RP-♪4

186 29 3
                                    

Nabastala lelap menyajikan binar bintang yang bertaburan dipadu purnamanya yang mengawang indah.

Pesta telah usai, kini adalah waktu orang-orang tuk mengistirahatkan daksanya, berlepas lelah dari segalanya dan biarkan sang Atma berjalan kesana kemari didalam sana dengan segenap udarakasa entah kemana.

Tetap pada tugasnya sebagai pelindung, Rayne Ames berjaga didalam gerbang istana, bersamaan terhanyut sang waktu yang kian bertayuh pikirannya pun lepas dalam kalut.

Iris matahari itu naik menatap sebuah balkon salah satu kamar istana, itu adalah kamar seseorang yang membuatnya diseret arus berirama tak jelas.

Perasaan hati menyanjung padanya, semua ke khawatiran mungkin hanya teruntuk dirinya apakan lagi jika mengingat akan terjadi pertikaian nantinya.

Semua getaran yang ada didada sang Urcanus hanya untuknya, namun apakah artinya itu? apakah ini yang disebut cinta? pujangganya asmaraloka dengan berbagai ecap rasa. Lalu bagaimana cara menyimpankan nya?

Kerap entah bilanya diputaran roda kehidupan Rayne ingin sang putri tahu dengan perasaannya yang tulus hanya mengawang pada bangsawan dahayu tersebut. Ia tak ingin memikirkan jawaban dari sang putri, ia hanya inginkan bahwa sang terkasih tahu akan perasaannya dan mengingatnya.

Karena pada dasarnya, banyak lelaki lain yang telah ditolaknya dan tak lazim bagi putri untuk melupakan hingga itu hanyalah sebuah lembar lama tanpa rasa kepedulian lebih.

Lelaki bersurai dwi warna itu menyudahi kekalutan nya saat prajurit lain menepuk pundaknya dan memberi tahu kalau waktu jaga miliknya sudah bergilir ke yang lain.

Dengan tampang datar khasnya, ksatria itupun berjalan menyusuri kearah istana, tapi bukannya masuk dirinya malah pergi ke sisi jalan sepi menuju kamar sang putri.

Daksa ksatria itu terdiam, iris matahari menatap balkon yang remang akan cahaya, agaknya sang putri sudah pergi ke alam mimpi.

Menyikap jubah berwarna royal blue nya, ia mengeluarkan sayapnya dan merentangkan dari lipatan. Kemudian setelah memastikan tak ada sesiapa pun didaerah ini, sayap gelap itu langsung mengepak menghampiri balkon.











































-------------------------------------------
Rayne Ames X Reader
© Hajime Komoto
Indonesian song's series
Roman Picisan
(Dewa 19)
Genre:kingdom fantasi
-------------------------------------------




























Sang putri sebenarnya belum berkelana ke alam bawah sadar. Dia baru saja selesai mendengarkan piringan hitam seusai membersihkan diri, dan baru sekarang ia ingin melelapkan matanya.

Dia tak sadar bahwa didepan balkonnya disana terdapat siluet yang baru saja menurunkan sayap gelapnya.

Semilir anila malam menerpa kesunyian yang ada, gorden kamar istana itupun melambai-lambai seakan memberi undangan pada surai belah itu untuk masuk.

Perlahan entah dasar apa, kaki sang ksatria melangkah menghampiri pintu untuk masuk ke kamar sang putri. Derap kakinya pun masih tak didengar oleh siempunya kamar. Hingga akhirnya pintu yang terlupa dikunci itu dibuka oleh Rayne, mendengar suara itu sontak (Y/n) berpura-pura terlelap.

Ada rasa takut dihatinya, tetapi gadis itu tak terlalu mencemaskan, bukankah banyak prajurit dan segala macamnya di istana ini?ia tak perlu khawatir berlebihan.

𝕽𝖔𝖒𝖆𝖓 𝕻𝖎𝖈𝖎𝖘𝖆𝖓 𐔌Rayneᐟ 。𝕬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang