XIX

1 0 0
                                    

Egonya masih besar, memaklumi semua tindakannya.
Rasa sabar bagai obat yang harus ku minum.
Memutar otak untuk mencairkan suasana.
Berhati-hati dalam berkata-kata.
Mengeluh tanpa suara, lelah yang sangat dirasa.
Semua ini menyulitkan.

Tapi kenapa, aku justru makin menyukainya.
Sepertinya jurang yang membuatku jatuh, juga membuatku nyaman. Segala hal akan persembahkan agar tetap terjatuh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dituangkan dalam TulisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang