04. BEBAS

2 0 0
                                    

<<Sudut pandang David>>

Setelah hari dimana aku pergi dari kampung halamanku. Aku tetap memikirkan Chiko yang selalu kurindukan. Di luar negeri aku berusaha membiasakan diri dengan lingkungan sekitar.

Aku dipindahkan sekolah oleh ayahku. Ayah ingin aku mempelajari tentang bisnis dan bisnis. Sebenarnya aku muak tapi hanya ayah satu-satunya keluarga ku. Aku tidak ingin mengecewakan ayah. Meskipun ayah sering memukulku agar aku belajar.

Aku rindu ibu. Andaikan ibu masih hidup. Ayah pasti tidak akan berubah dan hidupku pasti bahagia. Tapi semenjak ada Chiko hidupku lebih berwarna. Namun, aku malah menghilangkan warna yang Chiko lukis untukku.

Ibuku dulu memang seorang berandalan di jalan. Bahkan dia dijuluki "Si merah kegelapan" karena warna mata ibu yang merah tidak seperti orang biasanya dan sering berkendara menggunakan sepeda motornya yang keren di malam hari.

Ayah sering menceritakan masa lalu ibu saat aku kecil. Namun, ibu yang aku lihat saat kecil bukan seperti berandalan. Yang ku lihat hanyalah wanita dengan penuh kasih sayang kepadaku.

Saat ibu meninggal ayah kemudian berubah. Ayah terus menyudutkan ku untuk belajar dan belajar. Mungkin maksud ayah, hanya akulah satu-satunya harapan untuk melanjutkan bisnisnya. Aku juga ingin bebas seperti ibu.

<<Sudut pandang author>>

David melamun saat dikelas dengan pikirannya sendiri. Semenjak pindah David jarang berbicara dikelas karena tidak ada teman. Selesai kelas, David menuju kantin membeli makanan. Ditengah perjalanan handphone David bergetar.

"hm?" David melirik nomor tidak dikenal itu. Tapi kemudian dia mengangkatnya takut itu ayahnya yang memakai telepon kantor.

"Halo? Siapa?"

"DAVID! Syukurlah kamu mengangkat nya ini aku Chiko. Bagaimana kabarmu David? Aku merindukanmu. Kamu tidak kembali?"

Reflek David melempar handphone nya ke lantai untung tidak pecah. Wajah David tampak memerah dan perlahan mengambil handphone nya lagi dan bergegas lari ke toilet laki-laki terdekat.

"David? David?? Kau masih disana?"

"I-iya Chiko"

"Syukurlah kamu sudah tidak marah lagi. Maafkan aku David"

"Hm"

"Kau tau 3 hari lalu aku hampir diperkosa Velix" ucap Chiko tanpa basa-basi lagi. David tampak lebih kaget lagi.

"APA!!!! SI BAJINGAN ITU!"

"Emang bajingan dia. Untung saja ghina menyelamatkan ku."

-Ada gunanya juga si es taekwondo itu- batin David

"C-chiko"

"Iya David?"

"Aku tau aku tidak gentleman dan kabur ke luar negeri. Tapi sebenarnya aku masih menyukaimu" David menatap wajahnya yang memerah didepan kaca.

"Iya aku tau. Jadi kapan balik ke sini??"

"Eh aku... Tidak bisa. Mungkin aku balik setelah lulus SMA disini"

"Kok lama. Aku merindukanmu nanti" mendengar itu David cengar-cengir sendiri

"Berarti itu tandanya kamu mencintai-"

"Gak" reflek chiko

"Ketus amat" wajah David kembali suram

"Aku rindu karena kamu temanku satu-satunya. Kalau kamu datang aku akan memberikan jawaban atas pernyataan cintamu selama ini"

No Matter You're Tall [ G X B ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang