05. Dia menjalankan tugasnya.

482 36 2
                                    

Wasa Binarloka, submissive yang saat ini benar-benar kebingungan juga takut menghadapi kenyataan jika dirinya telah salah melayani seorang Tuan yang rupanya bukanlah Tuan-nya yang sebenarnya.

"Ada hal penting apa yang ingin kamu bicarakan, Asa?"

Wasa yang terduduk di sofa ruang tamu tersentak mendengar pertanyaan dari sosok yang membuatnya merasa kebingunganㅡSemesta Adirthama memasuki rumah dan mendekati Wasa, beberapa detik kemudian pandangan dominan itu jatuh pada koper yang berada tidak jauh dari tubuh Wasa.

"Asa, kenapa ada koper..  kamu ingin pergi ke mana?" Tanya Semesta, ia berdiri di samping sofa tempat Wasa duduk.

"Anda berbohong kepada saya, Tuan."

Semesta tercekat saat mencerna kosa kata baku yang digunakan Wasa"Berbohong apa? Asa, sudah aku bilang untuk janganㅡ"

"Anda berbohong, Mamii tidak salah saat menyebutkan jika Tuan saya bernama Tuan Samudra.. anda sudah membohongi saya jika Tuan-lah tuan saya." Potong Wasa, kali ini submissive Binarloka itu beranjak dari tempatnya duduk dan menghadap Semesta yang saat ini terdiamㅡWasa menatap wajah dominan Adirthama itu dengan tatapan kecewa, "Anda juga berbohong mengenai pekerjaan anda.." Lirih Wasa, ia tidak akan berbuat lancang dengan menggunakan nada tinggi meski saat ini dirinya benar-benar kecewaㅡDirinya tetap sadar diri jika di hadapannya saat ini adalah saudara dari Tuan-nya, "Anda bukan hanya produser musik tetapi juga publik figur kan? Publik figur yang kata orang sangat problematik karena terseret banyak skandal? Anda bahkan juga membuat saya terseret.."

Semesta tertegun, ia memegang kedua bahu submissive Binarloka itu. "Asa.. aku minta maaf untuk itu, aku tidak memiliki maksud lain selain melindungimu." Jelasnya sebelum kedua tangannya disingkirkan pelan oleh Wasa.

"Di mana Tuan Samudra?"

"Asa, apa yang ingin kamu lakuㅡ"

Wasa menatap memohon pada Semesta yang jelas kebingungan, "Kembalikan saya pada Tuan saya.. pada Tuan Samudra." Ujarnya sebelum menunduk dan duduk bersimpuh di hadapan Semesta, "Saya mohon.. Tuan."

"Tidak, aku tidak akan mengembalikan kamu pada Samudra." Tegas Semesta, "Yang ada kamu akan dalam bahaya jika bersama dia."

Wasa menggeleng, "Meskipun begitu.. Tuan Samudra tetaplah Tuan sayaㅡ"

"Kamu mengingkan Tuan? Kamu bisa menganggapku Tuan, Wasa. Jangan minta padaku untuk mengembalikan kamu pada Samudra, please." Pinta Semesta yang kali ini berlutut di hadapan Wasa, "Aku akan memberikan segala hal yang kamu inginkan asal kamu tidak memintaku untuk mengembalikan kamu pada Samudra sialan itu.."

"Tuan.. saya mohon dengan sangat, kembalikan saya pada Tuan saya.."

Semesta menggeleng tegas, "Tidak akan pernah."

"Tuan Semesta, anda bukan Tuan saya."

"Asa, aku tidak mengembalikan kamu pada Samudra sialan itu." Ujar Semesta yang cukup sabar menanggapi Wasa, "Dan berhenti menyebutkan nama itu di hadapanku.. please."

"Tuan samudra.. Tuanku."

Sejenak Semesta memejamkan kedua matanya saat dirasa sudah muak mendengar nama saudara kembarnya keluar dari mulut submissive di hadapannya saat ini, "Asaㅡ"

Klek

"Pardon me, aku dengar ada yang menyebutkan namaku barkali-kali?"

Semesta dan Wasa spontan menoleh ke arah pintu utama rumahㅡYang mana dibuka secara sopan oleh pria berparas mirip persis seperti Semesta yang detik ini juga sedang di hadapan Wasa, seketika membuat Wasa kembali menatap Semesta lalu pada pria yang kini melangkah mendekat ke arahnya dan Semesta yang sudah berdiri.

15. Perfect ㅡsyongnen verTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang