Sweet Blood

737 88 15
                                    

SLIGHT YUMEJOSHIP. Self-insert, OC ship insert. Marcel x my OC (Harriette Ayako). Warning, banyak kata-kata kasar dan adegan terlarang. Jikalau merasa terganggu, silahkan putar balik. Tombol kembali ada di kiri atas.

.  .  .

“Oh iya. Kalo ga salah kemaren Ai kan sempet jalan-jalan sama Agil ya, terus sempet liat kayanya ada anak mereka di satu tempat gitu, ngumpul. Ga tau dah itu hood mereka apa tempat nongkrong mereka,” ucap lelaki dengan surai ungu dengan nada kekanak-kanakannya, nada yang digunakan sangat berbeda dibanding saat dirinya bicara kepada yang lain.

Agil yang sedang mengunyah itupun menganggukan kepalanya, dirinyapun menelan paksa daging yang sedang ia kunyah agar dapat berbicara. “Iya! Atributnya sama persis. Kalo ga salah mereka nyebut nama item-item juga ga sih, njir?” pertanyaan yang dilontarkan oleh Agil mendapat anggukan dari Airuma.

“Walah. Cantik kali ya kalo kita make up-in dia pake darahnya?” ucap Jaki dengan seringai tipis. Ucapan yang dilontarkan oleh Jaki membuat Aenon, teman kecil Echi ikut berteriak heboh. “Sekalian aja cok, ukir nama kita satu-satu di dadanya!”

Trio Maestro yang mendengar hal tersebut sontak terdiam. Mereka ingin heran, namun ini adalah alasan mengapa mereka ingin masuk ke fraksi kotor ini. Fraksi kotor dengan orang-orang yang tidak takut mati, dan memiliki ide di luar nalar.

Key, salah satu orang yang dewasa di keluarga Noir itu tersenyum tipis. “Rambutnya kita bikin botak aja.” Selia menggeleng ketika mendengar itu, “jangan anjir! Kita jadiin rambutnya setengah botak setengah nggak, terus warnanya kita jadiin warna pelangi!”

Elya, salah satu korban dari fraksi bodoh itu ikut angkat bicara dalam perbincangan para perempuan ini. “Oh oh, terus gimana kalo pahanya kita hias? Uh pasti bagus banget tuh!”

Perempuan sekaligus anak termuda dari keluarga Noir ini ikut-ikutan kakaknya. “Ih aku mau design baju dia dong, Kak! Nanti aku pastiin, itu baju terbaik yang pernah dia pake sepanjang masa. Yang nggak ada di Binco sekalipun.” Binco, salah satu tempat penjualan baju terbaik di kota mereka. Memiliki banyak cabang, karena kualitasnya yang sungguh membuat orang rela mengeluarkan uang banyak hanya untuk kain yang menutupi badan mereka.

Para lelaki yang sedang menikmati makanan mereka hanya tersenyum mendengar itu. Baiklah, nanti mereka tidak akan langsung membuat mati anak-anak dari fraksi sampah itu. Mereka akan membawa para anggota dari Nature Star ke para perempuan dari fraksi ini. Sisanya? Biar mereka yang atur. Mau diejek sebagaimanapun, perempuan-perempuan itu bebas ingin melakukan apapun.

Echi tersentak. “Guys .. Isn't that too much?” dirinya tidak ingin hanya karena dirinya, segala hal jadi berantakan. Echi merasa dirinya tidak lebih dari sekedar batu yang berharga.

Aenon menaikan alisnya sebelah. “Nothing is too much for you, Dear.” ucapan yang dikeluarkan oleh Aenon membuat Echi tersenyum. “ARGHHH I love you so much, guys! Nanti aku ikut dong.”

Sang bungsu yang melihat senyuman dari kakaknya itu ikutan tersenyum. “Gas lah! Kurang rasanya kalo Kak Echi nggak ikut.”

Marcel mengdenguskan hidungnya. “Kalian tuh ya, bener-bener. Makan dulu heh.” ucapan Marcel membuat perempuan Tokyo Noir terkekeh kecil, lalu merekapun menurut akan ucapan Marcel.

“Eh, Cel, lu sama Ayako gimana?” tanya Funin, memecah keheningan di meja makan. Sontak, keadaan meja makan ramai kembali. “Ah iya anjir, Marcel kan sama si Aya ya! Aduh sayang banget Ayakonya lagi keluar kota.” ucap Aenon dengan bersemangat.

Marcel mengerutkan keningnya heran. “Wait wait, kok bisa tau?” pertanyaannya dijawab oleh sang bungsu. “Kak Ayako told us. There's no secret between family, you know, Uncle?” Marcel menganggukan kepalanya paham. Benar juga.

AGAPE; ELAINE CELESTIA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang