Jantung Arden berdetak keras. Meskipun kamar Jasmir memiliki dua buah AC, anehnya Arden tetap merasa panas.
"Itu lo, kan?"
"Apa?" Jasmir menoleh seperti innocent citizen, sementara ia jelas-jelas menulis secarik surat, lalu memasukkannya ke dalam paperbag berisi buku.
"Lo yang ngasih Aya buku dan bunga sampah itu."
"Aneh banget. Kenapa lo marah? Memangnya Aya itu pacar lo?"
Arden duduk di tepi ranjang Jasmir. Baru tahu kalau laki-laki yang mengirimi Aya buku dan bunga adalah Jasmir. Kalau Dave tidak menggoda Rosetta ketika bertemu tadi, Arden tidak akan pernah tahu. Ternyata Rosetta hanya menemani Jasmir untuk mencari buku, sedangkan Jasmir serius untuk mendekati Aya.
Oke, sekarang Arden mungkin menyukai Aya. Namun Jasmir dan Dave punya taruhan. Mereka adalah temannya dan Aya belum jadi pacarnya, jadi Arden tidak berhak menyuruh Jasmir berhenti.
"Sebenarnya taruhan lo berdua itu gimana, sih?"
"Dapetin Aya."
"Lo berdua nembak Aya. Siapa yang diterima, menang, kan?"
"Iya."
"Setelah itu lo berdua enggak bakalan pacaran sama Aya, kan."
"Why not?"
Jawaban santai Jasmir diam-diam membuat tangan Arden terkepal. Dia mana mungkin membiarkan perempuan sebaik Aya jatuh kepada Jasmir dan Dave yang hobi mempermainkan perempuan.
"Dave masih pacaran sama Citra dan lo pikir gue enggak tahu? Sekarang lo deket sama Lilie."
"Gue tahu caranya main, Den."
"Aya itu Adek gue. Enggak akan gue biarin lo berdua ngerusak Aya."
"Kalau gue serius, gimana?"
Arden menoleh ke sembarang arah. Dia jelas tetap menolak, tapi malu karena dia akan terdengar begitu egois.
"Lo cuma saudara tirinya, Bro. Bersikap ajalah sepantasnya."
"Aya enggak semudah itu jatuh cinta sama salah satu dari kalian berdua."
"Itu yang ngebuat permainan ini jadi seru."
"Anjing lo!"
Jasmir mendelik. Heran dengan makiannya, sementara Arden merasa sangat jengkel.
"Gue denger Sandra dan Joye putus. Pepet sana kalau lo mau."
"Gue enggak suka sama Sandra."
"Mira gimana? Itu cewek juga suka banget sama lo, kan?"
"Enggak tahulah, Anjing!" Arden semakin ingin berkata kasar. Saat ini dia cuma mau bersama Aya saja. Namun saingannya semakin banyak, termasuk dengan kewarasannya sendiri.
Yuda bergabung sejam kemudian. Tampak kesal, karena wajahnya lebih menyeramkan dari biasanya.
"Naon, Mas?" ejek Jasmir.
"Aya enggak mau diajak kerjasama lagi."
"Lo, sih! Nanya-nanya melulu. Aya pasti risih."
"Lo diam kalau enggak tahu apa-apa! Gue enggak pernah ganggu Aya lewat dari jam sembilan malam. Gue ini tahu sopan santun." Yuda menjawab dengan berapi-api. Jelas sekali dia sangat kesal.
"Reo gimana?" Jasmir menawari Arden rokok, tapi Arden tidak berminat sama sekali.
"Ada yang salah sama mereka berdua."
"Kenapa?" Arden mulai penasaran.
"Mereka kayaknya bukan pasangan atau mungkin pasangan enggak normal. Cerita versi Reo dan Aya beda. Gue bingung mencari titik terangnya. Enggak ada kesamaan. Reo semacam—"
![](https://img.wattpad.com/cover/352182117-288-k887117.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RED | Step Sister [END]
RomantizmArden itu paling ganteng se-SMA Tanjuaya. Tumbuh dengan kepercayaan bahwa semua cewek menyukainya membuat Arden menjadi cowok yang gampang mematahkan hati perempuan. Sekarang targetnya adalah Gaia atau yang biasa disapa Aya. Adik tirinya sendiri ya...