23. Final Chapter?

343 36 57
                                    

Brukkk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brukkk

Lengan kekar milik Gaiden, yang sudah menampilkan urat-urat, mendorong kasar tubuh besar milik seorang pria, hingga pria itu tersungkur di tengah lapangan. Kedua matanya yang elang, menatap tajam ke arah pria itu, tatapan mematikan yang sangat panas. Wajahnya sudah memerah, dengan nafas yang sudah menggebu-gebu.

"Maksud lu apa bangsat!" Satu pukulan Gaiden, layangkan di permukaan pipi pria itu, pukulan yang sangat keras hingga mengeluh darah di sudut bibirnya. Lengan Gaiden, menarik kerah seragam pria itu, membangunkan paksa agar beridiri tegak di hadapannya. "Anjing, dasar pengkhianat! Apa mau lu, Abian, setan!?" Teriak Gaiden, suaranya sangat menggema di seluruh penjuru sekolah, beberapa pukulan, Gaiden berikan untuk Abian. Kemarahan sangat menguasai dirinya.

Seluruh warga SMA Bandung Independent, berkerumun di sekitar lapangan, sambil membuka kedua bola matanya, menutup mulutnya yang sedikit terbuka, suasana saat ini sangat menegangkan, mencekam, teriakan histeris terdengar sesekali saat Gaiden melayangkan pukulannya. Pertikaian anatara dua orang teman yang biasanya selalu akur. Tidak ada yang berani satu orangpun, untuk memisahkan dua orang ini, sekalipun itu guru dan teman-temannya.

Abian terkekeh, kaki jenjang sebelah kirinya menendang perut milik Gaiden, hingga Gaiden terdorong ke belakang. "Gua suka sama, Naraya. Lu tau, atau pura-pura gatau? Tapi dengan enakknya lu ambil dia, sialan," ucap Abian, sambil meraih balik seraham milik Gaiden. "Gua tau, lu suka beneran sama dia, makanya gua engga rela, anjing," lanjutnya sambil melepaskan lengannya dari kerah Gaiden dengan kasar.

"Lu! Udah bangunin singa yang lagi tidur, lu tau konsekuensinya apa kan?" Ucap Gaiden, sambil tersenyum menyeringai.

"Gua gatakut, sama lu! Lu bilang gua pengkhianat? Yang pengkhianat lu anjing, jelas-jelas gua suka sama Naraya."

"Gausah bacot, anjing! Naraya sukanya sama gua, lagian kalo lu cowok, gabisa bertarung dengan jantan?"

Gaiden dan Abian, saling memukul wajah satu sama lain tanpa henti, berguling-guling di atas tanah hingga seragamnya menjadi kotor. Keringat sudah mulai berkucuran. Keduanya dikuasai dengan amarah, hingga lupa, bahwa selama ini selalu berjuang bersama, susah dan senang bareng-bareng.

<<flashback on

"Nah, ini yang punya nomernya, bos. Udah ke lacak," ucap seorang pria yang memiliki umur 25 tahun. Pria ini merupakan salah satu teman Gaiden, yang bisa melacak sosial media sosial seseorang, atau biasa disebut dengan hacker.

Kedua bola mata Gaiden terbuka, rahangnya sudah mengeras. Kedua matanya menatap tajam, melihat isi data dari pengguna nomer tersebut.

Flashback off >>

>>>

"Gimana, Ray?" Ucap Aldo, saat selesai menjelaskan ucapan Gaiden tempo hari lalu.

GAIDEN and NARAYA (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang