Kisah tentang kekelaman semesta terhadap seorang perempuan penerima. Ya, Veronica Aqilla. Perempuan pecinta senja dan hujan, ia diberi tantangan oleh Tuhan.
Anak dari seorang CEO terkenal yang di anggap tidak ada. Veronica dilupakan oleh kedua orangtuanya, bukan hanya itu ia juga mempunyai seorang kakak perempuan yang sangat tidak menyukai keberadaan Veronica.
Tidak ada yang mengapresiasi usaha Veronica, bahkan nilai Veronica yang memuaskan pun tidak ada yang bahagia. Bagi Veronica, nilai tinggi dan rendah tidak ada bedanya. Sebab, mau nilainya tinggi atau rendah papanya tetap memaki dia.
Di sekolah pun, Veronica selalu dituduh sebagai biang masalah, pelaku kejahilan, dan yang lebih menyakitkan, ia dikenal sebagai pembawa sial.
"Veronica, berdiri di belakang"
Veronica pun berjalan dengan lunglai, padahal bukan dia pelakunya. Tapi kenapa tidak ada yang percaya dengannya?
Banyak sorak sorai dari siswa, sakit? Sepertinya Veronica sudah terbiasa, tapi itu tetaplah sakit.
Huuuuuuu
Dasar anak pembawa masalah
Itu hukuman buat lo!
Mampus!
Akhirnya dia dihukum
Veronica tidak menangis sama sekali. Ia benci menangis, tapi jika sedang terpuruk ia akan menangis. Ia benci menangis karena menurut dia, jika perempuan menangis adalah salah satu perempuan yang lemah. Dan ia tidak suka itu.
"Andai saja gue bisa nolong lo Ver, gue udah tolong lo dari tadi. Tapi, gue nggak tau mana yang bener. Gue berharap kalau itu bukan lo Ver" Batin Bintang
Bintang Nirwana, ia berasal dari keluarga konglomerat. Dikenal dengan kekayaan nya, namun ia tidak sepintar Veronica. Sikap yang dimiliki Bintang tidaklah baik, ia sering membolos.
Anehnya, tidak ada siswa ataupun guru yang tidak menyukai sikapnya. Seolah olah mereka tidak peduli dengan sikap Bintang.
Veronica tidak pernah membolos, nilai yang ia raih juga sangat memuaskan.Namun, siswa lain malah membencinya. Para guru juga tidak ada yang mengapresiasi usahanya, tapi disaat Bulan mendapatkan nilai yang setara dengannya, Bulan selalu di apresiasi oleh para guru.
Iri? Mungkin sedikit
Tak terasa, sudah satu jam pelajaran bahasa berlalu. Namun, guru bahasa itu tidak meminta Veronica duduk. Alhasil, ia harus menunggu guru mapel lain yang menyuruhnya duduk.
Sangat penurut bukan? Terlalu
Guru mapel fisika pun datang, awalnya ia tidak sadar, namun saat ia sadar akhirnya ia menyuruh Veronica untuk duduk.
Bel istirahat berbunyi, Veronica sama sekali tidak ada niatan untuk pergi ke kantin. Namun, disaat ia ingin pergi ke rooftop Bintang menghampiri mejanya. "Veronica, bukan lo kan yang ngelakuin hal itu kan?" Selidik Bintang
"Kalau gue jawab nggak, emang lo mau percaya? Nggak kan, yaudah"
"Ver, gue nanya. Lo jawab jujur bisa? Gue bakal percaya kok"
"Nggak, bukan gue pelakunya Bintang" Jawab Veronica
"Lalu, kenapa lo yang ada di tempat kejadian? Dan cuman lo yang bersama Daun. Bener itu bukan lo?"
Yaps, Bintang tidak mudah percaya.
"Tadi gue udah bilang, bukan gue pelakunya. Tapi lo nggak percaya kan? Gue tau semua orang nggak ada yang percaya sama gue, termasuk lo" Ucap Veronica sambil menunjuk dada bidang milik Bintang.
"Awalnya, gue kira lo yang percaya sama gue. Ternyata, lo sama seperti yang lain" Ucap Veronica kecewa
꒰⑅༚˖♡˖⑅⑅༚˖♡˖༚⑅✧✧
Buat prolog nya segitu dulu yaa, sampai jumpa di bab 1
Jangan lupaa vote nyaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kelam Milik Semesta
Teen Fiction"Kalau semesta dan lukanya sudah ada, lalu kapan bahagia dan diriku ada? Selama itu kah buat gue bahagia?" "Sebentar saja tuhan, berikan saya kebahagiaan" "Miliknya akan tetap menjadi miliknya, selagi ia belum diambil" "Bahagiakan satu makhluk ci...