matanya yang binar

1 0 0
                                    

Beberapa hari berlalu, kini mereka pulang, si mungil itu sudah sampai dirumahnya, tidak cengeng selama diperjalan, apa emang dia udah tau waktunya dia pulang kerumahnya ya ?
Emma sudah pulih, tapi bayinya belum. Barat harus dibawa 3 kali dalam seminggu untuk medical checkup. Supaya cepat sehat kata dokternya. Ornamen rumah tidak ada dihiasi apa apa untuk menyambut kedatangan si bungsu. Disana sudah berkumpul keluarga besar mereka, tapi hati Batiar dan Emma sakit, seperti ada yang kurang disini, ah benar diliriknya semua anggota keluarganya yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Mereka bingung kenapa suasanya seperti ini. Seperti tidak ada yang mau melihat ataupun menggendong bayinya, sama sekali tidak ada. tidak ada persiapan apapun, pulang tidak disambut (lagi) seperti anak anaknya dulu. Diletakkan si Barat yang kecil itu ke box babby. Lumayan jauh dari mereka sambil dijaga oleh si "ibuk". Lalu Batiar berbicara kepada ibunya, kenapa ramai sekali dirumah tapi tidak ada satupun dari mereka menyambut kami pulang, bagamaina bisa ada orang orang seperti mereka dirumahku bu ? Bayiku baru saja lahir tapi mereka seperti tidak ada kejadian apa apa, inikah keluarga ? Aku bingung teramat sangat, karna baru kali ini anakku ini diperlakukan seperti ini didepanku, didepan istriku.
Ayahku berkata dengan lantang dirumah ini kepadaku "bagaimana bisa ada gen cacat disini, anak malang itu tidak seharusnya kau bawa pulang, siapa yang mau menerima keadaan dia, bawa penyakit saja".
Aku tersentak mendengarnya, tanganku kukepalkan dengan kuat, nafasku menggebu, ingin kumaki ayahku saat itu juga, tapi aku tahan karena istriku menggenggam tanganku sebelahnya, diusapnya dengan lembut untuk menenangkan aku. Tak lama orang orang disitu mengalihkan pandangan mereka ke arah lain, tidak ada respon apa apa setelah ayaku mengatakan itu, bahkan ibuku juga.
Akhirnya aku jawab, "berhenti menghina anakku yah, sekali lagi aku katakan ini anakku dan darahku mengalir deras didalamnya, tidak sepantasnya ayah mengucapkan itu, ini cucumu juga, sama seperti yang lain".
Istriku sampai menangis, pilu sekali rasanya, seperti fatal sekali lahirnya janu dikeluarga ini, aku benci keadaan, aku benci keluargaku, aku bersumpah hari ini dan esok tak ada kata maaf untuk ayahku aku benar benar membencinya mulai hari ini.
Setelah mengatakan itu aku bawa emma dan bayiku ke kamar, aku pukul dinding kamar kami sampai tangan ku keluar bercak darah, sakit perih nyeri secara bersamaan aku rasakan. Anakku yang masih bayi ini malah dikata katain sama kakeknya sendiri, dianggap gen cacat, apa katanya tadi ? bawa penyakit ?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arah Mata Angin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang