Prolog

38 12 15
                                    

Hi sebelum baca, boleh aku minta untuk tekan vote di bawah???

1

2

3

Oke terimakasih, dan mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan kata, cerita yang di tulis tidak sesuai, mohon kritik dan sarannya dari kalian semua.

Happy reading guys:)

Untuk mu, hari itu telah berlalu lama dan aku disini sudah membaik, tak lagi mengharapkan yang baik darimu tetapi ikhlasku sudah ku yakinkan pada semesta bahwa kau memang bukan yang terbaik untukku.

Luka yang kamu torehkan memang sangat menyakitkan tapi itu tidak membuatku lemah, aku semakin yakin dengan apa yang terjadi akan menjadi sebuah keajaiban untukku.

Dirimu telah lama ku lupakan, namun terkadang nama mu selalu ku dengar dari bibir setiap orang, muak tapi memang begitu harusnya, aku tak bisa berbicara atas ketidak nyamanan yang ku alami karena itupun hak mereka untuk membicarakan apapun yang menurut mereka penting untuk di bicarakan. Satu satunya cara yang bisa aku lakukan adalah menghilang dan tidak satupun dapat mengetahui kemana aku pergi dan dimana aku berada.

— Lucianna Lilith Margaretha

Berlin, 00.10 A.M

"Lucianna Lilith" panggil seseorang di ambang pintu apartemen miliknya.

Lucianna menoleh ke arah sumber suara
"Iya ada apa?" Tanyanya datar tanpa ekspresi

"Jam segini kau masih terjaga, apa yang membuatmu tidak tidur malam ini?" Tanya nya sembari menghampiri lucianna.

Lucianna tersenyum, mengalihkan pandangan pada sebuah bintang yang bersinar di langit kota berlin "Aku hanya merindukan namun aku tidak ingin ia kembali, aku memikirkannya setiap saat dan aku mencoba untuk menyingkirkannya malam ini, maka dari itu untuk tidur pun sepertinya aku tidak bisa" jawabnya sembari terus menatap bintang di atas sana.

"3 thn sudah berlalu, sudah saatnya kau menemukan hal baru dan lebih bisa membuat mu secepatnya melupakan laki laki itu" ucap pria tersebut.

"Aku bukan tidak ingin melupakan, hanya saja sering terlintas di benak ku tentangnya" jawabnya

"Sulit?" Tanya nya, lucianna mengangguk.

"Ak-"

"Aku sepertinya akan pergi tidur, besok pagi aku harus bekerja dan kau pun harus pergi ke luar kota bukan? Ayo pergi dan beristirahatlah Tuan Mahen, good night" ucap lucianna memotong ucapan mahen seraya menuntun dan mendorong Mahen keluar dari ruang apart nya.

"Oke goodnight" paham dengan gelagat Lucianna, ia langsung pergi meninggalkan ruangan lucianna dan kembali ke ruangannya.

Lucianna segera menutup pintu dan kembali ke kamar, ia merebahkan dirinya di kasur queensize milikknya. Ia menarik nafas panjang sembari menatap langit-langit kamar, tak lama setelah itu rasa kantuk pun akhirnya menyerang dan membuat sang empu tertidur pulas.

07.00 A.M

Lucianna terbangun, bergegas ia pergi ke kamar mandi membersihkan diri dan bersiap-siap mengganti pakaian untuk bekerja.

Sebelum itu ia harus menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri, selesai dengan semuanya ia segera bergegas keluar dari apart menuju basement dan segera mengeluarkan mobilnya, melenggang pergi menuju sebuah restoran termewah di kota berlin.

Ia hanya seorang pelayan disana, namun gaji seorang pelayan pun dapat mencukupi semua kebutuhan dirinya selama hidup di kota ini. Hidup sebatang kara tanpa orang tua memanglah sulit, terlebih sebelumnya ia datang ke kota ini hanya bermodalkan emas peninggalan sang kakek yang dia jual untuknya bertahan hidup disini, walaupun tidak seberapa tapi itu sangat cukup untukknya.

LUCIANNA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang