kehilangan sesuatu yang ia jaga selama ini.
Sebuah tangan yang tiba-tiba menggenggam tangan mungil Aruna itu membuatnya berjengit. Naresh menggandengnya masuk kedalam rumah besar itu.
"Ma?" Panggil Naresh saat sampai diruang makan.
Tiba-tiba tubuh Aruna rasanya panas dingin, rasa cemas melandanya kala melihat beberapa orang yang sudah duduk dikursi meja makan. Mungkin sekitar empat orang dewasa dan satu anak yang mungkin duduk dibangku sekolah dasar dan anak kecil yang mungkin seumuran dengan Abi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNA
General FictionAruna itu membenci seluruh keluarganya, kecuali adik laki-lakinya yang manis berumur enam tahun itu. Rumah menjadi momok menakutkan baginya hingga Aruna memutuskan pergi dari rumah membawa adiknya. Kisah Aruna dimulai ketika gadis dua puluh dua tah...