. . | 🍇 🃏 ♡
─────────────────────────
Iringan alarm itu membangunkan perempuan cantik dari tidurnya yang pulas. Ini hari pertama nya dimana dia akan kembali melakukan rutinitasnya sebagai pelajar yang mengaharuskannya bangun lebih cepat dari sebelumnya.
Eilyah Delilah Mazaya, perempuan yang baru saja bangun dari tidurnya dan bergegas kekamar mandi untuk segera membersihkan badannya sebelum dia berangkat ke sekolah. Gadis yang ramah di panggil Delilah itu telah menyelesaikan ritual nya dan segera ia mengambil seragam yang telah dia siapkan semalam untuk dipakainya.
“After almost 2 months gue dirumah sibuk rebahan, i even forget that today is my first day back to school hufttt..” Kalimat yang dia lontarkan dengan malas dan wajah yang tidak bersemangat. Delilah menyelesaikan seluruh rutinitasnya, mandi, berpakaian, skincarean sebelum dia berangkat sekolah, hingga tahap terakhir dia menuruni tangga untuk menemui Paman Bibinya dan Eyang nya dan sarapan bersamanya.
Benar, Delilah hanya hidup bersama Bibi-Paman dan Eyang karena Ayah Ibu nya telah bertugas di salah satu kota yang mungkin cukup jauh hingga Delilah lebih memilih untuk tinggal bersama Uwa dan Eyangnya daripada harus ikut bersama kedua orang tua nya dan mengharuskan nya juga untuk pindah sekolah. Baginya dia sudah nyaman di sekolah yang dia duduki tanpa harus menjadi siswi baru disekolah lain, toh nguras tenaga untuk mencari teman lagi.
Delilah meneruni tangga dan langsung bertemu Bibi nya yang sedang mempersiapkan sarapan di meja makan. “Pagi Bibi cantik.” sapa nya serta diikuti tangannya yang langsung menyalami Bibi nya di hadapan nya.
“Pagi Eli cantik, sarapan dulu atau mau langsung berangkat? soal nya Uwa didepan udah nunggu. Soalnya Bibi juga sudah siapin bekal untuk kamu bawa kesekolah, soalnya lama si beberes diatas sampai telat sarapan” balas Bibi Nesya yang membalas saliman dari Delilah.
Delilah melihat jam di handphone nya dan menunjukkan bahwa sudah jam 6:55 lewat. Dia tersenyum kepada bibi nya, “Maaf Bi, hehehe biasa anak cewek siap-siap nya lama. Humm Bi, Eyang dimana? Kok ga kelihatan daritadi?” dengan potongan roti yang sedari tadi Delilah pegang.
“Eyang lagi nyiram taneman didepan.” jawab Bi Nesya sambil memberikan bekal yang telah dia siapkan untuk Delilah. “Yaudah kamu berangkat gih nanti telat, Uwa juga udah nungguin tuh.”
Delilah ber-oh riah serta menghabiskan roti yang dia makan daritadi dan mengambil bekal yang Bibi nya berikan. “Okelah Bi, Eli pergi dulu kalau gitu. Assalamualaikum Bibi cantikku.” Sambil menjatuhkan ciuman singkat di pipi Bibi nya. “Waalaikumsalam, jangan lupa salim Eyang didepan.” Balas Nesya dengan bibir tersenyum.
Delilah berteriak Iya menanggapi ucapan Bibi nya itu dan langsung menuju ke luar rumah untuk bertemu dengan Uwa dan Eyang yang sedari tadi menunggunya. “Eyang, Eli pamit ya maaf tadi ga sempet sarapan bareng tapi Bibi udah ngasih bekal kok.” Pamit Delilah serta mendapat anggukan dari sang Eyang. “Hati-hati yaa Eli, jangan lupa dihabisin bekalnya.”
Hormat Eli layaknya didepannya adalah komandan, “Siap Eyang ku, yaudah Uwa yuk berangkat. Takutnya Eli telat, soalnya udah mau jam 7.”
Anggukan dari Uwa yang menandakan bahwa dia merespon ucapan dari Eli, “Aku anterin Eli ya Eyang, jaga diri sama Nesya dirumah ya, Assalamualaikum.” Pamit Uwa dengan tersenyum dan Eyang pun mengiyakannya.
YOU ARE READING
RINTIHAN SENDU
General FictionIni tentang sebuah remaja yang telah bertemu dengan sosok pria yang membuat nya semakin dekat kepada sang penciptanya. Namun, jatuh bangun nya dia dalam ketaatan yang menjadi jalan nya untuk lebih dekat kepada ke Istiqamahan yang menanti. Delilah ya...