Sepertinya ini bukanlah hari keberuntungan bagi Kinar. Karena sudah terlanjur bilang bahwa ia akan berangkat bersama Kenan, Tio lantas pergi lebih awal dari biasanya.
Namun, kejadian tidak terduga membuat Kinar kini berlari mencari angkutan kota sepanjang jalan menuju ke sekolahnya.
Kenan tiba-tiba saja tidak bisa dihubungi dan Kinar harus segera berangkat jika tidak ingin terlambat. Tapi, gadis itu ketinggalan angkot yang biasanya ada di halte dekat jalan ke rumahnya.
Kinar berhenti berlari sebab dadanya yang terasa sesak, "Bakal telat ini" keluhannya dengan nafas terengah-engah.
Dari kejauhan terlihat angkot yang baru saja berhenti di halte seberang jalan dan dari lampu sein yang menyala sepertinya angkot akan berbalik arah.
Karena terburu-buru, Kinar ingin segera menyeberang tanpa memperhatikan situasi jalanan.
TINN
Gadis itu melangkah mundur hingga jatuh terduduk di trotoar sambil menutup telinganya erat terkejut dengan suara klakson dari motor yang hampir menabraknya.
Pengendara motor trail biru itu membuka kaca helm fullface-nya, "Kinar?".
Si pemilik nama menoleh, "Arka!" gadis itu bangkit menghampiri pemuda itu.
"Gue bareng ya" pinta Kinar, "Capek gue lari dari rumah sampai sini".
"Boleh, ayo!" Arka yang terlihat antusias itu lantas menurunkan pijakan kaki untuk Kinar.
Gadis itu naik ke motor berpegang pada bahu Arka, motor pun melaju membuat hembusan angin pagi terasa dingin menerpa wajah Kinar yang setengah basah karena keringat.
"Kayaknya kita bakal dijemur lagi" ujar Kinar di tengah perjalan mereka.
"Gue sih gak apa-apa, asal sama lo" balas Arka.
Awalnya Kinar agak risih mendengar gombalan laki-laki ini, tapi lama kelamaan gombalan itu mulai terdengar lucu baginya.
"Semalem kenapa chat gue gak lo bales?" tanya Arka.
"Tidur" jawab Kinar, "Tapi nomor lo udah gue simpen kok".
"Padahal semalem gue pengen curhat".
Kinar tertawa, "Kalau curhat jangan sama gue".
"Sama siapa?".
"Psikolog".
Keduanya tertawa bersama mengabaikan kenyataan bahwa mereka akan terkena hukuman karena terlambat berangkat ke sekolah.
Tiba-tiba Kinar merasa jika kejadian di warung Mak Jum hanyalah salah paham, Arka mungkin tidak sengaja mengatakan hal itu karena tidak suka dengan Janu yang membawa seorang gadis di tongkrongan mereka para laki-laki.
"Lo iri sama Janu?" tanya Kinar memastikan.
"Ngapain gue iri sama dia?" tanya balik Arka.
"Siapa tau kan? Janu bawa cewek ke warung Mak Jum, lo? Sendiri" terang Kinar.
Arka tertawa, "Mungkin" balasnya, "Kalau gue ajak lo ke warung Mak Jum, mau?".
Kinar memukul bahu Arka yang selalu memutar balik omongannya dan tanpa sadar membuat gadis itu tertawa kecil dengan wajahnya yang memerah.
Mereka sampai di depan gerbang sekolah yang tertutup, Kinar turun dan berusaha membuka kunci gerbang dengan susah payah.
"Bisa?" tanya Arka mendekat untuk membantu.
Kinar menggeleng, "Digembok" jawab gadis itu, "Biasanya enggak, apaan banget sih Pak satpam" gerutunya.
"Kalau gerbang belakang gimana?" tanya Arka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kinar | SELESAI
أدب المراهقينSepeninggal Ayahnya, Kinar merasa tidak ada lagi seseorang yang bisa dia percaya. Sampai dia sadar, masih ada Kenan yang setia bersamanya. Start, 25 April 2024