Love

1.2K 88 22
                                    

disclaimer:
due the wattpad's copyright, I, cakarabumi, declare that all of these is pure made by my brain and heart. the whole story in this fic is based on author's imagination. this story do not reflect theirself (as a content creator on Youtube), nor as Tokyoverse roleplay. everything here is fiction; something imaginary or invented. I do not accept any inspiration by me or copying the story. use your own brain.

saya menulis cerita ini dalam keadaan sadar tidak sadar. ketika ada ide, saya akan langsung menulisnya. jadi, jikalau alurnya ngalor ngidul, maaf, ya.

content warning & tags:

GIN X ECHI X ZAKAR, threesome; three people relationship; polyamory, fluff, contain harsh words, broken eng, slice of life, adult jokes (I guess?)

trigger warning:
harsh words, violence, blood, akan bertambah seiring berjalannya cerita.

. . .

Bersatunya kedua fraksi besar itu membuat para polisi serta para dewa kelabakan. Sialan. Yang benar saja? Satu saja sudah membuat mereka pusing, angkat tangan, dan hampir menyerah. Kini dua? Bajingan. Fraksi hitam dan putih, kartel dan mafia handal di kota. Kedua fraksi yang sama-sama menguasai kota itu kini bekerja sama dalam jalanan serta bisnis. Seperti keluarga yang terpisah jauh, kini mereka bersatu lagi menjadi satu.

Cosa Nostra dan Tokyo Noir, kartel dari negara Itali serta mafia dari negara Jepang itu menjadi satu. Berawal dari celetukan anak Tokyo Noir yang berkata tidak segan-segan untuk memerangi Maestro--organisasi para dewa, jikalau Tokyo Noir dan Cosa Nostra akan dijauhkan dan diandu domba. Celetukan asal itu membuat ide bagi kedua kepala keluarga mereka. Betul juga. Tentu, mereka tidak akan ingin terjadi pepecahan antara kubu putih serta kubu hitam. Lebih baik mereka bersatu dan melawan Maestro, bukan? Dari pada berpisah.

Lagi pula, mereka yakin, bersatunya mereka tentu dapat mengalahkan Maestro. Walaupun harus dengan susah payah, namun, tentu Maestro dapat dikalahkan oleh mereka.

Namun, apakah fokus cerita ini akan berfokus pada Cosa Nostra dan Tokyo Noir melawan Maestro? Tentu tidak. Fokus cerita ini adalah perempuan bersurai lilac. Echi Ceress.

Disinilah mereka sekarang, di penjara federal. Apakah mereka tertangkap? Lawakan yang bagus, tentu tidak. Justru, mereka disini untuk menyelamatkan ketua dari Maestro--Sultan. Sang mantan komisaris LSPD. Aneh memang, mengapa Maestro justru meminta tolong kepada Cosa Nostra dan Tokyo Noir, dari pada mencoba menyelamatkan sendiri. Padahal, Maestro memiliki kekuatan untung 'menculik' Sultan.

Tapi, peduli setan. Imbalan yang mereka dapat tidak main-main. Uang dengan jumlah yang banyak, senjata, peluru, narkoba, serta banyak hal lainnya yang dapat mereka manfaatkan. Segala hal itu mereka dapatkan dari beberapa pria dengan seragam Maestro yang menemui kedua kepala keluarga fraksi tadi. Apakah setelah mengetahui mereka mendapatkan imbalan itu, mereka akan menolaknya? Tentu tidak. Mereka bukanlah orang-orang naif yang akan merelakan kesempatan mendapatkan barang-barang itu secara cuma-cuma. Lagipula, mereka yakin, mereka akan menang melawan polisi-polisi di federal. Sangat mudah, apalagi kini dua fraksi besar itu menjadi satu.

Tembakan demi tembakan diluncurkan dari mereka yang berpakaian hitam dengan logo dan putih dengan tengkorak. Suara pelatuk yang ditarik itu mengudara. Situasi menjadi semakin tidak terkendali dengan hadirnya penembak jarak jauh dari berbagai sisi. Membuat polisi mau tidak mau memanggil semakin banyak helikopter dari berbagai kantor polisi untuk membantu mereka jalur udara.

"Echi, down satu," ucap sniper dengan topeng kelinci berwarna ungu dengan tema futuristik itu dari atas tebing ke radio. Sang pembunuh bayaran dari kota lain itu kini menjadi salah satu dari fraksi yang cukup menyeramkan di kota Tokyoverse. Yang tidak lain dan tidak bukan adalah Tokyo Noir--mafia dengan warna hitam sebagai ciri khasnya.

AGAPE; ELAINE CELESTIA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang