Warn! Mature 21+, sex scene, harsh words, explicit, rap3, stalker, age gap!
•••
"Mas Marshall!"
Suara pekikan itu cukup menghentikan pria berkepala tiga yang sedang menyedot asap rokok di salah satu bangku taman. Dia menoleh ke sumber suara, terlihat seseorang dengan gaun hamil selutut dan outer blazer yg menutupi pundak mulutnya dengan perut yang melendung besar.
Air mata yang memanggilnya jatuh bersamaan dengan Marshall langsung memahami situasi. Dia menginjak rokoknya berdiri dan menghambur membawa tubuh kecil itu dalam dekapannya.
"M-mas hiks... Mas~" tangisnya. Makin berhambur meski dia memukul-mukul punggung tegap Marshall.
"Dek..." Panggil Marshall dengan suara dalamnya. Tangannya mengelus pucuk kepala yang sedang bergetar dalam tangisan.
"A-anak sopo-"
"Darah daging lu, Marshall!" Sambar Husen sambil mendongak menatap tajam Marshall yang cukup kaget tertampar fakta.
"K-kamu beneran hamil anakku dek-"
Husen terperangah dia langsung menoleh.
"Lu kira gw lonte, Marshall?!" Bentak Husen yang mencak-mencak memotong kalimat pria itu.
"A-ah~" rintih Husen tiba-tiba sambil memegang perutnya. Marshall yang agak panik langsung mendudukkan tubuh pria hamil itu di bangku taman.
"Jangan marah-marah toh dek, anaknya gak demen kalau ibunya gitu..." Sahut Marshall tiba-tiba.
Husen yang menahan sakit langsung memicingkan mata ke pria itu.
"Apa lu bilang? Gimana gw gak marah-marah ya. Lu ninggalin gw sama sperma lu yang jadi di tubuh gw, Marshall. Gw frustasi nyariin lu sampe gw gak berharap juga t-tapi hiks... gw gak mau anak gw menyedihkan~ gw nyoba nyari lu kemana-mana tapi lu kayak ditelan bumi?! Lu jahat, hiks..."
Husen mengamuk sambil masih menangis dengan manusia yang menitipkan benihnya di tubuh perawan Husen.
"Sayang, maafin mas dek... Maafkan mas yang gak bisa nahan nafsu waktu itu. Kamu tau kan mas beneran cinta sama adek-"
"Gak perlu- hikkk, Mas sakit~" Husen yang awalnya mau mengamuk menjadi sebuah rintihan usai merasa pergerakan bayinya di dalam perut.
Marshall yang berada di depannya panik bukan main, sambil tangannya terulur untuk mengelus perut buncit Husen yang mulai kelihatan.
"Dekbay, jangan buat ibumu sakit, nggih? Ayah tau adek anak baik jadi jangan nakal ya." Ujar Marshall sambil membelai perut Husen.
Pria yang lebih muda agak takjub melihat pria genit nan mesum yang pernah memperkasainya dulu sekarang menjadi lebih lembut dan muncul aura kebapakan. Apalagi wajahnya menahan semburat merah usai elusan itu yang sepertinya berefek dan berhasil menghilangkan rasa sakitnya.
Setelah merasa aman, Marshall memundurkan badannya. Awalnya dia menoleh ke perut sekarang menatap pria hamil di depannya yang tak kalah indah untuk di pandangi.
"A-apa?!" Gertak Husen merasa salah tingkah mendapat tatapan dari Marshall yang begitu dalam.
"Dek, aku mau tanggungjawab atas kamu dan anak kita. Tapi, apakah adek siap menerima mas sebagai suami dan ayah anak adek?"
Kalimat penuh keyakinan yang Marshall lemparkan di mula percakapan serius ini.
Hati Husen sendiri berdesir seolah terguling di lautan pasir gurun.
"Sebelum gw jawab, lu harus jelasin kenapa lu menghilang kayak dikekep bumi selama ini. Lu ninggalin gw dengan benih lu yang udah jadi bayi bukan berarti seenaknya lu dateng-pergi..." Balas Husen.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Oneshoot] The Kuproy - Markhyuck Local
General FictionKarena perintah ibu negara, Husen si pengangguran terpaksa keluar dari cangkangnya untuk membeli garam dapur ke warung yang berada di seberang konstruksi bangunan yang menjadi menyambung takdirnya dengan seorang om-om kuli yang suka genit. "M-mas...