14

5.4K 358 95
                                    

-mahesa-

"mbak semisal nanti kalo aku emang nggak bisa selamat, tolong ya rawat ciyo sama dedek bayi yang ini, mbak tetap tinggal disini ya buat jagain mereka" ucapan itu membuat rumi menunduk sembari mengelus tangan hesa

"non, mbak mohon ya bertahan sampai nanti, sampai mbak bisa lihat dedek bayinya, non pengen cewek ya? pasti keinginan non ke kabulkan, mbak yakin seratus persen ini cewek" Hesa hanya tersenyum sembari mengangguk

"kalo ini cewek pasti bakalan cantik kaya non ya"

"pastinya haha"

Mereka berdua tertawa kecil di halaman belakang, tempat nongkrong yang paling nyaman hanyalah halaman belakang.

Hesa beralih menatap ciyo yang tengah tidur di pangkuannya, angin begitu nyaman membuat ciyo mengantuk.

"matanya mirip banget sama tuan marsel non"

"iya mbak, mirip banget"

BRAK

Hesa dan Rumi terkejut mendengar suara pintu terbuka dengan keras, Hesa sontak memberikan Ciyo kepada Rumi dan berlari masuk kedalam, Hesa tau pasti itu Marsel

"MASUK KEKAMAR!" hesa mengangguk dan mengikuti marsel masuk ke kamar

"k kamu ken—hmphhhh"

hesa dibuat mundur menempel dinding karena Marsel tiba tiba menyerang bibirnya dengan kasar

"mphmh!!"

plak

"Penggelapan dana!"

plak

"perusahaan besar membatalkan kerjasama!"

brak!

entah apa salah hesa dirinya pasrah ditampar dan ditendang sekalipun

"a aku nggak tau.."

"ITU SEMUA KARENA KAMU!"

"AKU BAHKAN GA TAU MASALAH KAMU MARSEL! AKU NGGAK TAU SIAPA YANG GELAPIN DANA SIAPA YANG BATALIN KERJASAMA!! YANG SALAH SIAPA YANG DIPUKUL SIAPA!, TERUS AJA LAMPIASIN KE AKU!! SAMPE AKU MATI SEKALIPUN SEL!"

"yaa??" Marsel berjongkok didepan Hesa yang tengah menatapnya dengan benci

"ka-kamu tau hks? disini ada anak kamu sel! disini hks sakit sel.. kamu tendang kaya gitu tadi sakit, perut aku sakit sel hks... pipi aku sakit sel hks kepala aku pusing.. hks kenapa kamu nggak buat aku mati sekalian aja?"Lirih Hesa begitu pilu membuat marsel terdiam

marsel menatap mata hesa yang mengeluarkan air mata terus menerus.

Marsel memalingkan wajahnya lalu mengusap wajahnya dengan kasar dan pergi meninggalkan kamar.

Hesa menghela nafas lega dirinya menyembunyikan wajahnya di kedua lututnya, menangis sesenggukan karena perutnya benar benar sakit

—mh—

marsel kembali pulang, ia membuka pintu kamarnya, melihat hesa yang tertidur di sofa.

apa mungkin hesa menunggunya?

ah dirinya teringat sesuatu.

tentang peraturannya.

marsel menatap hesa yang tidur dengan damai, kemudian dirinya menggendong hesa ala bridal style membawanya ke kasur.

"maafkan saya.."

"bantu saya untuk mencintaimu..tolong bantu saya hesa" lirihnya sembari mengecup kening hesa

sedangkan hesa yang tadinya sudah terbangun saat marsel menggendongnya, hesa membuka matanya membuat marsel terkejut.

"ah—" Marsel hendak pergi namun ditahan oleh hesa

"aku bakal bantu marsel buat cinta sama aku" Ucapan itu membuat marsel berhenti

"saya tidak pantas hesa, saya hanya seorang iblis disini" balasnya dengan lirih membuat hesa langsung duduk

"marsel manusia, aku tau di sini marsel masih memiliki jiwa kebaikan, aku bantu pelan pelan sel, aku bantu" tutur hesa dengan pelan sembari menunjuk dada marsel

"maafkan saya, hesa" lirih marsel terulang lagi membuat hesa menangkup pipinya

"aku sudah memaafkannya sel, mulai sekarang kalo ada masalah langsung cerita ya? jangan langsung main kasar" Marsel mengangguk dengan ucapan hesa

"saya akan berusaha mencintai kamu" Ujar marsel dengan mengusap kepala hesa dan menyelipkan poni hesa ke atas telinga

"rambut kamu udah panjangan tidak mau dipotong?" ucapan itu membuat hesa mendengus

"kamu kan ga izinin aku buat keluar rumah sekedar potong rambut ini" sindir hesa sembari membuang muka

"ah saya lupa, bagaimana jika besok?" tawar Marsel membuat hesa langsung mengangguk

"sekarang ayo tidur"

"tidak i-itu?.." cicit hesa membuat marsel terkekeh

"kamu mau?" Hesa langsung menggeleng dan merebahkan tubuhnya dikasur juga menutupi tubuhnya dengan selimut

"good night babe" marsel mengecup kening serta bibir hesa yang sudah memejamkan matanya

hesa tersenyum merasakan kening dan bibirnya dicium.

dirinya bisa mimpi indah sekarang.

dirinya berharap marsel akan selama seperti ini.

'aku berharap, tuhan..'



































kelamaan ga sih aku hiatusnya??

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

why me sir?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang