.
.
.
Violet Bangun, Ia melihat di sampingnya tidak ada Allan. Melihat layar handphone masih sangat pagi desis Violet lalu turun dari ranjang keluar kamar."Mas. Sudah bangun?" Panggil Violet namun tidak ada jawaban.
Lucia baru keluar kamar, dengan Langkah sempoyongan karena masih mengantuk.
"Kakak sudah bangun? Apa kakak mencari kak Allan?" Tanya Lucia seraya mengucek mata nya dan duduk Malas di Kursi.
"Emmm.... Di mana Dia?" Tanya Violet Penasaran.
"Kak Allan pergi Setengah empat pagi tadi, dia. Keluar saat tanpa sengaja Aku Mau ke dapur untuk minum, apa ada masalah lagi kak?" Tanya Lucia Membuat Violet hanya diam.
"Kak, Aku mungkin Akan kembali ke rumah ayah dan ibu, aku rindu mereka juga...." Ujar Lucia Membuat alis Violet bertaut.
"Bisa kita pergi berdua, kakak akan mengantar mu bagaimana?" Tawar Violet langsung mendapatkan setuju dari Lucia. Hal itu yang ingin ia dengar dari sang kakak Ipar
Violet Bersama Lucia Dengan Begitu bahagia Menuju mobil, Sang supir sudah menunggu namun mata Violet terusik saat melihat beberapa Pria berpakaian Rapi dan berdiri tegap di sekeliling gedung apartemen.
"Lucia, Apa kau melihat mereka? Aneh sekali kenapa Ada orang-orang seperti Tengah mengawasi kita?" Ujar Violet penasaran. Lucia Hanya senyum kemudian menarik tangan kakak ipar nya untuk segera masuk mobil.
"Pak ayo Pergi" Violet sedikit terkejut ketika mobil langsung melaju kencang.
"Kita belum memberi kabar Lea, dia akan khawatir Jika kakak tak memberi kabar padanya" ujar Violet Cemas, Lucia tertawa kecil
"Dia Tak akan cemas jika Kita pergi ke rumah Ayah Ibu, lagian Kakak Kenapa jadi Penakut gitu?"
"Bukan takut tapi ada banyak keanehan terjadi belakangan"
"Pak Cepat yaaa...."
"Baik Non Lucia" suara sang supir langsung menambah kecepatan.
"Kita Tidur saja kak, ketika Bangun sudah sampai rumah heheheh" Violet sebenarnya Penasaran Dan Dia merasa ada keanehan pada Lucia, kenapa Lucia Mengajak nya pergi cepat setelah setuju untuk ikut, kedua Mobil melaju kencang seakan ada yang mengejar, dan ketiga Lucia melarang Dirinya menghubungi siapapun.
.
.
.
Violet membuka mata, Tubuhnya sakit semua, melirik di samping nya Lucia pun sama, ternyata mereka ketiduran."Non sudah sampai" suara sang supir Membuat Violet bergegas membangun kan Lucia.
"Ayo masuk ke rumah segera...." Pintu mobil di buka, beberapa Orang langsung datang .
Dengan Pikiran isi kepala yang penuh pertanyaan Violet pun hanya menurut, Lucia Berlari masuk ikut serta
"Huh akhirnya sampai juga.... Syukurlah Semua lancar" ujar Lucia menghela nafas lega.
"Sayang kalian sudah sampai, yaa ampun syukurlah.... Kemari duduk dulu" Erina datang langsung memeluk keduanya.
"Ada apa Bu? Kenapa Seperti ada yang mengejar kami?" Tanya Violet karena memang semua terlihat begitu ketakutan.
"Nanti Ibu akan cerita, sekarang kalian aman di Sini, oh yaa Lucia sayang bawa kakak ipar mu istirahat atau kalian ingin makan silahkan...."
"Baik Bu" jawab Lucia masih dengan duduk pasrah nya di sofa. Nafas nya terlihat tak beraturan membuat Violet Kian merasa Ada yang aneh.
Drrrrrrrrtttt..... Violet terusik saat Handphone Lucia berdering itu panggilan dari Allan.
"Hallo kak, ada apa kak" ujar Lucia Masih setengah Mengatur nafas.
"Apa kalian sudah sampai?"
"Sudah Kak, semua berjalan lancar."
"Syukurlah..... Sekarang jika Kakak Ipar mu bertanya jelaskan saja, dia pasti terkejut akan hal ini. Terimakasih Lucia.... Kakak akan Menambah uang jajan mu" suara Allan terdengar jelas oleh Violet yang hanya diam penuh tanda tanya.
Lucia memutus Panggilan dan beralih menatap Wajah kakak ipar nya yang sudah terlihat jelas ingin bertanya padanya.
"Kak Ayo makan Dulu, Aku lapar dari pagi belum makan dan di perjalanan tidak berhenti, Tentang semua biar Ibu yang bicara" Lucia Menarik tangan Violet menuju ruang makan. Di sana Erina tersenyum menyambut dengan hidangan spesial nya.
"Ayo nak makan lah, Mungkin untuk beberapa hari Tetap di mansion ini, Setelah semua membaik" ujar Erina membuat Violet kian Penasaran.
"Ada apa Bu? Apa yang membuat Kami seperti di kejar hantu begini?" Pertanyaan lolos dari bibir Violet.
"Ameera Kabur dari penjara dan Dia menyewa Orang untuk mencari keberadaan Kalian, Ayah dan Allan sudah mengatasi Semua. Ibu dengar Ameera kabur atas bantuan Tyara" mata Violet melebar. Kenapa nama Tyara kembali Lagi, dan kenapa bisa Saling kenal dengan kakak nya Itu.
"Mereka Mengetahui Apartemen Kalian dan melakukan penyerangan Namun Penjagaan ketat di lakukan Allan menghalangi semua hingga malam Tadi, Mereka berhasil Naik ke lantai kalian itulah Sebabnya Semua sudah tak aman. Allan meminta Lucia membawa Mu kemari" Lucia mengaguk seraya menuang Air mineral ke gelas nya.
"Kakak tentu terus bertanya apa sebab nya Supir begitu Cepat mengendarai mobil, dan di ikuti beberapa mobil di belakang, itu orang suruhan kak Allan. Oh ya atas semua ini Aku berhasil dan hadiah nya Uang jajan ku di tambah"
kekeh Lucia membuat Erina tersenyum mengangguk."Putri Ibu memang hebat, Melindungi kakak nya dengan berani, sungguh Ibu berterimakasih padamu sayang" cupp..... Satu kecupan Hangat mendarat di Pucuk kepala Lucia.
Violet merasa matanya menjadi panas, Air bening meleleh di sana membuat Lucia dan Erina terkejut.
"Kakak nangis ada apa kak? Apa Sesuatu menyakiti mu?" Cemas Lucia namun Violet hanya menggeleng, ia tersenyum haru tak mampu Bicara. Betapa ia bersyukur akan banyak hal, Suami yang mencintai nya kemudian Orang tua dari suami nya juga menyanyangi nya, perasaan itu Tak pernah ia dapatkan dari Orang tuanya sendiri sejak Dulu.
"Kakak jangan nangis, Aku akan sedih jika kakak sedih. Ayo makan dulu kakak pasti lapar" ujar Lucia Membuat Violet mengangguk mengerti.
Erina Tersenyum melihat tingkah Kedua Gadis di meja makan, Usia antar Putri dan membantu Tak jauh beda Membuat nya merasa bahwa ia sekarang memiliki dua putri sekaligus.
.
.
.
Violet terus melihat layar handphone Nya, ia tengah cemas dan menunggu Telpon atau pesan dari suaminya tapi Allan tidak melakukan apapun sejak Pagi. Rasa cemas dan khawatir karena cerita sang Ibu mertua membuat Violet tak bisa tidur.Hari sudah sangat Larut, Mansion Keluarga Juan Yang luas terdengar Sepi, Violet mondar-mandir di Tepi kolam dimana Bersebelahan dengan kamar Nya, Kaki telanjang nya Terasa dingin menyentuh lantai Tapi itu membuat nya sedikit lega karena kewarasan nya seakan hilang memikirkan suaminya tersebut.
Lucia sudah tidur, begitu juga Erina setelah Mengantar nya masuk kamar dan Sejenak bercerita banyak hal Dia pergi Untuk membiarkan menantunya itu istirahat.
"Mas, di mana kau?" Desis Violet cemas. Angin berhembus menusuk tulang seakan Mengiringi perasaan Violet akan suaminya Itu.
Sudah Puluhan panggilan Oleh violet dengan suaminya serta sekertaris nya tapi tak ada jawaban.
Drrrrettttt.......... Mata Violet melebar ketika handphone nya mendapatkan notifikasi.
"Non Vio, Arvin memberi kabar kalau Mereka akan kembali setelah beberapa hari, tetep di mansion Nyonya besar, besok Lea akan ke sana Juga"
Pesan itu di kirim oleh Lea, Violet menyerngitkan dahi tanda tanya, kenapa suaminya tak memberi kabar, kenapa Arvin yang mengatakan itu, apa telah terjadi sesuatu, tidak itu Mungkin hanya kecemasan belaka.
.
.
.
![](https://img.wattpad.com/cover/366126885-288-k301872.jpg)