Prolog

421 23 1
                                    

Welcome!
Happy reading!



•~•~•~•~•~•~•~•

Kini seorang remaja berumur 18 tahun sedang duduk di kursi belajar kamarnya, kamar yang berdominasi warna abu-abu dan hitam menghias sekeliling membuat orang yang melihatnya merasa nyaman.

Seno tengah belajar untuk keperluan ujian yang diadakan di hari esok, mendapat nilai bagus tentu saja keinginan semua orang 'kan?

Saat dimana angin berhembus kencang, hanya terlihat kegelapan malam, bintang di langit serta lampu jalanan yang menyala. Semua itu terlihat dari jendela kamar Seno.

Terdengar setiap kata dan nada yang muncul dari laptop Seno, lagu menemaninya kala sunyi datang disaat Seno asik belajar.

Tok, tok, tok...

Suara ketukan pintu kamar mengalihkan pandangan Seno yang bermula menghadap pada tumpukan kertas menuju ke ambang pintu berwarna putih yang tertutup.

Tanpa berpikir panjang Seno membuka pintu tersebut, terlihat wanita paruh baya yang sudah mengenakan gaun di atas lutut serta rambut yang rapi dan make up yang tak bisa dibilang tipis membawa sebuah kertas kecil.

"Ini tugasmu, bunda mau ketemu pacar bunda. Oh, iya nanti kakak mu pulang. Awas aja kalo kamu bilang bunda ke club, bilang aja ke rumah teman. Paham?" ucap wanita paruh baya tersebut panjang lebar.

Lalu ia menyodorkan kertas kecil yang berisi list tugas rumah yang harus Seno kerjakan malam ini juga, jika tidak habis nyawanya.

Seno hanya mengangguk sebagai jawaban, setelah itu wanita tersebut melenggang pergi dari hadapan Seno.

"Huft, belum juga Seno selesai belajar. Tapi sama saja kalo aku ga ngerjain ini." ucap Seno membaca kertas tersebut.

Kerjain, kalo ga bunda ga segan-segan hajar kamu lagi, Seno!

1. Cuci piring
2. Bersihin dapur sama masak nasi
3. Sapu + pel ruang tamu
4. Lipat baju yang ada di loundry room
5. Minta uang 1juta ke kakak mu, tapi jangan bilang bunda yang bilang. Awas kalo kamu bilang, Seno.

Hanya helaan nafas yang terdengar, dari dulu Seno selalu saja mendapat list yang berujung meminta uang untuk bundanya pergi ke club malam. Sampai-sampai rasanya Seno ingin merobek kertas tersebut.

Namun tamatlah riwayatnya jika Seno tak mengiyakan suruhan sang bunda, mau bagaimana pun kita harus tetap patuh pada bunda kita, ya 'kan?

Dengan cepat Seno bergegas ke dapur untuk mencuci piring dan membersihkan bagaimana kacaunya dapur jika sang bunda mengajak temannya ke rumah untuk meminum wine bersama.

Sedikit demi sedikit piring dan peralatan kotor berkurang, digantikan dengan piring bersih yang tertata rapi di rak.

Keringat membasahi pelipis Seno, tak jarang ia mengusapnya menggunakan lengan bajunya.

___________________

Setelah menghabiskan waktu 30 menit membersihkan dapur, ia melanjutkan aksinya ke ruang laundry untuk mengambil pel serta sapu.

Membersihkan setiap inci ruang tamu, semua debu dan kotoran Seno bersihkan tak tersisa. Yang tersisa hanyalah pantulan lantai yang bersih dan bersinar.

VICTIMS OF WEALTH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang