🍁
Mengoceh tentang Hidup
hidup adalah tualang
adalah misteri, da da da dan setelah lelah,
berjanji bertemu kembali, lalu berpisah.Weslly Johannes
Percakapan Paling Panjang Perihal Pulang PergiTidak ada satu pun manusia yang menginginkan kesendirian. Tidak ada satu pun jiwa yang ingin tereban dalam lamunan panjang.
Kala netra itu hendak terpejam, tetapi bayangan akan langit-langit yang terjatuh dan suara sirine yang merebak bagaikan bunga tidur. Tak pernah surut mengganggunya hampir di setiap malam.
Dan, tanpa sadar, waktu telah berganti hari. Saat dirinya masih terjaga dan netra itu seolah enggan mengalihkan pandangannya dari setangkai bunga peony yang telah melayu.
Tidak. Ia sudah bertekad untuk mengurangi obat-obatan tersebut. Tidak lagi memanjakan tubuhnya dengan mengonsumsi pil yang telah membantunya selama lima tahun ini.
Kendati, efek obat itu begitu nyata pada tubuhnya. Tiap detak jantungnya bekerja sangat ekstra untuk menyanggupi Lobusnya yang membuana bersama detik yang terus berjalan. Maka, di saat itu pula ia membutuhkan obat tersebut untuk meredakan itu semua. Meredakan rasa sakit yang membunuhnya secara perlahan.
Bahkan, ketika akhirnya bulan berganti saat pagi menyapa, ia terbangun sebelum sempat terlelap. Dan sekejap, perasaannya semakin hampa ketika tahu bahwa sudah selama itu dirinya hidup dalam kesendirian. Bahwa sudah selama itu, ia bertahan dan berjuang agar hidupnya tidak kesepian.
Kalau dihitung-hitung, mungkin sudah hampir tiga hari tubuhnya selalu terjaga seperti tak mengenal lelah. Padahal, kenyataannya justru sebaliknya. Ia sangat lelah untuk menghadapi semuanya. Pikiran akan hari esok yang lebih baik, sudah tidak pernah terlintas dalam benaknya.
"Za?" Sosok itu menoleh. "Wajah lo pucet, jangan bilang semalam lo nggak tidur lagi?" Tanya Bionzy. Erza hanya menggeleng sembari menyantap bubur yang dibawakan oleh sosok itu.
"Nanti malam jadi?" Tanya Erza, mengalihkan topik pembicaraan mereka. "Jadi. Tapi nanti gue kabarin. Papa gue lagi bawel akhir-akhir ini." Jawab Bionzy.
"Gimana pdkt lo sama cowok yang namanya Audi?" Pertanyaan itu sontak membuat Bionzy tersenyum, dan hal itu tak luput dari pandangan Erza. "Sedikit ada kemajuan. Kemarin gue anterin dia pulang."
"Lo sendiri gimana? Udah ketemu sama si Little Mo lo itu?" Erza hanya menarik ujung ranumnya tipis.
"Dia masih inget sama lo 'kan?" Tanya Bionzy, lagi. Dan, pertanyaan tersebut membuat Erza terdiam. Harusnya ia senang saat tahu bahwa Moeza masih mengingatnya. Namun ketika bertemu, sepertinya hanya dirinya yang bahagia, sedangkan Moeza—mungkin tidak sesenang itu bertemu dengannya.
Bionzy tersenyum saat melihat kepala sahabatnya mengangguk. "Lo harus menjelaskan semuanya ke dia. Alasan yang membuat lo hilang selama itu dan memilih untuk—"
"Dia punya pacar." Sanggah Erza. "Dan, hubungan mereka terlihat serius. Gue terlambat." Lanjutnya. Bionzy menatap raut sahabatnya dengan simpati. Sejujurnya, ia kasihan melihat Erza karena Bionzy dan keluarganya tahu apa yang sudah dan sedang Erza lewati bahkan sampai sekarang.
Sedang Erza pikirannya sudah terjatuh pada hari di mana Moeza datang ke apartemennya dan berakhir makan malam bersama. Moeza memasak masakan sederhana untuk mereka, yaitu nasi goreng kecap. Bahkan, malam itu, seusai makan malam, Erza tak menyadari kepergian Moeza karena untuk pertama kalinya Erza terlelap sebelum hari berganti.
KAMU SEDANG MEMBACA
#MOERZA | Jika Kita Bertemu Kembali [MARKNO AU]
Fanfiction"Jika Kita Bertemu Kembali" SERIES III : MARKNO AU #MOERZA - Moeza dan Erza Sebermula adalah aku dan kamu yang berlabuh pada kata "kita" sebelum akhirnya hancur dan melebur. Semesta yang memaksa Erza melepas Moeza buat raganya hanya dipenuhi Lobus y...