1

24 2 0
                                    

Seorang gadis cantik berkulit putih dengan tinggi 168 cm melangkahkan kaki turun dari pesawat yang membawanya dari Melbourne ke Jakarta. Langit Jakarta pagi itu tampak begitu cerah. Sejenak ia menutup mata merasakan udara Jakarta yang sudah lama ia rindukan. Lalu ia membuka mata dan melanjutkan langkahnya menuju tempat pengambilan bagasi di Bandara Internasional Soekarno – Hatta. Begitu ia keluar untuk mencari taksi yang akan membawanya pulang ke istananya, ponselnya berbunyi. Terdengar suara gitar akustik dari lagu New Me yang dinyanyikan oleh penyanyi favoritnya Ary Julio.

"Halo Pa. Melati baru saja sampai di..." Jawab Melati dengan nada ceria.

Namun tiba-tiba wajah Melati berubah muram. Wajah Melati semakin kelabu setelah mendengar cerita dari papanya bahwa ibunya kecelakaan mobil dan mengalami pendarahan di otak serta patah tulang kaki sehingga harus dioperasi di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta.

"Sekarang Papa ada dimana?" Tanya Melati dengan nada khawatir.

Kemudian sang ayah menyebutkan nama sebuah rumah sakit terkenal di Jakarta.

Setelah sambungan teleponnya dengan sang ayah selesai, Melati langsung mempercepat langkahnya keluar dari gedung bandara untuk segera memesan taksi agar bisa pergi ke sebuah tempat dimana ayahnya berada saat ini.

●●●

Tepuk tangan meriah mengiringi langkah kaki salah satu desainer muda Indonesia, Baron Winardi, menyusuri catwalk usai semua hasil karyanya yang dibawakan oleh para model telah dipamerkan sepanjang acara. Setelah kehebohan di panggung catwalk usai, Baron mendekati satu per satu para model yang bekerja sama dengannya dan mengucapkan terima kasih.

"Makasih, Damar. Elo udah mau bantu gue." Ucap Baron sambil bersalaman pada seorang pria tampan berkulit putih dan memiliki tinggi 182 cm dan memeluknya dengan gaya bersahabat.

"Sama – sama Mas." Balas sang pria tampan yang dipanggil dengan nama Damar.

"Elo lihat kan tadi reaksi penonton pas elo keluar? Mereka semua pada heboh dan tepuk tangan."

"Itu kan karena emang desain baju elo yang bagus Mas." Ujar Damar merendah.

"Baju tadi emang masterpiece gue buat tahun ini. Waktu bajunya udah jadi, orang pertama yang terlintas dalam pikiran gue buat bawain baju ini cuma elo."

"Mulai deh ngarangnya."

"Beneran! Saat itu gue udah ngebayangin kalau elo yang bawain baju ini di catwalk, pasti bakal outstanding. Ternyata bener kan feeling gue. Mereka semua pada tepuk tangan meriah buat elo."

"Mas Baron!" Panggil seorang wanita berjilbab motif bunga warna warni.

"Hei, Fanny!" Balas Baron sambil tersenyum sumringah.

"Selamat ya buat acara fashion shownya." ucap Fanny sambil bersalaman dan berpelukan singkat dengan Baron.

Damar yang masih berdiri di dekat Baron sedikit kaget melihat apa yang terjadi di depan matanya.

"Makasih ya udah datang. Si Ferdy mana?" Tanya Baron.

"Mas Ferdy lagi keluar kota. Ada urusan mendadak katanya." Jawab Fanny.

"Itu anak emang selalu nggak nepatin janji sama gue. Katanya mau datang, eh dianya malah keluar kota." Gerutu Baron dengan wajah cemberut.

"Tapi dia titip salam sama Mas Baron dan juga permohonan maaf karena nggak bisa datang."

Baron langsung tersenyum lagi. "Iya deh. Yang penting elo datang ke acara gue."

"Kalau begitu Fanny pamit dulu ya Mas." Ucap Fanny yang kembali berpelukan singkat dengan Baron.

Journey of Love 1 : UndeniedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang