UA

18 4 0
                                    

Waktu berlalu begitu cepat. Kini aku dan Shouto sudah lulus sekolah menengah.

Tak kusangka, ternyata aku dan Shouto di undang untuk masuk sekolah pahlawan UA. Aku tak begitu berminat sebenarnya, ayahku juga tidak memaksa. Aku sudah berniat untuk menolak.

"Tidak apa apa jika kamu tidak berminat. Ayah akan dukung apapun keputusanmu. Pikirkan dulu matang matang" Ayah menepuk bahuku pelan. Aku mengangguk.

Malam harinya aku kesusahan tidur. Sudah kucoba pejamkan mata berkali kali tetap tidak berhasil. Aku pun termenung, mengingat kenangan kenangan masa kecilku.

Dan teringat dengan Tomura yang bilang ia ingin diselamatkan olehku. Tak tau kenapa, aku merasa harus menyelamatkan nya suatu hari nanti. Dan mungkin jalan satu satunya adalah menjadi pahlawan.

Shouto dan aku pun mengikuti ujian masuk UA, meskipun kita jalur undangan kita tetap perlu melalui tes terlebih dahulu. Dan tentu saja, tak perlu diragukan lagi aku dan Shouto berhasil melaluinya dengan mudah.







Dan ini adalah hari pertama aku bersekolah di UA. Aku ditempatkan di kelas 1-A, kurasa ini langkah yang baik untuk menjadi pahlawan.

'Tok tok tok' suara ketukan pintu. Sepertinya itu Shouto, aku sudah siap dengan seragam dan tasku. Saatnya berangkat.

Aku membuka pintu.

"Mau berangkat sekarang?" Aku mengangguk, memakai sepatu dan mengunci pintu.

Kita berjalan beriringan menuju sekolah baru kita, UA. Tidak begitu dekat, kita perlu menaiki kereta untuk menuju ke UA.

"Wahh, biasanya aku kesini hanya untuk menemui ayah. Tapi kini aku benar benar menjadi siswa disini ya" Komentar ku ketika kita memasuki area gerbang sekolah.

Tak banyak bicara, Shouto hanya mengangguk pelan.

Tunggu sebentar, memang Shouto masuk kelas apa ya? Sebaiknya kutanyakan.

"Sho, kamu masuk kelas 1 apa? Aku kelas 1-A" Aku menoleh padanya

Shouto mengangguk pelan

"Aku juga, sepertinya kita memang ditakdirkan untuk selalu bersama" Aku hanya tertawa menanggapinya. Bisa bisanya dia mengatakan itu dengan ekspresi datar.






"Besar sekali pintunya" Aku membuka pintu, baru ada 1 anak berkaca mata.

"Selamat Pagi!!" Anak itu mengayunkan tangannya, seperti robot saja.

Aku mengangguk.

"Selamat pagi juga, omong omong aku Aizawa Nada. Dan ini Todoroki Shouto" Aku sedikit menarik Shouto agar berdiri sebelahku.

"Salam kenal" Komentar Shouto dengan ekspresi datarnya.

"Baik, salam kenal Aizawa dan Todoroki. Aku Iida Tenya. Semoga kita bisa jadi teman baik ya"

"Salam kenal Iida"

Aku dan Todoroki duduk bersebelahan. Kita memilih bangku pojok sebelah kiri


Tak lama semakin banyak yang datang. Aku juga berkenalan dengan beberapa anak perempuan, seperti Yaoyorozu, Jirou, dan Tsuyu-maksudku Asui.

Setelah semua orang tiba, termasuk guru kita. Kelas pun dimulai.

"Aku wali kelas kalian, Aizawa Shouta"

Mendengar itu, banyak yang menoleh padaku. Mungkin karena marga kita sama.

Sial, kenapa wali kelasku harus ayahku sendiri? Ayah memang baik padaku jika dirumah, tapi aku tau saat menjadi guru ayah sangat kejam.

"Baiklah, sebagai permulaan kita akan lakukan tes fisik. Segera ganti baju kalian masing masing"

"Dan untuk Nada, pergi temui recovery girl. Ada pemeriksaan tentang quirkmu"

Aku hanya mengangguk, dan segera berjalan ke ruang kesehatan.

"Wah Nada sudah datang, haha aku tidak terbiasa melihatmu menggunakan seragam sekolah UA. Ayo masuklah" Recovery girl menutup kembali pintu setelah aku masuk.

"Aku harus periksa badanmu sebentar, jadi berbaringlah dulu ya." Aku mengangguk.







Badanku di rontgen untuk melihat apakah ada keanehan.

"Nah sudah, walaupun Profesor itu gila tetapi dia melakukan pengembangan quirkmu dengan hati hati. Tubuhmu sehat, tak ada kerusakan."

"Jadi, Nada sekarang bisa gunakan quirk areamu. Tidak perlu takut, efek sampingnya hanya jika terlalu lama digunakan tubuhmu akan semakin melemas"

"Quirkmu sangat berguna, namun disisi lain juga berbahaya jika berada di tangan penjahat. Tolong gunakan sebaik mungkin ya, Nada."

Aku mengangguk.

"Terima kasih, recovery girl"

"Dengan senang hati, nah sebentar lagi istirahat, sebaiknya kamu segera kembali ke kelas."

"Baik, Aku permisi dulu" Aku menutup pintu ruang kesehatan dan berjalan kembali ke kelas.

Masih sepi, sepertinya tes fisik belum selesai. Kuharap teman temanku bisa melaluinya dengan baik.

Aku mengeluarkan sketch book ku, dan mulai menggambar untuk menghabiskan waktu luang. Sembari menunggu teman teman yang lain kembali ke kelas, dan jam istirahat tiba.




Segini kurang panjang ga sii ???
Tapi ini uda ku buat lebih panjang dari Bab-bab sebelumnya sii.

Terima kasih yang suda bacaa.
Jangan lupa tinggalin jejak 👣👣 komen+vote yaa. Follow juga bolee 💗💗

Bye bye 👋🏻👋🏻
See you next chapter

HERO (Shigaraki×OC) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang