Pagi ini aku harus menghadirin undangan dari temen papa di pernikahan anaknya. Papa gabisa datang karna lagi di Paris. Jadi papa mengutus aku untuk mewakilkan dirinya di acara tersebut. Sejujurnya aku males banget buat datang, tapi papa minta tolong banget karna ini acara nikahan anak temen deketnya papa terlebih lagi harus foto sebagai bukti. Melelahkan saja.Namaku Vhiyona. Orang - orang terdekatku memanggilku yuna, aku suka panggilan itu hanya jika orang yang benar - benar dekat denganku saja yang memanggilnya. Umurku 20 tahun. Aku suka makanan manis.
"Yuna!" Teriak seseorang dari balik pintu.
Akupun yang sedari tadi duduk di depan teras rumah, langsung berdiri menyambut kedatangan orang tersebut.
Namanya Vhiyosi. Sejak kecil yosi selalu menemaniku kemanapun aku pergi. Yosi baik. Dia selalu perhatian padaku, selalu ada kapanpun aku butuh bantuan. Iyaa, namaku dan namanya begitu mirip layaknya anak kembar kan? Haha. Kami bukan kembar, hanya saja dulunya papa aku berteman baik dengan papanya yosi.
Aku lahir di paris, namun besar dan tumbuh di berbagai negara karna faktor papa yang punya usaha di berbagai negara. Salah satunya adalah Korea Selatan. Aku mengenal yosi saat aku menempuh pendidikan pertamaku disana. Sedikit lupa bagaimana awal perkenalanku dengannya karena saat itu aku benar benar masih sangat mungil dan menggemaskan hihi.
Yang kuingat hanyalah yosi yang selalu ada disisiku kapanpun dan dimanapun, he's always care and protect me.
"Udah nunggu lama na?" Tanya yosi
"Engga" Jawabku singkatKamipun menghadiri acara pernikahan tersebut yang sangat elegan. Sesampainya disana aku melakukan tugas dari papa, menyampaikan salam, memberi hadiah, dan berfoto. Ya hanya aktifitas klasik pada umumnya saat menghadiri undangan pernikahan.
Waktu menunjukkan pukul 20.30. Kami berhenti disebuah minimarket dipinggir jalan yang sunyi dan tenang.
"Yuna mau susu atau soda?" Tanya yosi yang bergegas memasuki minimarket tersebut.
"Terserah kamu" Jawabku masih singkat.Yoshi menarik tanganku yang membuat seluruh tubuhku beranjak keluar dari mobil yang diparkirkan di depan minimarket tersebut.
"Yosi mau minuman buah ini, yuna mau juga?" Tanya yosi mencoba menawarkan minuman favoritenya tersebut.
"Udh gede kok minum rasa buah, nih bir dong!" Jawabku sambil meraih sebotol bir di kulkas.Plakk.
"Aaaakkkhhh" Teriakku kaget karena pukulan pelan ditanganku dari yosi.
"Ga ada acara minum bir ya!" Tegas yosi langsung menutup pintu kulkas.
"Aku mau birr" pinta ku seperti anak kecil yang menginginkan sebuah balon.Yosi meraih kulkas lain yang berisikan minuman-minuman dengan kemasan lucu.
"Nih susu gambar pinguin" Ucap yosi sambil menempelkan susu bergambar pinguin tersebut ke pipiku
"Gamau ah pinguin" Tolak ku
"Minum ini nanti kamu berubah jadi pinguin, lucu." Ucap yosi disertai dengan tawanya yang manis.Akupun mengambil minuman pilihan yosi dengan wajah cemberut. Lalu yosi beranjak mengambil beberapa snack. Aku melihat dari ujung rak, menyadari bahwa yosi membeli snack snack yang aku sukai membuat hatiku senang dan tanpa sadar sedikit senyuman terukir diwajahku.
"Yuna! Sini" Teriak yosi seusai membayar belanjaannya. Akupun menghampirinya.
Yosi menarik bangku kecil minimarket tersebut untuk ku duduki dan menusukkan sedotan ke susu bergambar pinguin pilihannya itu.
"Nih minum dulu sebelum berubah jadi pinguin. Haha" Tawa kecil terukir diwajar yosi.
Akupun cemberut dan mengambil kesal minuman tersebut. Kucoba meraih beberapa snack yang dibeli yosi. Namun tangannya begitu cepat meraih snack yang ingin kuambil.
"Yosi bukain dulu sini" ucap yosi sambil membuka snack yang kupilih.
"Aku bisa buka sendiri ih" balasku
"Emang pinguin punya jari?" Goda yosi yang tak ada hentinya.Bughh. Pukulku pelan di lengannya yang melingkari kursi ku.
Kringgggg. Dering telpon hpku berbunyi.
"Halo?" Sapaku
"Nona anda dimana?!" Tanya seseorang dari telepon
"Di minimarket sama yosi"
"Astaga saya khawatir anda tiba tiba menghilang nona"
"Kamu yang kemana dari tadi aku tungguin kamu Jay!"
"Saya dalam perjalanan kesana nona, mohoh tunggu sebentar"
"Gaperlu, aku mau balik nih"Tutt. Panggilan suara tersebut langsung diputus oleh Jay.
Jay itu bodyguard yang diutus papa untuk ngejaga aku sedari aku kecil. Saat aku kecil, papa memperkenalkanku dengan seorang anak yang terlihat sangat kumuh. Dia tidak pakai baju, dan tubuhnya penuh dengan luka luka.
Flashback~
"Yuna. Namanya adalah jay. Dialah yang akan menjagamu dari bahaya apapun yang datang padamu baik hari ini maupun hari yang akan datang. Jangan pernah ragu untuk memerintah jay, dia milikmu nak. Perintahkan saja apapun yang yuna mau dan butuhkan padanya." Ucap papa yang membuat aku bingung.
"Jay! Panggil dia dengan sebutan nona Vhiyona. Hormati dia selayaknya dia adalah sang ratu. Turuti semua permintaan dan kemauannya, dan jangan pernah buat dia kecewa terutama jika ia terluka. Saya sudah mendidik kamu dengan sangat tangguh, jangan kecewakan saya!" Perintah papa pada Jay.
Sejak saat itu jay benar-benar seperti malaikat pelindungku. Jay selalu tepat waktu menolongku kapanpun dan dimanapun. Aku tidak permah tau sekeras apa papa mendidik Jay hingga Jay bisa menjadi bodyguard yang sangat dapat diandalkan.
~~~
"Yosi ayo pulang" ajak ku yang meraih lengan yosi
"Masih jam segini kenapa minta pulang?" Tanya yosi menunjukkan jam di lengannya.
"Yaudah aku pulang sendiri!" Ucapku marah pada yosi.Yosi pun bergegas memakan cemilannya, memasukkan semua snack yang ia pegang kedalam mulutnya membuat wajahnya terlihat sangat menggemaskan seperti tupai yang menyimpan kacang di mulutnya hihi.
"Ayo" ucap yosi sambil meraih lenganku, menuntunku memasuki mobil yang sudah dibukakan pintu olehnya.
"Nona yuna!" Teriak seseorang dari mobil di seberang jalan.
"Jay?" Ucapku yang kaget melihat Jay.Jay pun turun dari mobilnya dan bergegas menghampiri ku.
"Jay ngapain kesini, aku bilang kan gausah. Ini juga mau balik pulang kok!" Jelasku pada Jay.
"Hei!" Ketus yosi pada Jay sambil menghentakkan dada Jay dengan kepalan tangan Yosi.
"Kau pikir aku penculik? Wajah setampan ini??" Sambung yosi.
"..." Jay hanya terdiam menunduk selayaknya bodyguard dihadapan tuannya.
"Ayo deh ikut pulang kalau ga percaya" ucapku meraih tangan Jay dan menariknya masuk ke mobil Yosi.
"Terus mobil Jay mau dibiarin disitu semalaman?" Ucap yosi yang menutup kembali pintu mobilnya, melarang Jay masuk.Jay menatap yosi lalu berkata "Nona, saya dampingi dari belakang. Nona jangan khawatir, saya selalu bersama nona".
"Dramatis banget pemuda tangguh satu ini" ejek yosi padaku.Reflek tanganku memukul mukul pelan bahu yosi yang tinggi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEBULA LIFE
Teen FictionKamu bagai malaikat baik yang dikirim Tuhan untuk menyelamatkanku dari sisi kelam kehidupan di dunia. Tanpamu aku tidak tau harus berbuat apa. Entah sekuat apa diriku jika kau bukan dikirim untukku. Kau begitu indah bagai cahaya nebula yang tidak a...