2

2.1K 10 0
                                    


"Kakak?"

Marco mendongak seakan minta izin dan Cici juga gak bisa nolak.

"Duduklah di meja Ci." Kata Marco dan Cici nurut.

Kaki Cici dilapin pake tisu karena kena percikan air tadi.

Lalu dengan penuh nafsu kaki Cici dijilatin sama Marco dari ujung jari sampai ke betis dan terus naik. Jilatan Marco bikin Cici merinding.

Cici juga gak bisa nolak, darah Cici berdesir tiap kali lidah kasar Marco membasahi kakinya.

"Ahhh Kaaa..."

"Rileks Ci..."

"Emhhh..."

Kaki kanan Cici diangkat ke bahu Marco jadi posisi duduk Cici agak terhuyung. Posisi ini bikin pangkal paha Cici terekspos meski masih tertutup rok span.

"Ci... kakak kangen banget sama kamu." Kata Marco sambil terus menghujani kulit kaki Cici dengan kecupan basah.

"Ahhh Kaaa..."

Marco lalu berdiri, memeluk Cici. Kepala Cici nempel di dada Marco dan bisa denger degup jantung Marco.

"Cici, kakak cinta, kangen banget sama kamu."

"Aku juga kak." Mereka saling peluk erat, pelukan erat itu diakhiri ciuman bibir basah yang penuh gelora.

"Amhh..." Hisapan rakus bibir Marco dan Cici bikin keduanya makin bergairah.

Dengan cepat tangan Marco melucuti pakaian Cici. Cuma nyisain bra dan cd aja.

Cici awalnya malu dan nutupin pakai tangan tapi tatapan penuh cinta Marco bikin Cici yakin dan pasrah.

"Cici kamu cantik banget... Cici kamu udah dewasa."

Marco terus memuji Cici seiring Cici yang pasrah dibuat bugil tanpa sehelai benangpun.

Marco penuh nafsu menghujani tiap inch tubuh Cici dengan hisapan dan gigitan.

"Ahhh gelii kaaa.. Ahhh...."

Bibir, leher, payudara Cici udah penuh dengan cupangan penuh nafsu Marco, terakhir sebelum santapan dimulai. Marco membawa Cici ke kamarnya.

Cici direbahkan lalu Marco menyetel musik dan menyesuaikan cahaya.

Ditatap lama tubuh bugil Cici barulah Marco menanggalkan celananya.

Cici awalnya nutup mata tapi lama kelamaan Marco berhasil meyakinkan Cici.

"Buka mata kamu Ci, kamu juga harus liat aku..."

"Aku malu ka."

"Cuma ada kita di sini Ci."

Badan atletis Marco, muka ganteng, otot sixpacks, dan guratan tebal sepanjang perut sampai ke ujung senjata Marco bikin Cici tercengang.

"Hah?"

"Kenapa?"

"Kak, aku malu."

"Gapapa sayang, sini tangan kamu Ci... kamu harus pegang."

"Ta tapi kak?"

"Gapapa coba dulu disentuh."

bantu sundullllsss, vote vote voteeee komeeennnn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



bantu sundullllsss, vote vote voteeee komeeennnn

Dasar PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang