1

4 2 2
                                    

halo semuanya....ini cerita ke sekian? dari cerita lain yang gapernah aku lanjutin karna pusing mikirin konsep nya....

so....maaf kalau banyak typo atau yang lainnya, aku mohon kalau ada typo silahkan di tandain ya!.

HAPPY READING SAYANG SAYANG KU!!!
-----

sesosok gadis terduduk di halaman rumah sembari melihat ke arah depan. berharap bahwa orang yang ia tunggu sedari dulu kembali dengan senyum manisnya yang ia tunggu-tunggu.

" Ayah....Nara sudah nunggu ayah 5 tahun kok ayah ga kembali?" gumam gadis tersebut, dia adalah Nara Puspita Dermawan

sosok gadis cantik dengan rambut pendeknya, mata berwarna coklat yang dulu berbinar terang sekarang sudah redup bersamaan dengan perginya cahaya kehidupan yang ia sayangi. kulit putih bersih dan lembut, pipi chubby nya menyertai penampilan nya saat ini.

Nara menunduk dan melihat ke arah kakinya, merenung dengan segala nasib yang ia derita. tidak kah takdir terlalu kejam kepada sosok gadis kecil ini? 5 tahun lalu ia di tinggal kan oleh ayahnya yang pergi entah kemana. teringat akan kejadian yang membuat ayahnya pergi

"ASAL KAMU TAU MAS, AKU TAU KAMU SELINGKUH DI BELAKANG AKU! AKU KURANG APA MAS?!" teriak seorang wanita

"LALU KAMU MAU APA?! KAMU TIDAK BISA MEMBERIKAN APA YANG DIA BERIKAN NITA!" teriak pula seorang pria.

teriakan demi teriakan di dengar oleh sosok gadis kecil yang tidak mengerti apa apa, ia bersembunyi di dekat tangga dan melihat perdebatan antara ibu dan ayah nya

" LEBIH BAIK KITA BERPISAH SAJA! AKU GA SUDI PUNYA SUAMI TUKANG SELINGKUH KAYAK KAMU!" kata kata keramat itu membuat sang suami terdiam. masih dengan amarah nya ia menyetujui apa yang di katakan istrinya tersebut

" BAIKLAH! JIKA ITU MAU MU MAKA KITA BERPISAH DETIK INI JUGA" mata sosok gadis yang bersembunyi itu membelalak dengan pupil mata yang bergetar ia menutup mulutnya tak percaya.

terlihat sang ayah segera pergi ke kamar dan ibunya terduduk dan menangis pilu. beberapa menit kemudian ayahnya keluar dari kamar tersebut dengan membawa koper dan tas yang dia sampirkan di pundaknya.

pria tersebut berjalan dengan datar dan berdiri di depan sang istri. sang istri yang melihat adanya sepatu di depannya segera mendongak kan wajah nya yang sembab oleh air mata

" aku putuskan bahwa kau yang mengasuh nara, aku tidak ingin ada nya kenangan yang terbawa dari mu" setelah itu ia melangkah pergi, sang istri yang mendengar hal tersebut semakin sakit hati dan menangis semakin kencang.

Nara yang melihat ayahnya melangkah pergi segera berlari dan memegang tangan sang ayah

" Ayah mau kemana? kenapa gak ngajak nara?" tanya nara, sang ayah yang melihat itu hanya menatap nara dengan datar

" aku akan pergi dari rumah ini, maka berhenti lah memanggilku dengan sebutan ayah, aku bukan ayah mu lagi walaupun kau darah daging ku" nara yang mendengar ucapan sang ayah sangat terkejut sehingga ia melangkah mundur dengan menggeleng gelengkan kepalanya, ia tidak percaya dengan pendengarannya. kemana ayahnya yang lembut itu? kemana tatapan hangat itu? kenapa semuanya cepat berubah?

" A-ayah bohong kan? mana mungkin ayah begitu?" gumam nara, lama melamun nara tidak sadar bahwa ayahnya sudah melangkah keluar dari rumah, segera ia berlari dan menyusul ayahnya

" AYAH JANGAN TINGGALIN NARA!" sesak, itulah yang ia rasakan. walaupun masih terbilang anak anak ia bisa mengerti apa yang terjadi, walaupun ayahnya brengsek ia tetap ayahnya, nara tidak ingin bahwa ia hidup tanpa ayah....

kembali ke masa sekarang nara tumbuh menjadi gadis yang pendiam dan murung, umurnya sekarang 15 tahun. ia hidup dengan sang ibu, ibunya juga sekarang sangatlah kasar. ia akan mencaci maki nara jika melihat wajah nara barang sedetik pun. semenjak kejadian itu dimana ayahnya ketahuan selingkuh, nara menjadi korban atas keegoisan keduanya.

tidak. nara tidak membenci orang tuanya, malah nara sangat menyayangi mereka, walaupun mereka membuat nara merasa ingin mengakhiri hidupnya. namun nara tidak akan pernah membenci mereka.

nara melihat ke arah tangan kirinya yang di penuhi dengan garis garis cantik berwarna merah. ia tersenyum, inilah yang selalu ia lakukan jika mencari ketenangan.

ia berdiri dari duduk nya dan berjalan ke dalam rumah, ia menuju kamarnya dan mencari sesuatu benda yang selalu ia gunakan, setelah ketemu nara segera mengarahkan benda tersebut ke arah nadinya.

" bunda....ayah....apakah keluarga kita tidak bisa seperti semula? aku sayang kalian" itulah kata kata terakhir gadis kecil itu sebelum mengiris nadinya sendiri

---

ADUHHH GIMANA GIMANA? kurang mantep ya. makasiii udah baca sampai siniiii

jangan lupa vote ya sayangggg
sampai jumpa di bab selanjutnya okei?!

Controlled by fateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang