#2.TEROBSESI

7 0 0
                                    

~HAPPY READING~
.
.
.

/2 tahun kemudian

Seorang gadis tengah memperhatikan foto seseorang yang sangat banyak dan terpajang besar di ruang rahasianya.

“Varesh Jaendra. Lo pasti bakal jadi milik gue!” ucap gadis itu. Dia bernama Lisya Asyani, seorang gadis yang terlihat polos dan ceria, ternyata terobsesi kepada Varesh, teman sekelasnya.

Setelah puas memperhatikan foto itu dia keluar dari ruangan itu dan tidak lupa menguncinya.

“Sayang abis dari mana?” tanya seseorang yang kebetulan melihat Lisya keluar dari ruangan itu.

“Biasa mam”

“Itu ruangan apa si sya? Ko gaada yang boleh masuk ke sana sayang?” tanya mamah Lisya. Yaa ruangan itu adalah ruangan yang Lisya minta 2 tahun yang lalu dan sudah di belikan gagang pintu khusus.

“Ada deh mam, Lisya ke kamar dulu ya”

”Iya” Setelah Lisya pergi, mamahnya yang penasaran ingin membuka pintu itu. Namun usahanya hanya sia sia. ‘Coba aja buka mam, gaakan bisa juga. Orang pintu itu cuma bisa dibuka pake sidik jari gue sama tanggal ultahnya Varesh’ batin Lisya yang sempat menengok dan melihat mamahnya yang sedang mencoba membuka pintu itu.

“Varesh, Varesh, emang boleh seganteng dan selucu itu” ucapnya saat di kamar. Kemudian dia pun tertidur

/keesokan harinya

“Ka Varesh ini buat kaka” Salah satu gadis di sekolahnya tiba tiba memberi bekalnya kepada Varesh. Dan itu terlihat oleh Lisya

“Beneran? Makasih ya” Gadis itu tersenyum kemudian pergi.

Lisya ber-smirk ‘Liat aja lo besok gaakan ada disini lagi’ batin Lisya dari kejauhan, dan melanjutkan perjalanannya menuju kelas.

“Sasya!” sapa Silky

“Halo seng, lo udah ngerjain pr sejarah belum?” tanya Lisya

“Udah, ni” ucapnya sambil memberikan buku.

“Peka banget sih, makin sayang deh”

“Heh inget Varesh lo”

“Oh iya, tapi thanks ya” ucap Lisya kemudian mengacup pipi Silky

Cup

“HEH!” tegur Silky kaget, dan Lisya hanya tertawa kemudian menyalin tugas Silky
.
.
.

   Pelajaran sejarah pun di mulai. Di tengah pelajaran Lisya sangat bosan karna dia benci pelajaran sejarah dan dia mengalihkan pandangannya ke Varesh.
.
.
.

“Oke sampe sini aja materinya, kumpulkan tugas yang ibu kasih minggu kemaren dan jangan lupa tugas kelompoknya dikerjakan”

“Siap bu!!” Saat Lisya kedepan untuk mengumpulkan tugasnya, dia tidak sengaja bertabrakan dengan Varesh. Jangan ditanya perasaannya, sudah pasti dia sangat senang. Saat hendak kambali ke kursinya dia sempat memegang dan mengelus tangan Varesh singkat tanpa ada yang sadar kecuali Varesh itu sendiri.

Varesh clingukan “Siapa yang pegang tangan gue ya?”

Kring kring (bel istirahat)

“Kantin yok” ajak Silky

“Bentar”

“Nunggu apa sih?”

“Shut” bisiknya sambil menaruh jari telunjuknya di depan mulut menyuruh untuk diam

“Lah? Makanan dari cewe tadi mana? Bodo amat lah orang niatnya mau gue buang juga” dia berdiri dari kursinya berjalan melewati Lisya dan Silky

“Gue duluan ya” izinnya

YOU ARE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang