4. Firasat

260 24 6
                                        

Sore hari yang masih terik, dan ada dua anggota baru di ruang latihan klub dance yang seringkali membuat kesalahan karena masih belum terbiasa. Lelah.

"Tidak apa-apa, seperti ini." Sungchan menoleh ke sumber suara, untuk melihat Wonbin yang memeragakan gerakan pada Anton dengan sabar.

Sialan.

Seharusnya dia tidak perlu mengajak Anton ke klubnya jika harus melihat pemandangan seperti ini setiap hari.

"Wonbin, tidak perlu mengajari Anton, biar aku saja. Sebaiknya kau melanjutkan koreo selanjutnya, entah belajar pada Shotaro atau Sungchan. Terserahmu." Keberadaan Eunseok kali ini patut Sungchan acungi jempol, meski detik selanjutnya dia harus menelan kekecewaan lagi karena Wonbin tentu saja tidak akan memilihnya.

Pemuda yang lebih muda darinya itu berjalan melewatinya, untuk meraih Shotaro. Dan Wonbin bukan orang yang akan berbasa-basi juga, jadi Sungchan tidak mengharapkan Pemuda itu akan berbalik padanya.

"Shotaro sedang mengajari Sohee, jadi kau juga tidak memiliki pilihan lain selain mengajariku."

Akhirnya, keberuntungan memihak Sungchan. Sungchan tentu saja sudah bersorak dalam hati, namun ekspresi wajahnya masih terkendali dan menatap Wonbin sekenanya. Dia sekilas melihat Eunseok yang mengedipkan sebelah mata padanya, menggodanya dengan situasi yang tengah dia hadapi.

Satu jam selanjutnya hanya terasa seperti angin lalu bagi Sungchan. Dia lupa kapan terakhir kali dirinya bisa menyentuh permukaan kulit Wonbin seperti itu. Rasanya masih sama, lembut yang menggelitiki ulu hatinya.

"Ayo makan malam bersama dulu sebelum pulang!" Eunseok bersorak, menyikut lengan Sungchan dengan nakal. "Jika ada yang menolak, maka si penolaklah yang akan membayarkan makan malam kita." Lanjutnya, mendahului apapun yang akan dikatakan okeh Wonbin.

Mereka berenam akhirnya pergi ke restaurant BBQ terdekat. Wonbin dan Anton yang merupakan anggota baru telah diseret untuk duduk di tengah. Wonbin diapit oleh Sungchan dan Shotaro, sementara Anton diapit oleh Eunseok dan Sohee.

"Wonbin tidak suka ini?" Sohee menjadi orang pertama yang memecahkan keheningan, sedari tadi dia memperhatikan Wonbin yang memilah-milah makanan.

"Nanti akan kumakan." Wonbin menjawab dengan pelan, tidak ingin suaranya terlalu menarik perhatian.

Tangan putih kemerahan itu berhenti di atas piring Wonbin, memindahkan beberapa potong daging yang telah matang ke sana. Tiga pasang mata menyorot perilakunya, sementara sang empu yang diberikan perhatian tidak mengindahkan itu. Dia sibuk mengunyah baso ikan di dalam mulutnya, seakan terbiasa mendapatkan perlakuan dari pemuda di sebelahnya.

"Hyung!" Anton menjadi orang pertama yang mengarahkan mangkuk kosongnya pada Sungchan, memintanya untuk mengisi mangkuknya juga.

"Belum matang." Balas Sungchan sekenanya. Karena betul daging yang dia panggang belum matang lagi.

"Dasar pilih kasih." Anton bergumam, merasa cemburu pada Wonbin yang merupakan anak baru sepertinya namun mendapatkan perhatian lebih dari kakak sepupunya itu.

"Sini sini ku isi." Eunseok mengambil mangkuk Anton, mengisinya dengan daging yang sudah matang. Mengurusi bayi besar seperti Sungchan cukup membuatnya menjadi lebih peka terhadap sekitarnya. Dia tidak ingin ada pandangan buruk terhadap sahabatnya itu, terlebih dari orang-orang terdekat Sungchan, apalagi jika hal itu sudah menyangkut Wonbin.

Sungchan dan Wonbin adalah dua orang yang sangat penting baginya, dan dia tidak ingin kesedihan apapun menimpa keduanya lagi.

Makan malam yang tadinya hanya sebatas omong kosong Song Eunseok, kini menjadi malam yang cukup panjang bagi mereka. Pasalnya pukul sembilan lebih, mereka baru selesai dengan acara yang tidak diagendakan itu. Itupun selesai karena Shotaro mengatakan jika Anton baru kelas 10 untuk bisa pulang lebih dari jam 10.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love 119 - syongnenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang