─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───
hampir setengah tahun matthew lewatkan tanpa sekalipun masuk ke dalam kamar lamanya. di kediaman keluarga sung, kamar matthew ditempatkan di area bawah tanah semenjak bunda kandung matthew─── caroline───meninggal, tepatnya hampir tiga tahun yang lalu.
sesaat setelah meninggalnya bunda caroline yang berstatus sebagai istri kedua, matthew yang berusia 14 tahun benar-benar hidup dalam pengasingan. bahkan kakak tirinya yang baik hati, sung hanbin, diberi batasan untuk berinteraksi dengan matthew.
matthew pernah bermimpi untuk bekerja dalam firma hukum seperti papanya, namun dengan cepat mimpi itu dipatahkan.
"jangan, ya, matthew. yang boleh seperti papa cuma kak hanbin aja, itu aturannya. kalau melanggar aturan nanti papa marah." saat itu, bunda caroline tersenyum sambil memberikan matthew sebuah biola usang, mengajarkan matthew, dan memaksanya memiliki impian baru.
suatu hari, matthew menunjukkan kebolehannya dalam bermain musik kepada hanbin, dan hanbin yang teramat menyayangi matthew memamerkan talenta adiknya pada sang papa. matthew dibelikan biola baru, yang nampaknya sangat mahal.
dari situ matthew mengerti; jika ingin memegang sesuatu yang berharga, cukup cerita pada sung hanbin, kakaknya yang baik hati. nantinya, kak hanbin akan bercerita kepada papa, yang akhirnya sang papa akan memvalidasi matthew.
berbulan-bulan setelahnya, papa menjadi sering mengajak matthew untuk pergi ke pertemuan bersama koleganya, untuk bermain biola, dan akhirnya diakui sebagai anak. dan pada kelas 11, matthew akhirnya dipindahkan ke akademi in bloom, sebuah sekolah seni untuk kelas menengah atas.
ruangan lembap dengan nuansa putih gading itu berhawa cukup mencekam bagi matthew. di area bawah tanah, tentu banyak makhluk tak kasat mata dengan bentuk beragam yang memperhatikan matthew, meminta pertolongan, mengganggunya, bahkan mengajak matthew ikut pergi bersama mereka.
"matthew...." suara feminin yang amat familiar memasuki pendengaran matthew, jelas bukan suara seseorang yang masih hidup.
matthew terdiam, tak berniat mencari tahu asal panggilan tersebut. matanya hanya berkelana mengelilingi ruangan yang membuatnya sesak itu. tataan ornamen yang matthew tinggalkan masih terletak pada tempatnya. kehadiran debu dan sarang laba-laba nihil di mata, sepertinya pelayan keluarga sung masih sudi untuk membersihkan kamar itu.
"matthew, tolongin bunda.... sakit...."
sosok itu merangkak dari bawah ranjang yang gelap, menampilkan diri dengan rambut lepek dan kepala yang tertancap serpihan vas bunga bermotif lily of the valley, kaki kanan yang patah, luka di sekujur tubuh, tiga lubang pada perut, dan gaun tidur putih yang berdarah-darah. matthew menulikan pendengarannya, berusaha untuk tidak menoleh meski sosok bunda caroline mulai menggerayangi kakinya.
melihat sang anak yang hanya diam sambil memandangi jam dinding yang sudah tak berdenting, sosok itu mulai marah dan berteriak. "matthew tolongin bunda! bunda sakit!"
sedari kecil, matthew selalu dianggap gila karena kemampuan tak biasanya. bisa melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain bukanlah anugerah. matthew selalu dilihat sebagai anak berkebutuhan khusus karena tak jarang orang lain melihatnya berbicara seorang diri, terkadang malah mengadu ketakutan sambil menangis.
mereka adalah mimpi buruk. dan bisa melihat mereka menjadikan hidup matthew kacau balau.
satu-satunya orang yang bisa menenangkan matthew hanya bunda caroline, dan sekarang yang pernah matthew anggap sebagai penyelamatnya itu malah menjadi bagian dari mimpi terburuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
realm | 𝙎𝙀𝙊𝙆 𝙈𝘼𝙏𝙏𝙃𝙀𝙒
Fanfiction𝐁𝐚𝐠𝐢 𝐒𝐞𝐨𝐤 𝐌𝐚𝐭𝐭𝐡𝐞𝐰, bisa melihat hal yang tidak bisa dilihat orang lain sering kali merepotkan. ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ [𝙎𝙀𝙊𝙆 𝙈𝘼𝙏𝙏𝙃𝙀𝙒]'s point of view. ╰┈➤ part of [𝐑𝐎𝐓𝐓𝐄𝐍 𝐓𝐎 𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐎𝐑𝐄] universe! ━━━━━━━━━━━...