7. Hukuman

16 4 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalo nggak sanggup bayar nggak usah sok teraktirin adek gua"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalo nggak sanggup bayar nggak usah sok teraktirin adek gua"

-Park Jong-Seong

"Hukuman akan terus berlaku jika kau melakukan kesalahan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hukuman akan terus berlaku jika kau melakukan kesalahan"

-Park Sunghoon

^_^

Pagi yang cerah menyambut Safira. Seperti biasa, ia berjalan beriringan dengan abangnya, Ni-ki, menuju sekolah. Udara segar pagi hari membelai wajahnya. Hari ini, Safira harus ekstra waspada karena ada ulangan Fisika pertama jam. Karena itu, ia berniat datang lebih awal untuk sedikit mengulang pelajaran.

"Selamat pagi anak - anak," sapa pak Khoirul guru Fisika.

"Pagi pak," jawab semua murid dengan kompak.

"Udah siap buat ulangan hari ini?" tanya pak Khoirul.

"Sudah, pak."

"Silahkan kumpulkan buku catatan dan siapkan kertas selembar, ya," suruh Pak Khoirul. Semua murid menurutinya, kecuali Safira. Wajahnya berubah pucat saat menyadari buku catatan Fisikanya tidak ada di tas. Ia panik mencari-cari di dalam tas dan laci mejanya, namun nihil. Dengan perasaan cemas, Safira segera menghubungi abangnya untuk meminta tolong membawa buku catatan Fisikanya ke sekolah.

CAHAYA DI BALIK KELAM (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang