BAGIAN 08 :
RETREAT (2).
Kim Dokja × Reader.Start!
━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Acara pembukaan retreat sudah selesai 15 menit yang lalu. Kini seluruh murid angkatan diminta untuk membereskan barang-barang mereka di dalam villa-villa yang telah di sewa. [Name] satu kamar dengan Lee Seolhwa dan Jung Heewon serta satu NPC lainnya. [Name] menyengir singkat kearah Sooyoung yang ngedumel.
"Mampus lu awokwokowk."
"Tai."
Sooyoung mendengus malas. Dia dapat partner kamar Yoo Sangah, yang secara garis besar adalah musuhnya. [Name] menyomot keripik kentang punya Jung Heewon (btw mereka lagi kumpul di kamar [Name]-Heewon-Seolhwa). Heewon ngga masalah sih, dia kan anaknya baik hati dan penuh kesabaran.
[Name] menatap TV yang menampilkan Dora sedang mencari harta karun. "Lagian apa salahnya sih, Young? Sangah tuh baik jir." heran [Name].
"Ke elu baik, ke gue? Meh." balas Sooyoung.
Heewon ikut ngomong, "Makanya jangan bandel-bandel amat jadi orang. Sangah yang sesabar itu jadi ikutan kesel, kan."
"Gue nggak pernah buat masalah tuh."
[Name] langsung menatap sinis, "Tolong pas bicara lebih sadar diri ya, kisanak."
Sooyoung hendak mencak-mencak ditempatnya, tapi semua itu dipending sebab ketukan dipintu. Karna tempatnya paling dekat dengan pintu, Heewon beranjak untuk membuka pintu. Ketika pintu terbuka, munculah sesosok yang tak mereka perkirakan. Kim Dokja.
"Um... Halo?" sapa Dokja canggung. Otaknya langsung memaki diri sendiri sebab tubuh dan hatinya tak sinkron. "Napa, Dok?" tanya Heewon keheranan.
"Ugh, boleh pinjem [Name]nya bentar?"
Pertanyaan Dokja tak langsung dijawab. Heewon melemparkan tatapan pada [Name] lalu kearah Sooyoung, ketika melihat anggukan samar dari gadis bersurai pendek itu Heewon perlahan-lahan mulai mengerti situasinya. "Oh~ Boleh kok~ Boleh banget." Heewon melemparkan senyum kepada [Name] yang melototinya.
"[Name] silahkan keluar." Sooyoung membantu mendorong tubuh yang ingin memberontak. "Nggak dibalikin juga nggak papa, Dok."
"Hahaha, makasih."
━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Biasanya, keheningan diantara dua orang ini jarang muncul. Apalagi sekarang──mereka sudah menghabiskan waktu sampai setengah jam untuk berjalan tanpa percakapan, tak terarah pula. [Name] lebih memilih mengamati pemandangan asri disekitar villa yang memang agak masuk hutan, sementara Dokja sendiri sedang berperang dengan batinnya sendiri.
"...Apa kabar, [Name]?" Itu adalah pertanyaan yang pertama mucul dari Dokja.
[Name] mengerutkan alisnya. "Baik...? Kamu gimana?"
"Baik kok." Dokja merutuk dalam hati. Bukannya mencair, situasi mereka terasa semakin canggung. Padahalmah itu perasaan Dokja doang, [Name] kan lagi menikmati alam. Anjai.
"Akhir-akhir ini kita jarang ngobrol." sahut Dokja lagi.
[Name] melirik singkat. "Kan kamu juga sibuk bantuin anak OSIS."
"I-itu... Aku nggak bermaksud ninggalin kamu berkali-kali.."
"Ya. Gapapa."
Dokja agak merinding. Jujur saja, aneh rasanya [Name] nggak ngomel kepadanya seperti biasa. Perempuan itu sekarang tampak seperti──apa ya──pasrah? Nggak peduli? Apapun itu, Dokja terganggu dengan sikapnya yang berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐑𝐔𝐒𝐇 ⦂ kim dokja, orv.
Fanfiction━( ⌕. ) 𝗯𝗮𝗱𝘂𝘁𝘀𝗲𝗿𝗶𝗲𝘀.𝗰𝗼𝗺 ❛ mtahari bolehla terik, tpi ttap km yanh paling mnarik. ❜ ©anqethetic.