Happy reading

9 0 0
                                        


"Pa,ma kalian mau masukin Abila ke pesantren ?, Bila engaa mau, kalian kan tahu kalau Bila udah punya pacar. Kalau Bila kangen sama pacar Bila gimana, pokoknya Bila engaa mau!" tolak Bila.

"Abila Nadine Altaraya! Kamu harus nurutin permintaan kita berdua demi masa depan kamu, disana nanti kamu akan mempelajari agama, kamu sudah punya pacar bisa bisanya kamu berpacaran. Lebih baik kamu putuskan pacar mu itu!, kalau kamu tinggal di pondok pesantren kamu akan merasa lebih tenang.Tidak seperti pacarmu itu!, Yang hanya bisa membuat mu gila. pokonya besok kamu sekolah pulangnya jangan malam-malam , mana ada seorang perempuan pulang jam 12 malam." ucap sang papa Bila.

"Tapi, paaa" rengek Bila kepada sang papah.

"Nggak ada penolakan!" tegas sang papa.

"Kalau kamu engga masuk pesantren kapan kamu bakalan berubah nya? ha!,"

" Pesantren tidak se-menakutkan itu Abila.Pesantren adalah tempat yang baik, kamu bisa menimba ilmu di sana, dan tolong kamu secepatnya putusin pacar kamu itu untuk mengakhiri hubungan yang haram itu," tutur papa nya dengan lembut.

"Tapi pa, Bila sayang banget sama bang-," belum sempat Bila menyambung katanya sudah di potong saja oleh sang papa.

"Emang kamu gak malu apa? Karena kamu melakukan hal zina dan hubungan yang  haram," tekan sang papa kini ia sudah tak tahan amarah nya.

"Pokoknya kamu harus segera putusin pacarmu itu!," tegas sang papanya.

"Kalau Bila gak mau?," nekat Bila.

"Kalau kamu gak mau maka dengan terpaksa fasilitas kamu papa cabut baik itu ATM ,mobil dan uang saku kamu," tegas sang papa langsung pergi dari Ruang tamu tersebut.

Setelah sang papa pergi kini bagian mama Bila untuk merayu anaknya.

" Bila sayang dengerin ya, apa yang di bilang papa kamu itu bener loh gaada yang salahnya, itu demi kebaikan kamu loh," jelas mamanya dengan lembut.

"Kebaikan apa? bukan kebaikan yang Bila dapat tapi malah kesengsaraan, mama tahu kan kalau Abila orang nya enggak suka diatur-atur, Bila juga engaa mau disuruh-suruh ," sentak Bila.

"Iya sayang tapi emangnya kamu engga mau jadi perempuan yang paham agama, mamah sama ayah cuman mau hal yang terbaik buat kamu. Semisalnya kamu engga masuk pesantren kamu pasti bakalan sibuk sendiri dengan teman-teman kamu yang di jalanan itu, mamah kesepian kalau kamu sering pergi keluar, mamah juga takut kalau kamu nanti terjerumus ke jalan yang enga bener. Jadi lebih baik kamu masuk pesantren kan bukan kah begitu?," tanya mamanya kepada Bila.

Tidak ada jawaban melainkan anggukan kecil dari kepala Bila.

Tak lama kemudian Bila meminta izin untuk memasuki kamar terlebih dahulu, ia butuh waktu untuk sendiri saat ini.

Pagi hari pukul 06.15 pagi-pagi sekali Abila sudah berada di sekolah, ia pergi tanpa berpamitan kepada kedua orang tuanya itu.
Ketika Abila baru saja ingin tidur seketika ia memasang wajah malas ketika Inara memanggilnya dengan nada khas nya.

"Abila," pangil Inara.

"Apa?," tanya Abila malas.

"Enggak cuman manggil doang hehe,"

"Kenapa lo mukanya masam kayak gitu?," tanya Inara.

Tidak ada jawaban dari Abila yang dimana membuat Inara semakin penasaran dan menanyakan pertanyaan terus -menerus.

"Lo kenapa Abila?," tanya Inara dan lagi-lagi tak dijawab.

"Kalau lagi ada masalah itu cerita jangan di Pendem sendirian."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GUS ARHAN {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang