1. Insiden

4 0 0
                                    



"Atas nama kak Karina."

Gadis yang tengah membaca buku di sebuah kafe itu sejenak mengalihkan pandangan, dia berdiri dan perlahan mendekati pria yang hendak menyerahkan pesanan kopinya.

"makasih."

"kak, tunggu sebentar." cegat pria barista itu ketika gadis bernama Karina berbalik badan.

"kenapa?"

"bisa minta nama instagramnya?"

Dia diam sejenak, momen yang tidak jarang terjadi ketika pria asing meminta nama akun instagram miliknya.

Dia mengiyakan tidak ingin membuat sih pria tersinggung walaupun sebenarnya dia yang merasa tidak nyaman. Usai menuliskan user IG di secarik kertas serta tersenyum kecil, Karina kembali ke tempat duduknya, dia mengambil tas dan buku miliknya dan berpindah tempat ke lantai dua.

Ya, untuk menghindari atensi dari pria yang meminta user namenya.

Bukanya narsis atau terlalu pd, dia tidak ingin saja terus dipandangi ketika sedang menikmati waktu sendiri.

'Jika kesepian membalut kamu, lihatlah ke Angkasa, ada begitu banyak bintang yang dapat mengisi kekosongan itu'
-daydream

Angkasa

Kedua keningnya berkerut, teringat akan satu nama. Dia mengambil buku gambar yang berukuran tidak terlalu besar yang ia simpan di dalam tas kecilnya, kemudian mulai membuka lembaran demi lembaran yang membuat hatinya tenang ketika melihatnya.

Nama pemilik buku ini ialah Angkasa, Sagara Angkasa. Tertulis pada bagian depan buku dan di setiap sudut bawah kertas yang sudah pemilik itu gambar.

"cowok ini gambarnya bagus."

Karina masih begitu penasaran akan sosok pemilik buku yang ia jumpai dalam sebuah insiden beberapa minggu lalu.

Insiden kecelakan yang terjadi tepat di depanya, cuaca begitu tidak bersahabat, hujan lebat menguyur jalanan dan angin kencang menerpa pepohonan. Dia yang tadinya sedang menunggu taxi online untuk megantarnya pulang tiba-tiba saja menyaksikan sebuah motor bersama sang pemilik mengikis aspal dan terbujur tak sadar.

Shock dengan keadaan, Karina tidak ambil pusing walau tubuhnya setengah basah karena berlari di tengah hujan.

Dialah yang pertama berinisiatif mendekat, dengan mengenggam payung kecil Karina menjerit meminta bantuan kepada sekitar ketika melihat Pria dibalik helm tidak sadarkan diri. Tak lama bantuan dari beberapa orang di sana datang, dengan segera taxi online miliknya yang baru saja sampai, kini harus berpindah haluan mengantar pria itu kerunah sakit, semua barang yang berserakan milik pria itu dititipkan pada Karina kecuali motor yang diamankan polisi.

Tak butuh waktu lama mereka pun tiba dirumah sakit, begitu dirawat dapat dia lihat jelas wajah pria yang menutup mata itu.

Dan seingat Karina, Dia ...

Benar-benar tampan.

Para medis langsung melakukan tindakan, Karina diminta untuk menandatangani sesuatu, namun dia merasa resah karna mereka baru saja bertemu.

Karina mencoba membuat dirinya berani dengan membongkar tas milik si Pria, menemukan beberapa barang serta ponsel yang untungnya masih bisa dihidupkan.

Karina menelfon satu-satunya kontak yang berada di list darurat.

Ka Sherina

Flashback

"Halo?"

"iya kenapa Ga" suara seorang perempuan menyahut dari seberang.

Apa mungkin pacarnya?

"Kak permisi, ini dengan Karina kalau boleh tau pemilik hp ini siapa yah?" Karina langsung saja bertanya.

Diam sejenak

"Oh ya pemiliknya Sagara Angkasa, dia adik saya, kenapa hp nya bisa di kamu yah?"

"oh iya ka, eh.. Ini sagara tadi kecelakaan, terus saya tolong bawa dia ke rumah sakit."

"Kecelakaan?! Astaga Sagara.. Kamu dirumah sakit mana sekarang?"

Terdengar nada perempuan itu begitu panik.

"saya di Medika Sentra jalan wangirung kak."

"Oh ya saya minta tolong sekali kamu bisa tetap disana sampai saya datang?" suara perempuan itu memohon.

Karina melihat jam yang sudah menunjukan pukul setengah 11 malam. Dia pun mengangguk, "baik kak."

"20 menit saya sampai."

***

Usai mengirimkan pesan pada kedua orang tua memastikan semua baik-baik saja, dan menjelaskan bahwa dia sedang menolong seseorang Karina pun menarik nafas, bingung sendiri kenapa harus dia yang mengantarkan korban kecelakaan di rumah sakit ini, dan kenapa bukan orang lain saja?

Tapi dia tidak perlu bertanya untuk sesuatu yang mulia.

"gimana ka, kondisi sagara?"
tanya Karina pada Sherina kakak si pria yang dia tolong.

"dia sudah sadar tadi, tapi langsung tidur karena badanya yang mungkin masih lemas." jelasnya.

"makasih banyak ya Karina, kamu mau repot tolongin Sagara bawa dia ke rumah sakit, kamu masih punya kasih di antara banyak orang yang mungkin aja bisa tolongin dia." Sherina memegang tangan Karina.

"Ia ka sama-sama.. Saya juga lega kalau sagara nggak ada yang serius."

"kamu mau ketemu Sagara? Biar dia bisa ucapin terima kasih langsung sama kamu."

"nggak usah kak, nanti tidurnya keganggu, biar dia istirahat aja dulu."

"Oke kalo gitu, saya anterin kamu pulang ya, saya bawa mobil soalnya."

"nggak usah ka, jagain aja sagara." tolak Karina halus.

"saya sudah titip dia sama perawat, berhubung nggak gimana parah saya bisa anterin kamu pulang, rumah kamu dimana?"

"baik ka kalau gitu, deket kok dari sini paling 15 menitan." ujar Karina sedikit merasa sungkan.

"oke kamu tunggu di lobby aja ya, Aku ambil mobil dulu, dan ia panggilnya Ka Sherin aja mulai sekarang."

Karina mengangguk mengiyakan.

Sepeninggal Sherin, Karina menatap ke arah Ugd. Bagaimana kondisi cowok itu sekarang? Dia juga sedikit terkejut ternyata cowok bernama Sagara itu berada di satu kampus yang sama denganya, hanya beda jurusan.

Tadi ketika Karina membuka tas milik pria itu, ada satu makalah yang pada halaman depanya tertulis nama pria itu beserta judul tugas. Disana terpampang jelas logo dan nama kampus, dan kebetulanya mereka juga seangkatan.

Sudahlah... Mungkin ini akan menjadi pertemuan terakhir dia dan cowok jurusan dkv ini? Tidak berniat untuk mengenalnya lebih jauh.

Mungkin?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sour GrapesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang