25. Nge-date

15.7K 626 40
                                    

ANYEONG! MALAM INI AKU UPDATE LAGI!!

Nih, kemarin yang bilang part-nya kurang banyak, sekarang aku udah buat sekitar 2400k kata lebih lho!

Semoga nggak muak, ya!

Yuk, lah langsung baca ❤️

_-00-_


Kepergian Gara menyusul Pearly membuat Nalika semakin jengkel menghadapi keras kepala sang anak. Sejujurnya ia sudah menyukai Pearly sejak pertemuan pertama. Yang disayangkan hanyalah jarak umur antara Gara dan Pearly yang sangat mustahil untuk bisa bersatu. Nalika lebih setuju jika Pearly berhubungan dengan Gerald ketimbang Gara yang lebih cocok menjadi ayah dan anak.

Nalika mengetuk pintu kamar Pearly yang sebelumnya sempat ditutup oleh Gara. Ia sengaja mengikuti Gara yang menyusul Pearly karena penasaran apa yang akan dilakukan oleh dua pasangan tersebut.

Sembari mengetuk pintu Nalika berkata. "Gara, fokuslah pada perjodohan Pearly dan Gerald seperti yang kamu bicarakan dengan orang tua Pearly. Mama pergi dulu, semoga kamu tidak menyesal karena telah membangkang. Belajarlah dari masa lalu, Gara!"

Setelah mengatakan hal itu kepada Gara yang berada di dalam kamar, Nalika segera pergi dari sana. Ia mengambil tas miliknya di kamar Gerald, sekaligus berpamitan dengan sang cucu sebelum pulang.

Peristiwa perdebatan antara Gara dan Nalika ternyata juga diketahui Gerald. Laki-laki itu memang sengaja mencuci otak sang nenek agar tidak menyetujui hubungan sang mantan dengan ayahnya. Gerald tersenyum puas karena ternyata Nalika sudah termakan ucapannya. Memutuskan hubungan Gara dan Pearly melalui Nalika itu sangatlah mudah, karena ia tahu jika sang nenek sangat menentang jarak usia pasangan yang terbilang tak pantas.

Rencananya membuat Nalika tidak setuju dengan hubungan Gara dan Pearly sudah berhasil. Kini, ia harus membuat Gara maupun Pearly membenci satu sama lain agar seratus persen rencananya berhasil. Semua ini ia lakukan demi menghindari Pearly yang berpotensi menjadi mama tirinya.

Mau ditaruh mana mukak gue kalau mantan gue sendiri jadi mama gue? Ogah banget!

Gue harus bikin papa dan Lily saling membenci atau salah paham. Dengan begini, Lily nggak akan pernah jadi mama gue.

Berbagai ide untuk menjauhkan Gara dan Pearly mulai terbentuk dan tersusun rapi di otak Gerald. Lama ia berpikir sampai tak sadar ujung matanya menemukan sosok Nalika keluar dari kamarnya sembari menjinjing tas. Gerald segera berlari menghampiri Nalika guna menanyakan apa yang hendak dilakukan olehnya.

Tiba di belakang Nalika, Gerald langsung meraih pergelangan tangan wanita tua itu hingga membuat Nalika terkejut. Balikan menoleh, lalu tersenyum begitu mengetahui ternyata sang cucu yang mencekal tangannya.

"Oma mau ke mana?"

"Pulang. Oma ada urusan."

Bibir Gerald melengkung ke bawah, kemudian menarik-narik tangan Nalika seolah menahannya untuk berlama-lama di sini. "Kenapa pulang? Baru juga datang. Gege belum puas cerita-cerita sama Oma."

Sosok remaja Gerald di depannya ini masih terlihat seperti bocah berusia lima tahun. Nalika tidak pernah menganggap cucunya bertambah besar karena mengingat bahwa Gerald adalah cucu semata wayang. Ia kecup wajah sang cucu sampai meninggalkan bekas pewarna bibir di sana.

"Kalau Gege mau cerita-cerita, ayo ikut sama Oma. Oma nggak bisa lama-lama di sini, Oma mau ke rumah tante Ellen."

Dahi Gerald berkerut membentuk tiga kerutan yang tersusun membujur di antara alis. Sepertinya ia mengenal Ellen yang Nalika maksud. Saat mendengarkan perdebatan antara Gara dan Nalika di kolam tadi, ia juga tak sengaja mendengar nama Ellen disebut-sebut oleh Nalika. Gerald tersenyum samar, sepertinya ia bisa memanfaatkan situasi ini.

TAKEN YOUR DADDY [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang