NEWBIE

278 59 142
                                    

"Terkadang episode baru
lebih menyenangkan dari yang lama"

"ALKANA"

***

"Ka, nanti jgn lupa latihan basket, gw tunggu sehabis pulang sekolah."

"hm.."

Alka tak mengalihkan pandangannya.
Ia tetap fokus dengan langkahnya menaiki tangga untuk segera menuju kelas. Sakta yang melihat hal itu hanya menghembuskan nafasnya gusar, sifat dingin sahabatnya itu memang selalu melekat dalam detik kehidupannya.

"semoga segera ada yang mencairkan es di dalam diri lo,"

Dalam benak Sarka yang ia semogakan adalah, semoga saja sahabatnya itu akan segera menemukan seseorang yang dapat mencairkan sifat es batu yang terlalu keras di dalam dirinya.
 
Semoga saja takdir mengabulkan.

Setelahnya Sarka juga pergi dari tempatnya, yang sebelumnya ia menatap lama punggung Alka hingga sang pemilik menghilang dari penglihatannya.

Alka terus melangkah, ia buru-buru sampai tidak terlalu memperhatikan sekitarnya.

"Dukkhh"

Di sela-sela ketergesaannya ia tak sengaja menabrak seorang perempuan.

"Awshh" gadis itu merintih, akibat sakit yang ia rasakan pada pundaknya.

"Maaf gue ngga sengaja,"
Alka sadar akan kesalahannya, ini semua akibat kecerobohannya yang tidak memperhatikan sekitarnya. Sampai akhirnya ia mengulurkan tangannya, berniat untuk membantu Gadis itu. Gadis itu mendongak menatap Alka sejenak, mungkin ia sedikit ragu.

"Gue bantu," wajah gadis itu sangat asing bagi Alka, selama ia sekolah di SMA Rajawali ia tak pernah sekalipun melihat  gadis ini.

"Gpp aku bisa sendiri, makasih."
Gadis itu segera berdiri dan beranjak dari tempatnya, dan yang lebih mengejutkan lagi ia masuk ke dalam kelas Alka. Alka sempat tertegun, sejenak hanya sejenak.

"ngapain gue peduli," tidak, kenapa Alka harus peduli ini kan bukan urusannya. Kenapa takdir seakan menyuruhnya untuk ingin tau, tentang apa yang dia saja bahkan tidak mengerti.

"Es batu kesayangan ibu, jangan bengong di depan pintu kelas atu, kunaon? Ayo masuk, ada murid baru yang akan ibu perkenalkan."

Teguran Bu Novi tadi membuatnya tersadar akan lamunannya, sungguh memalukan apalagi ia masih berada di depan pintu kelas. Seperti tidak peduli dengan sekitarnya, Alka tetaplah Alka, dengan wajah dingin dan tidak pedulinya.

"Assalamualaikum anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru, nak silahkan perkenalkan diri."

Dengan hormat dan sopan gadis yang berada di samping Bu Novi kini memberanikan diri untuk mengatakan biodatanya, agar adaptasi nya mungkin akan mudah bersama teman-teman barunya.

"Assalamualaikum...
Perkenalkan, nama saya Metafora Anara Kharlez, kalian bisa panggil saya Nara." Begitu mungkin kurang dan lebihnya yang ia sampaikan.

"Baik Nara bisa duduk di tempatnya,"
Nara mengangguk sopan lalu berjalan menuju bangku di sebelah Alka, yang memang tempat di sebelahnya kosong. Pria dingin itu pintar, seperti namanya Alkana, yang terdapat dalam senyawa Kimia.

ALKANARA : _senyawa dan persamaan_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang