Namanya Barat Benaya

5 0 0
                                    

Hujan, lahirnya Barat datang hujan. Hari ini jumat, 10 Desember 2000 tepatnya, Batiar memandangi istrinya yang terbaring lemah, dibangsal rumah sakit, ya si bungsu Darmaji ini lahir dirumah sakit, tubuh mungil sebesar botol sirup marjan, lahir di umur 7 bulan 11 hari.

Batiar melihat dari kaca jendela ruangan itu, dilihatnya sang bayi mungil itu keluar, dia termenung menyaksikan itu didepan netranya, sebab anak itu lahir, tapi ia tidak mendengar teriakan isak tangis bayi seperti bayi normal lainnya.

Matanya sayu, mulutnya tertutup, bayi mungil itu benar benar datang tanpa suara. Dia masuk keruangan itu. "Dok, dua duanya sehatkan ? Tanya Batiar dengan dokternya. Si dokter jawab, "Puji Tuhan sehat pak, bapak sudah boleh masuk ya.

Saat dia masuk kedalam ruangan itu, dia melihat kiri dan kanan sudut ruangan itu, dan tidak ada bayi yang tidur disamping istrinya. Namun, dia mendekati istrinya. Ah wajah tenang dan cantik itu, terlihat pucat dan lemas.

Dipeluknya sang istri dan bergumam dengan pelan, "Cepat pulih sayang, terimakasih sudah berjuang (lagi) buat kita. Aku mencintaimu. Dia turun dari bangsal itu dengan pelan agar sang istri tidak terganggu dari tidurnya.

Lalu Batiar bertanya dengan sang ibu, dimana bayiku bu ? ibunya mengatakan bahwa anaknya dalam ruang yang berbeda, diinkubator tepatnya. Batiar setengah mati berlari keruangan tersebut, dilihatnya hanya ada satu bayi didalam ruangan tertutup itu, seperti cahaya didalam gelap, bayi laki laki itu bersinar didalam ruangan yang minim cahaya itu.

Lampu dan alat alat khusus untuk si bayi mungil sangat jelas suaranya, lalu Batiar bertanya ke salah satu perawat tersebut, "boleh aku menggendongnya" perawat tersebut mengiyakan, sudah waktunya bayi itu digendong oleh sang bapak, karna sudah cukup lama bayi tersebut diruangan ini.

Dengan tangan yang masih lemas digendongnya bayi itu perlahan membawa kedalam dekapannya, runtuh sudah benteng pertahanannya.

Dia menangis lagi. Bayi mungil itu dicium dan ditimang timang oleh si "bapak" memberikan kenyamanan dan membiarkan si bayi mengenali dirinya secara perlahan, dia berbicara dengan si bayi, "bapak disini, maunya sama kamu terus, anak baik jangan rewel ya, bapak cuman bisa gendong adek, ibuk masih bobo sayang, nanti adek minum dari ibuk ya, kamunya cepat sehat, biar bapak bawa ketemu ibuk.

Tepat disamping telinga kiri bayi itu dia berkata lagi, "Aku tau kamu masih malu malu menangis didepanku tadi, tidak apa apa sayang. Terimakasih sudah ada disini. Tuhan terimakasih banyak, sudah kasih berkat ini datang.
Lalu dibuatnya tanda salib dikening bayi itu. Sambil berdoa, menyanyikan salah satu lantunan lagu rohani "aku berserah"

Senang sekali rasanya, senyumnya melebar, berdebar itu yang ia rasakan, sudah lama tidak merasakan kupu kupu diperutnya, rasa ini sama seperti dulu. Dibawanya bayi ini keluar dari ruangan itu, Emma sudah sadar, lalu diciumnya istrinya, dan memberikan bayi itu kepada si "ibuk". Ini anak kita sayang, gemasnaaa.

Matanya mirip kamu, tapi wajahnya duplikat aku banget sayang". Emma terkekeh mendengar itu, "iya emang duplikat kamu banget ini mah, aku kebagian dikit banget" Sini aku kasih asi dulu sayang, dia belum ada minum dari tadi". Diusapnya dengan sayang bayinya, lalu dicium dan di puk puk pelan bayi itu. Terimakasih sayang kamu sudah ikut extra jaga "adek" dan aku.

Nanti kita buat namanya ya. Ya mereka berdua menamainya "Janu Adeen Poernomo" artinya Jiwa Api Kecil Yang Bersinar Terang Poernomo. Unik, sama seperti anak itu nantinya. Tidak ada rasa penyesalan di hati Bahtiar, meskipun bayi itu lahir prematur, dia bersyukur bayinya bisa selamat.

Ada banyak kemungkinan dikepala Bahtiar, bagaimana nanti dia dan istri melewati masa masa itu, dimana anak mereka dikatakan lahir tidak normal, kesehatan bayinya yang mungkin akan tidak senormal bayi pada umumnya, belum lagi umpatan dari keluarganya.

Karna untuk pertama kalinya ada bayi prematur lahir dikeluarga Poernomo dan dokter bilang kalau anak mereka punya bawaan dari lahir kalau dia punya jantung lemah atau bahasa medisnya (kardiomiopati) ini akibat kelalaian dia saat  menjaga istrinya pada saat hamil. Tapi ia buang fikiran jelek itu, hari ini hari bahagia,  anaknya lahir dan istrinya sehat, kurang bersyukur apalagi semuanya sudah Tuhan siapkan untuknya.

Arah Mata Angin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang