S CLASS ( Omegaverse) ✔️

iii

Hari itu, Wang Yibo berhasil mengantarkannya pulang dengan selamat sampai depan unitnya. Setelah berhasil memasuki apartemennya, Xiao Zhan yang sudah kepayahan itu hanya bisa meminta maaf pada Wang Yibo dan menyuruhnya untuk segera kembali ke sekolah. Ia yang tidak dalam kondisi bisa berpikir jernih tentu saja tidak ingat kalau Wang Yibo tidak tahu jalan. Yang dia pikirkan hanya dia harus segera menjauh dari Alpha tingkat S yang memicu susceptible periodnya dan sesegera mungkin menggunakan inhibitornya. Jadi yang Xiao Zhan lakukan saat itu adalah meminta maaf dengan lirih lalu membanting pintu apartemennya. Menyisakan seorang Alpha tingkat S muda yang kebingungan di depan pintu apartemennya.

Setelah berhasil menggunakan inhibitor dan dapat kembali berpikir jernih, barulah Xiao Zhan ingat kalau Wang Yibo baru saja pindah. Muridnya itu pasti belum familiar dengan negara BX. Omega tingkat S yang masih lemas namun dipenuhi rasa khawatir dengan terburu-buru membuka pintu apartemennya hanya untuk menemukan plastik besar berisi makanan, minuman, suplemen dan sebuah robekan kertas dengan tulisan yang tak rapi. Terlihat sekali ditulis dengan terburu-buru.

« Laoshi, perwakilan lembaga sudah menghubungiku. Jangan khawatir. Cepatlah sembuh. »

Xiao Zhan bernapas lega membacanya. Sudut bibirnya terangkat naik. Siapa juga yang mengkhawatirkanmu!

Omega tingkat S itu kemudian menghubungi pihak sekolah untuk mengambil cuti susceptible periodnya.

Seminggu setelah kejadian itu....

Xiao Zhan menggosok rambutnya yang basah dengan handuk dan mendudukkan dirinya di kasur. Membuka ponselnya dan mendapati banyak notif WeChat, Omega tingkat S itu mengernyit kebingungan ketika mendapati salah satu pesan diantara pesan lainnya. "Kenapa Kepala Sekolah menghubungiku?"

[ Kepala Sekolah : Xiao Laoshi, apa kau sudah bisa kembali mengajar? Jika sudah tolong masuk hari ini. Ada yang perlu kita bicarakan dan diskusikan secepatnya. ]

Bohong jika Xiao Zhan tidak gugup begitu membaca pesan itu.
Apa yang Kepala Sekolah ingin diskusikan denganku? Apa Kepala Sekolah ingin memarahiku karena aku hampir mengalami heat di lingkungan sekolah?

Tidak mau terlalu jauh menebak-nebak, Xiao Zhan memutuskan untuk segera bersiap-siap berangkat ke sekolah.Toh, sebenarnya  susceptible periodnya sudah berakhir kemarin. Hanya saja ia membutuhkan waktu  mempersiapkan mentalnya untuk  kembali bekerja. Ini terjadi setiap kali ia selesai mengambil cuti susceptible period. Salah satu hal yang membuat Xiao Zhan tidak menyukai secondary gendernya adalah, setelah ia kembali masuk, murid-murid Alpha di kelas yang ia ajar pasti menatapnya dengan tatapan berbeda. Membuatnya merasa tidak nyaman, dan seolah kehilangan harga dirinya. Hal inilah yang juga susah payah ingin ia musnahkan! Alpha dan Omega itu sama-sama memiliki susceptible period, itu adalah hal yang normal terjadi pada Alpha dan Omega. Lalu mengapa jika Omega yang mengalaminya seolah menjadi sesuatu yang patut menjadi topik obrolan? Apa para Alpha itu berpikir mereka lebih normal dan superior?

Xiao Zhan menghela napas panjang sebelum memasuki ruang Kepala Sekolah.

"Xiao Laoshi, welcome back! Apa kabarmu? Silahkan duduk."

Xiao Zhan tersenyum pada Alpha berusia 50 tahunan yang berada di hadapannya lalu mendudukkan dirinya. "Aku baik. Apa yang ingin Mr. Cao diskusikan denganku?"

Mr. Cao yang menjabat sebagai Kepala Sekolah BX High School itu tersenyum tipis sambil mengelus jenggotnya.
"Minumlah dulu," ujarnya, menawari teh hijau yang ada di mejanya pada Xiao Zhan.

Setelah melihat Xiao Zhan selesai menyesap teh hijaunya, Mr. Cao memulai percakapan, "Pihak lembaga Asosiasi Perlindungan Alpha dan Omega menghubungiku dari beberapa hari yang lalu..."
"Seperti yang sudah kau tahu, mereka yang dipercayakan oleh pemerintah untuk menaungi Wang Yibo. Namun pihak lembaga menemukan beberapa kendala, selain dari Wang Yibo yang sulit diajak berkomunikasi. Tiba-tiba saja Alpha muda itu mengalami Rut dan saat pihak medis memberinya inhibitor untuk Alpha tingkat S, tubuh Wang Yibo menolak. Inhibitor itu tidak mempan padanya."