•Chapter II : Slave Of Love•

358 48 11
                                    

WELCOME ☆(ノ◕ヮ◕)ノ*

Hay, ketemu lagi hehe...
Jangan bosan-bosan ya ketemu aku
Happy Reading!
Sorry for typo
.
.
.
▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄
━╍╍━✿∘୨୧∘✿━╍╍━✧






























[🌟]

Semua manusia yang ada di keluarga Wijaya itu sangat posesif melebihi apapun. Terutama dan yang paling utama pada si bungsu yang ketiga saudaranya cintai melebihi nyawa mereka sendiri dan segala hal yang ada di dunia ini.

Seorang Rafael, diibaratkan sebagai cahaya yang selalu menerangi kehidupan mereka yang gelap. Di mana tak ada lagi orang yang lebih penting dari eksistensinya di antara semenanjung bentala.

Rafael terlahir prematur, hanya tinggal selama tujuh bulan di rahim sang mama. Setelah sepasang netra coklatnya menyapa dunia, dia bahkan belum diberi kesempatan untuk menyaksikan bagaimana rupa cantik milik seorang wanita yang telah berjasa melahirkannya ke dunia. Tapi setelah berselang dua jam sesudah kedatangannya ke dunia, nafas dan juga detak jantung sang mama tak lagi ada. Yang berarti wanita yang telah melahirkannya itu telah tiada untuk selama-lamanya.

Tetapi meski begitu, Rafael tak pernah sekalipun kekurangan cinta dan kasih sayang. Dia justru di limpahi dengan kasih sayang yang tumpah ruah semasa kecil sampai ia beranjak remaja. Sang papa yang sangat menyayanginya walaupun seorang yang gila bekerja, dan ketiga abang yang tidak bisa dijabarkan lagi betapa mereka menyayanginya.

Tapi dari seluruh anggota keluarga ada beberapa orang yang rasa posesif maupun cintanya sangat terlampau jauh sehingga banyak orang sering salah mengartikan perasaannya.

Itu adalah ketiga saudaranya sendiri.

Bryan Alrescha Wijaya.

Alvaro David Wijaya.

Erland Nero Wijaya.

Mereka manusia acuh tak acuh yang bisa berubah jadi yang paling peduli, yang wajahnya sangat datar tapi bisa berubah jadi yang paling banyak berekspresi, yang tak ramah namun bisa berubah menjadi si paling sumringah apabila itu menyangkut tentang si bungsu Rafael, bahkan mereka dijuluki sebagai si gila yang mampu berubah menjadi apapun jika ada yang berani melukai adik kesayangan mereka.

Dan sekarang, pemuda berusia tujuh belas tahun itu tengah lekat memperhatikan wajah kepunyaan adik manisnya. Seraya merapikan anak rambut yang kadangkala berjatuhan dan tersebar di antara dahi hingga alis mata.

"bang... "Rafael menggegat bibirnya, lalu mengubah posisi menjadi miring, dan berhadapan dengan Erland yang sedari-tadi memang betah menyamping.

"hmm?"

Pandangannya masih terfokus pada apa-apa yang ada di rupa Rafael, menelisik lebih lama. Erland betul-betul sangat suka memperhatikan segala hal yang bersangkutan dengan adik bungsunya, karena diantara mereka semua Rafael adalah satu-satunya yang sangat menyerupai mendiang sang mama. Mulai dari kemiripan wajahnya, hingga pada sifat dan tingkah lakunya.

"sekali lagi adek minta maaf ya abang... "

"astaga dek, ini udah yang kesebelas kalinya lo minta maaf. Kalo digenapi dua belas nanti pipi gembul lo gue makan mau?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

~SHINING LIGHT~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang