[prologue] lucid dreaming

77 9 3
                                    

─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───

di tempat ini, semuanya sempurna.


"matthew dapat penghargaan lagi?" hanya di sinilah bunda hidup, tersenyum kearah matthew dan membelai rambutnya penuh kasih sayang.


"anak kesayangan bunda hebat. bunda bangga. lain kali bunda pasti datang buat lihat matthew main cello. bunda janji."


hanya di tempat ini, bunda berani membuat janji, karena ia tidak mati.


hanya di tempat ini, ia bisa kembali bercakap-cakap dengan kakaknya, sung hanbin, tanpa memikul beban sedikitpun.

"kakak ngga jadi masuk hukum," ucap hanbin dengan senyumnya.

matthew memiringkan kepalanya bingung. "kenapa?"

hanbin tertawa pelan. dirinya terlihat begitu bebas. "papa udah ngga maksa kakak lagi. mama juga mau bantu kakak ngembangin bisnis kakak."

hanbin mengusak rambut matthew dengan lembut. "kakak udah dibolehin nentuin mimpi kakak sendiri, matt."

hanya di tempat ini, kamar asrama seok matthew, zhang hao, dan terazono keita masih diisi kehangatan dengan instrumen indah yang mengalun dari tuts piano milik keita sebagai latar belakang.


"stop, ita! udah malem, gue ngantuk, please!" hao merotasikan bola matanya pada keita yang asik sendiri dengan piano dan lirik remember me asal-asalannya pada pukul satu dini hari selepas menonton ulang film 'coco' untuk yang kesekian kalinya.

"liriknya salah, keita." matthew tertawa mendengar lirik dengan bahasa amburadul keluar dari mulut keita.

"suruh dia diem, dong, matt!"

keita berdecak malas dan mencibir hao. "katanya musisi. kok bisa-bisanya seorang musisi merekognisi definisi dari bakat alami?"

"si paling bakat alami." hao lagi-lagi merotasikan bola matanya malas. "diem, kalau ngga diem gue beberin rahasia kalau whiskey yang ada di sg lo aslinya teh pucuk. sok keren lo, jamet!"


keita berdecih kemudian beralih memprovokasi hao dengan tengil. "ya udah, gue tinggal kasih tau semua orang kalau lo, seorang zhang hao, pernah ngelike au ganjar x anies sebelum pemilu!"

rahang matthew mendadak jatuh. "hah? serius, hao?" setelahnya, baik matthew maupun keita tertawa terbahak-bahak, meninggalkan hao yang menggerutu dan merapalkan sumpah serapah kepada keita.

hanya di tempat ini, matthew bisa tertawa lepas.


masih ada zhang hao, masih ada terazono keita, dan masih ada alat musik mereka yang saling sahut-menyahut, mengalun bersamaan dan menciptakan harmoni indah yang diakhiri tepuk tangan penonton orkestra.

masih ada zhang hao dengan ambisi dan mimpi-mimpinya.

masih ada terazono keita dan harapan-harapannya.

dan matthew masih bersama mereka semua.

di tempat ini, manusia tidak memiliki batasan. karena tempat ini hanyalah mimpi, bunga tidur yang akan sirna tepat setelah alarm di atas nakas berbunyi nyaring, tepat setelah cicitan burung tedengar bersamaan jatuhnya rintik embun, tepat setelah bumi dan rotasinya mempertemukan matthew dan matahari.

semua senyum, tawa, dan bahagia ini hanya mimpi; angan-angan matthew yang melenceng sedikit jauh dari realitas.

─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───

meet the main character!

the imaginative one;seok matthew

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

the imaginative one;
seok matthew

─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───

lucid dreaming is when you're conscious during a dream. this typically happens during rapid eye movement sleep, the dream-stage of sleep. during a lucid dream, you're aware of your consciousness.

─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───

realm | 𝙎𝙀𝙊𝙆 𝙈𝘼𝙏𝙏𝙃𝙀𝙒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang