Bab 2

4 0 0
                                    

"Baiklah, Anak-anak Madesu (Masa depan sukses) sebelum kelas dimulai, kita absen dulu." Ucap seorang guru dengan rambut berwarna pirang.

"Amu" Panggilnya

"Haderr" Balas Amu dengan mengangkat tangannya tapi pandangan matanya tak beralih dari sebuah buku.

"Amu lagi ngapain kamu?" Tanya sang guru, mendengar pertanyaan itu Amu sontak panik dan menjawab.

"Eh, Baca buku pak" Jawabnya dengan panik.

"Awas kamu main hp" Guru itu menambahkan, Abbie melihat kearah Amu yang sebenarnya ia bermain hp, Abbie yang melihat itu menahan tawanya sekuat tenaga.

"Hehe iya pak.." Amu yang sadar bahwa Abbie menahan tawanya dari tadi hanya melirik kearahnya, Abbie dengan posisi masih membungkam mulutnya karena menahan tawa.

"Toro?" Guru itu lanjut mengabsen.

"Hadir" balasnya.

"Kiki" Guru itu mengabsen.

"Hadiiiir~" Balas Kiki dengan santai sambil memotret Amu yang sedang memainkan ponselnya, Amu hanya memicing kearahnya. Di samping Kiki masih ada Abbie yang masih stay still menahan tawanya.

"Tor, Toro, Tor, Tor" Panggil Amu ke pemuda dengan rambut berwarna Hijau.

Yang punya nama mengengkok kebelakang, kesumber suara.

"Apa?" Tanyanya singkat padat nan jelas.

"Upi sama Sho kemana sih? Udah jam segini belum dateng" Tanya Amu kepada Toro.

"Hmm... Kalau Sho aku nggak tau kalau Upi, itu baru dateng." Balas Toro sambil menunjuk kearah Upi. Upi yang sadar kalau dirinya di tunjuk membuat pose 'Sttt' agar yang lain tidak ketahuan.

"Telat lagi~" Goda Amu.

"Biasa, tadi adekku maksa ikut." Jelasnya.

"Upi" Di tengah-tengah mengobrol sang guru kemudian lanjut mengabsen.

"Eh Ha-Hadir pak!" Jawab Upi panik.

"Bagus hari ini kamu nggak telat" ucap guru tersebut mengapresiasi Upi. Tunggu, ini apresiasi atau bukan? Terserah.

"Shoto" Absen guru tersebut.

"Sho? Nggak ada? Ada yang tau Sho dimana?" Tanya guru tersebut sebelum kegaduhan muncul, atap bolong dan keluarlah Sho dengan santai.

"Disini Pak." Jawab Sho, di belakangnya juga terdapat rambu yang bertuliskan 'SOTP'

'Duh Gusti...' Bapak guru bergumam dalam hati meratapi punya murid yang di luar nalar piskologis.

"Lain kali kamu masuk lewat pintu, istirahat siang kamu pergi keruang BK." Ucap guru tersebut.

"Siaaappp" ucap Sho dengan santai.

"Abigail" Ucap guru tersebut memanggil Abbie, tapi yang punya nama tidak datang.

"Abbey mana? Tadi perasaan ada." Ucap guru tersebut.

Brak!!!

"Hadir Pak!" Jawab Abbie sambil menunggangi seekor buaya, lengkapnya ia juga membawa busur dan anak panah.

'Ya Allah gusti...' Guru tersebut kembali bergumam.

"Abbie nanti keruang BK sama Sho." Ucap guru tersebut.

"Nggih(Baik) Pak." Jawab Abbie.

***

"Encok gak?" Tanya Toro kepada Sho.

"Pinggangku Ngilu dikit." Balasnya sambil meregangkan pinggangnya.

"Loh itu terus Abbey dapet Buaya dari mana?" Tanya Toro ke Abbie.

"Tanya Kiki" Balas Abbie yang kini sedang memberi makan buayanya.
"Ih, Kadal pintar~"

"Ki, kok dia bisa bawa buaya?" Tanya Toro.

"Katanya tadi mau ketoilet, aku juga ga tau. Dateng dateng bawa biawak." Jelas Kiki.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rumah keduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang