•
•"Bawalah dia pulang, Jin"
Disiang hari ini, Sungjin tengah berada di perusahaan untuk mengurus para karyawannya, juga untuk mewawancarai anak-anak magang yang akan bekerja di perusahaannya.
"Dia semakin keras kepala disini. Papa tak bisa mengawasinya dengan baik, pekerjaan papa sangat banyak"
Sungjin memijat kedua pelipisnya, sesekali ia menghela nafas berat sembari meneguk sebotol soda kalengan.
Ia binggung, pusing, dan kesal karena ayahnya menelepon belasan kali.
Bukan itu yang membuat Sungjin kesal, tapi topik yang dibahas. Ayah menyuruhnya menjemput saudaranya yang berasal dari Amerika. Ayahnya sudah lelah dengan anak pertamanya yang sulit diatur, dan pertemanan yang liar di Amerika membuatnya semakin bebal.
Namun Sungjin tidak mau. Ia tahu betul sifat dan perangai saudaranya yang keras kepala, jahil, bermulut tajam, dan hobinya yang suka bermain jalang.
Ouh, sungguh. Itu akan menghancurkan kehidupan damai di rumahnya.
"Ayolah, Pa. Aku memilih tinggal disini karena tidak mau berurusan dengannya. Apa papa ingat? Dia hampir membunuhku saat bermain petak umpet waktu kecil"
"Dan beberapa tahun lalu, dia menghancurkan mobilku dengan menabrakkannya saat kereta melintas, apa papa pikir itu normal??" Lanjutnya.
Ayahnya tak menjawab, karena semua itu benar, ia masih ingat beberapa kerusuhan yang disebabkan oleh anak sulungnya.
"Tapi Sungjin, kali ini papa benar-benar minta tolong. Papa banyak tugas kerja disini, gak ada waktu untuk mengawasi saudaramu itu"
"Diawasi atau tidak, dia akan tetap seperti itu"
"Dia walaupun begitu tapi takut jika berhadapan denganmu, nak. Sungjin, kamu lebih dewasa dari kakakmu, tolong bantu papa sekali ini"
Sungjin lagi-lagi menghela nafas berat seberat hatinya harus menerima kembali saudara sekaligus malaikat mautnya.
"Aih, baiklah. Pulangkan dia, aku akan menjemputnya, dan bilang padanya untuk membuka block , agar aku bisa menghubunginya"
"Terimakasih, nak. Oh iya, untuk model sketsa projek mu, sudah papa lihat dan costumer nya juga menyukainya. Bagaimana? Apa kamu mau memulai membangunnya?"
"Ah itu, nanti Sungjin runding lagi dengan yang lainnya supaya beres dan bisakah sketsa projek itu papa hantarkan kembali kesini? Salinan ku hilang"
"Baiklah, sudah papa antar sekalian dengan saudaramu tadi.."
"T-tadi? Maksudnya, dia udah diperjalanan kesini?!"
"Iya, kamu susah sekali dihubungi dari tadi. Jadi pesawatnya terbang terlebih dahulu.."
Nafas berat kembali terdengar darinya, "Yaudah, pa. Sungjin masih ada kerjaan" setelahnya ia menutup sambungan telpon.
"Aish, si brengsek itu akan menyusahkan ku nanti! Tapi apa boleh buat, aku tidak bisa membuat papa mengurusnya disaat banyak masalah perusahaan disana"
Sungjin beranjak dari duduknya, mengambil sebuah jas hitam yang tergantung lalu pergi meninggalkan ruangannya.
Kalau boleh jujur, Sungjin ingin mengatakan kalau kakaknya itu beban sekali. Sang kakak mengatakan bahwa beberapa perusahaan menolaknya, menjadikannya pengangguran sampai sekarang, padahal memang dia tidak bisa kerja.
Bagaimana tidak, dia kuliah di jurusan seni namun melamar kerja di perusahaan akutansi. Nilai matematika yang buruk saat sekolah membuatnya mendapat nilai min dari direktur di beberapa perusahaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ME or LEAVE ME - [Parkian] Brian X Jae
Fanfiction"Fuck off, Brian! Get out of my life" "Yes, and what?" Jaehyung atau Jae, ia datang dari Amerika untuk mencari pekerjaan di kota kelahirannya. Ia ingin membuktikan pada sang adik bahwa ia juga bisa mendapatkan pekerjaan dan tak akan selamanya menja...