Pelarian Diri

3 0 0
                                    

Tak lama setelah itu, aku dan Angela telah bersiap-siap. Lalu aku berkata "Sejujurnya kita memang seumuran. Panggil saja aku Violet. Anggap aku teman sendiri, aku ingin merasakan indahnya kehidupan masyarakat alih-alih terlepas dari kesunyianku di kerajaan." ucap ku sambil tersenyum. Memang sulit rasanya sejak awal lahir tidak pernah diajarkan tersenyum oleh kedua orangtuaku.

Angela pun tersenyum melihatku. Kami menuju koridor. Setapak kaki melangkah dengan keberanian, tak ada takut diantara aku dan Angela. Angin berhembus tak karuan, memang saat yang tepat untuk melangkahkan kaki menuju tujuan yang tak terhingga. rerumputan pun seakan mendorongku menuju impian yang bebas, harapan dan kepercayaan itu tumbuh kembali.

Zilong dan Lancelot melihatku. Mereka mengejarku yang sedang berlarian dengan Angela. Pintu gerbang sebentar lagi akan ditutup otomatis dengan sistem, semuanya telah mengejarku dan Angela. Angin semakin berhembus kencang menandakan badai akan kembali meniup. Angela risau sambil mencucurkan air mata sebentar, konsekuensi yang berat akan menimpal Angela terhadap buku sanksi yang tertulis pada saat itu. Para putri diharapkan membaca agar menjadi calon ratu yang official atau resmi.
Bandana Angela terlepas karena dedaunan lebat jatuh, sampai-sampai kepala ksatria, Tigreal ikut mengejar. Tak tahannya aku dan Angela telah berlari setengah kilometer, kami tergelincir ke dalam jurang. Baju bawaanku beberapa berjatuhan. Angela menahan dan meringis. Ternyata lututnya luka.

"Tahan sebentar Angela, sh, ouch.. leherku juga terbentur pohon kelapa sawit. Ini cukup tajam" sahutku sambil menutup lukaku dengan tangan.
"

Violet! itu m-mereka!!" Angela berbicara terbata bata. aku dengan cepat reflek bersembunyi dan lari dengan senyap. tanpa sadar aku terjatuh. "h-ugh!!" ucapku senyap. kepalaku benar-benar pusing dan detak jantungku yang tak karuan. kini aku tak tahu dimana Angela berada.
kalimat terakhir yang aku dengar hanyalah bising para prajurit yang mengeluarkan pedangnya. hanya itu, lalu kembali terdiam.

--

Aku membuka mataku. Kini hanya ada aku di jurang yang sangat dalam. aku memegang kepalaku yang kliyengan. ini aneh, aku tak sadar kalau aku masuk ke jurang yang sangat jauh. bahkan satu furnitur yang paling jauh dari istana ku tak terlihat sama sekali. dan yang paling utama adalah Angela, aku tak tahu dimana keberadaannya sekarang.
aku mencoba beberapa kali untuk memanjat namun tanah itu bercampur dengan lumpur sehingga aku terpeleset beberapa kali dalam mencoba.
tiba tiba ada seorang wanita seperti ibu peri yang mengulurkan tangannya dari aku yang dijurang.
"princess violet? senang bertemu dengan anda, nona. mari, biar kubantu." kurasa dia tidak akan membantu para prajurit untuk menangkapku.

beberapa kali percobaan akhirnya berhasil. sungguh tak terduga. ia membuka jubahnya lalu ia pasangkan ke aku dengan senyum hangatnya. mataku berbinar melihat itu.
aku dituntun ke rumah jamur itu. banyak kelinci dan burung burung. mereka sangat cantik. aku tak menduga di pedalaman hutan ini terdapat rumah jamur yang amat cantik rupanya.
aku masuk ke dalam rumahnya. isinya adalah penuh dengan ramuan.

"aku melihatmu dari kejauhan. aku turut prihatin denganmu. aku juga tahu persis rasanya dijodohkan dengan orang yang kita tidak suka."
"maaf lancang, sebelumnya, namaku adalah Alice. tolong jangan takut dengan rumah dan aku. penampilan ku memang seperti ini. aku diusir dari lingkungan warga karna mereka mengira aku memakai ramuan terlarang." tuturnya kembali.

"ah alice, aku ikut bersedih." ucapku menanggapi. mendengar Alice berbicara itu. aku ikut bersedih sejujurnya.

"kudengar kau mendambakan kesetaraan gender dan hidup seperti manusia biasa tanpa ada label putri kan? aku bisa membantunya" bantunya sambil menuangkan ramuan biru dan merah muda. seketika berubah menjadi ungu.
"benar, aku sangat menginginkannya." aku cukup kaget. seperti, dari mana ia tahu tentang hal itu? apakah dia adalah seorang penguntit ku selama ini???

kembali ia mencampurkan beberapa ramuannya. aku sama sekali tidak takut dengan apapun yang berhubungan tentang Alice. dari dirinya hingga ramuannya.

"minumlah. jangan takut, dan jangan lupakan aku, ya? Alice."
apa maksud dia? jangan lupakan? kembali aku mengangguk. aku meminum ramuan itu. rasanya manis namun hambar untuk beberapa saat.
aku siapa?
kamu siapa?
dia siapa?

.
..
...
....
.....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Guinevere's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang