#1.Bertemu

7 0 0
                                    

~HAPPY READING~
.
.
.

3 Hari kemudian


“Sasya!” sapa Silky

“Silky kangan banget gue sama lo” ucap Lisya sambil memeluk Silky

“Apa sih lebay” mereka pun mengobrol selagi jam pelajaran belum di mulai

Beberapa menit kemudian Varesh datang memasuki kelas menatap bingung ke arah meja sebelah Silky yang terisi.

“Varesh itu meja lo yang pojok belakang gue yang bawain tadi” ucap Silky peka melihat Varesh yang bingung

“Makasih ya” ucapnya dan hanya di balas senyum

“Siapa Sil?” tanya Lisya

“Itu murid baru yang gue ceritain”

“Ohh menarik” gumam Lisya dengan senyum mengerikannya

“Heh mikir apa lo?” tegur Silky

“Bukan tipe lo kan? Dia punya gue” ucapnya tegas sambil menunjuk Varesh

“Yee kirain apa. Tenang aja gue juga punya inceran”

“Siapa tu??” tanya LIsya kepo

“Bima kelas sebelah” Lisya mengangguk dan ber-oh ria

“Selamat pagi anak anak” guru datang dan pelajaran pun dimulai

Kring kring (bel istirahat)

“Baik anak anak sampai sini saja materinya sampai bertemu minggu depan. Terimakasih” setelah itu gurunya pun pergi meninggalkan kelas.

“Sil, ajakin Varesh ya??” ucap Lisya

“Sono asal gue ga di kacangin”

“Oke” Lisya berjalan ke arah meja Varesh

“Hai kenalin nama gue Lisya, bisa di panggil Sasya” ucap Lisya sambil mengulurkan tangannya

“Ekhm!”

“Eh? Maksud gue panggil Lisya aja”

“Varesh Jaendra” ucapnya membalas uluran tangan Varesh

“Btw mau ke kantin bareng ga?”

“Boleh?”

“Boleh lah. Ayo” Lisya menarik tangan Varesh

“Ayo Sil” Lisya merangkul lengan Silky dan menggenggam tangan Varesh menuju kantin

Sesampainya di kantin “Kalian mau pesen apa? Biar gue pesenin” tawar Lisya

“Baso sama es teh aja” ucap Varesh

“Biasa kan Sil?” tanya Lisya yang di angguki oleh Siky

“Di tunggu ya” Silky dan Varesh mengangguk

Lisya pergi memesan makanan “Bu nasi goreng nya 2 baso 1 es teh nya 3. Nanti tolong anter ke meja itu bisa ga?” pesan Lisya sambil menunjuk ke meja yang di duduki oleh Silky dan Varesh

“Bisa non, ditunggu ya”

“Oke makasih bu” Lisya tersenyum kemudian kembali ke meja

“Udah gue pesenin, nanti di anter”

“Makasih” ucap Varesh dan Silky bareng dan Lisya hanya mengangguk

“Varesh lo pindahan dari mana? Dan kenapa pindah?” tanya Lisya

“Dari bandung, pindah karna ayah gue di tugasin di sini. Jadi mau ga mau ikut deh” jelasnya yang duduk di hadapan Lisya dan Silky

“Ohh” jawab Lisya, Silky memutar bola matanya malas sambil menghela nafas Lisya yang peka memegang paha Silky, tangan Silky yang tadinya bermain hp menjadi turun satu dan bermain hp dengan satu tangan. Varesh menatap bingung mereka berdua

“Permisi ini pesanannya”

“Terimakasih” Mereka pun makan diisi sedikit pembicaraan

Selesai makan “Kenyang banget. Balik kelas yo” ajak Silky

“Nyantai dulu lah kita”

“Oke”

“Varesh kalo boleh tau ultah lo kapan?”

“26 Desember, emang kenapa?” tanya Varesh

“Ngga cuman nanya aja” mereka mengobrol nyanyai sampai bel masuk berbunyi
.
.
.

Kring kring kring (bel pulang sekolah)

“Gue duluan ya Sil” ucap Lisya

“Iya hati hati”

“Varesh gue duluan!” ucap Lisya sedikit teriak karna Varesh berada di baris paling belakang

“Hati hati Lis” Lisya mengangguk

“Bye semua” ucapnya kemudian pergi

Setelah Lisya pergi Silky menoleh ke belakang “Lo jangan deket deket sama Lisya” ucapnya tegas

Varesh terkekeh “Lisya kali yang deketin gue. Lagian apa urusannya sama lo, Zahra”

Silky geram “Gue pringatin ya sama lo jauh jauh dari Lisya” ucapnya kemudian pergi meninggalkan kelas

Varesh ber-smirk “Jauh jauh gimana? Orang gue udah terobsesi sama dia dari lama” gumamnya
.
.
.

Sesampainya Lisya di rumah barunya

“Mamah papah Lisya pulang!”

“Udah makan belum?” tanya mamah Lisya

“Udah tadi di sekolah”

“Kalo mau makan lagi itu di meja makan ada tinggal ambil ya”

“Oke mah, Sasya ke kamar dulu ya” Lisya pergi ke kamar. Namun dia teringat sesuatu “Oh iya mah, ruangan yang di sebelah kamar Sasya ga kepake kan?” tanya Lisya

“Belum sya, emang kenapa?” tanya mamah

“Buat aku gapapa kan mah?”

“Boleh, emang mau buat apa sya?”

“Ada deh mah. Jangan di pake ya ruangannya” ucap Lisya kemudian menaiki tangga menuju kamar

“Oke!” ucap mamahnya sedikit berteriak

.
.
.

Segini dulu yaa, gimana ni ceritanya?? maaf ya kalo ga sesuai ekspektasi karna masih pemula hehe
See you next day papay😗💗💐

YOU ARE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang