01 - Aneh

151 17 2
                                    

***

Manusia emang punya perasaan, tapi dunia juga punya norma kan?

.

Apa Mikaila kaget kalau ia mempunyai secret admirer?

Nggak. Bukan rahasia lagi kalau hampir semua cowok di sekolah menjadikan nya sebagai tipe tipe cewek idaman.

Apa Mikaila kaget kalau Zeva selama ini adalah salah satu secret admirer nya?

Jawabannya jelas, iya. Siapa yang menyangka kalau langganan masuk BK itu ternyata menyukai dirinya?

Gadis itu mengetuk ngetuk ujung sepatu nya dengan sepatu sebelahnya tak beraturan. Mikaila menghela nafas panjang. Pikirannya berputar menuju kejadian tadi pagi. Saat Zeva menyatakan perasaannya secara gamblang.

"Gue suka sama lo, Mikaila Putri Shaura."

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Mikaila kalau Zevanya diam diam menaruh perasaan pada nya?

"Berarti secara gak langsung, bisa dibilang kalau Kak Zeva penyuka sesama jenis?" Gumam Mikaila pelan, hampir pelan sampai tidak terdengar oleh beberapa murid yang tersisa di kelas nya.

Untung saja saat ini sedang waktu istirahat dan hanya tersisa beberapa murid di dalam kelas itu.

Biasanya jam jam segini, Mikaila akan pergi ke ruang osis untuk berdiskusi dengan Hazel, wakil ketua osis sekaligus temannya. Apalagi sebentar lagi akan diadakan festival tahunan. Tapi kini Mikaila hanya berdiam di kelas, tidak melakukan apapun, dan melamun.

Hanya karena seorang Zevanya Pradista.

"HAYOO!! NGAPAIN DISINIII???"

Mikaila terkejut. Jantung nya sontak berdetak lebih cepat dari biasanya ketika mendengar sebuah suara yang mengejutkan itu. Gadis itu menoleh ke arah belakang nya lalu mendengus ketika melihat siapa pelakunya,

Katherina Margareth, Willona Callista, dan Aurora Dirgantari, sahabatnya.

"Gak lucu." Dumel Mikaila kesal. Sial nya ketiga sahabatnya ini malah tertawa tanpa dosa seolah yang dilakukan mereka barusan adalah hal yang lucu.

Ketiga nya langsung mengambil kursi dan duduk di dekat Mikaila.

"Lagian ngapain lo ngelamun? Tumbenan banget lagi jam istirahat gini di kelas. Biasanya kan ketos satu ini ke ruang osis tuhh." Suara Katherina.

Mikaila tak menjawab. Ia hanya meneguk air dari botol minumnya. Tak berniat untuk menjawab dan tak ingin pula untuk menjawab.

Willona menatap kearah Mikaila yang sedari pagi ia perhatikan berlagak begitu aneh, "Lo kenapa? Tumbenan banget begini."

Mikaila sontak menoleh ketika mendengar perkataan Willona. Beberapa detik kemudian pandangannya sedikit menunduk. Tidak mungkin kan kalau ia mengatakan bahwa pikiran nya terdistraksi oleh Zeva? Bisa bisa ia di cap aneh oleh ketiga sahabatnya itu.

"Paling lagi mikirin kerjaan osis. Bentar lagi kan ada acara festival tahunan."

Bukan Mikaila yang menjawab, kali ini Aurora. Salah satu sahabat Mikaila itu memang memiliki jabatan sebagai bendahara osis.

Alis Katherina berkerut, tak yakin dengan jawaban Aurora. "Masa sih? Tumbenan banget. Soalnya kan selama Mikaila sama Hazel menjabat, osis jarang banget ada masalah tuh."

Iya, osis hampir tidak pernah mengalami masalah besar ketika Mikaila dan wakil nya Hazel menjabat. Tak mengherankan, kemampuan otak kedua cewek itu memang diatas rata rata dari kebanyakan anak seusia mereka.

Querencia - ZeeShaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang